Hasnah merasa kehangatan tangan yang menggenggam jari jemarinya.
Lautan manusia ini, terasa menyemut, serasa tak ada hentinya mereka yang melakukan tawaf di Rumah Allah ini. Masjidil Haram.
Kokoh genggaman itu, masih seperti dulu. Namun, bagi Hasnah, kehangatannya sudah tak ada lagi, hanya karena status sebagai istri, Hasnah tak menepiskan tangan kokoh itu.
Perhatiannya, masih seperti dulu. Dengan telaten Bagas menuntun Hasnah keluar dari Mesjidil Haram, membimbing Hasnah menuju pelataran Shuttle Bus, dengan Shuttle Bus mereka akan menuju hotel tempat mereka menginap.
Kondisi suami istri, Bagas dan Hasnah, di mata orang awam sangat ideal.
Bahkan menurut Bagas sekalipun demikian. Â Tak ada yang kurang, sangat sempurna.
Hanya, bagi Hasnah, semuanya sudah berubah. Istana kokoh berbatu pualam itu, kini sudah berubah menjadi istana kertas. Jangankan hujan badai, hujan gerimis sekalipun, sudah cukup untuk menjadikan semuanya porak poranda.
Bagas dan Hasnah, masih menunggu shuttle Bus, ketika mereka datang tadi, Bus baru saja berangkat. Itu artinya, mereka harus berdiri, diantara jemaah Umroh yang ingin kembali ke Hotelnya sekitar sepuluh menit.
Bagas dan Hasnah, sudah tak mengenakan pakaian Umroh. Mereka hanya mengenakan baju syar'i. Umroh yang wajib, telah mereka lakukan dua hari lalu. di Bir Ali mereka dua hari lalu mengganti pakaian mereka dengan pakaian tak berjahit. Lalu, rangkaian sya'i dan tawaf sgera mereka lakukan setelah mereka tiba di Masjidil Haram, untuk akhirnya memotong rambut. Maka, selesai sudah Ibadah Umroh.
Untuk mereka yang masih ingin untuk melakukan lagi. Maka, silahkan lakukan sendiri, biro travel Umroh hanya berkewajiban membimbing jamaah untuk umroh yang pertama.
Selanjutnya, silahkan lakukan sendiri.
Anak-anak bukan tak ada yang ingin ikut. Tapi, Hasnah sengaja membujuk mereka untuk tidak ikut. Umroh kali ini, "khusus" Mama dan Papa. Begitu bujuk Hasnah pada anak-anak. Syukurlah, anak-anak mengerti dan merelakan Hasnah dan Bagas untuk melakukan ibadah "khusus"nya.
Hasnah tak bisa membayangkan, jika anak-anak ikut. Lalu, agenda besar yang dia rencanakan akan gagal.