Makin tinggi "derajad" seseorang, makin tinggi kebutuhannya pada Asesories. Itu sebabnya, harga secangkir kopi pada kedai kopi hanya sepersepuluh harga kopi yang sama ketika dihidangkan di coffee Shop.
Pada kasus lain. Ketika penghuni Neraka hendak dipindah ke Syurga. Sang penghuni merasa minder dan menolak. Biarlah dia di neraka saja. Tubuhnya yang hitam legam terbakar api, rasanya tidak pantas untuk masuk Syurga, dimana penduduk Syurga berkulit putih bersih. Pakaiannya yang compang camping, tidak layak untuk disandingkan dengan pakaian penduduk Syurga.
Padahal, Allah tak melihat pada tubuh yang hitam legam dan pakaian yang compang camping. Allah hanya melihat pada hati sang kandidat syurga yang sudah bersih karena dicuci dengan api Neraka selama ini.
Berlebihankah Allah, ketika memindahkan sang hitam legam dengan pakaian compang camping ke Syurga? Jawabnya tidak berlebihan. Karena dia memang sudah pantas untuk memperoleh fasilitas itu, sudah pantas untuk mendapat kasih sayang yang berjibun itu.
Jangan katakan Allah berlebihan. Sebab, ketika kata berlebihan itu kau ucapkan. Itu artinya, kau terbelenggu dengan masa lalumu, kau sedang berusaha untuk menikmati siksa yang kau terima selama ini. Kau belum mampu untuk move on, memasuki dunia yang sama sekali baru dengan dunia masa lalu mu.
Yang dibutuhkan seorang untuk memasuki dunia yang sama sekali baru, bukan menolak dunia baru itu. Melainkan, merubah maindseat yang ada di kepalanya selama ini. Merubah pola pikir, bahwa saya bukan pengemis yang meletakkan nilai sepiring makanan di atas segalanya, termasuk tempat dimana makanan itu, layak untuk disantap. Juga, saya bukanlah seorang penghuni Neraka yang menikmati segala kesengsaraan dengan dalih itu bagian dari takdir hidupku.
Tetapi terimalah semua, sebagai takdir baru. Takdir yang memang pantas untuk diterima.
Jika masih menganggap diri kurang pantas. Maka, langkah terpendek untuk itu, pantaskan diri dengan perilaku baru. Prilaku pengemis berganti perilaku tamu agung, perilaku penghuni Neraka menjadi perilaku Syurga.
Dalam hidup ini, apa yang tidak mungkin?
.
Wallahu A'laam.