Dari uraian diatas. Agaknya, habit yang dimaksud, sudah menjadi bagian integral diri, sesuatu yang sudah tidak mungkin dipisahkan. Kita sudah terbentuk untuk bangun jam tiga dinihari untuk sholat malam, tilawah al-Qur'an setiap hari. Ada ancaman shock terapi yang diberi nama Neraka, sebagai konversi perbuatan dosa dan ada juga Syurga yang tak terjangkau hayal manusia untuk meredaksikan keindahan dan kenikmatan di dalamnya, sebagai buah capaian usaha kebaikan yang dilakukan.
Sehingga, jika akhirnya, pada realita keseharian pasca ramadhan, habit yang kita miliki, tidak sesuai dengan gambaran diatas. Maka, yang perlu dipertanyakan, bukan lama waktu latihan yang sebulan. Melainkan, apakah kita sudah benar dalam melaksanakan seluruh tahapan yang dipersyaratkan dalam latihan sebulan itu.
Wallahu A'laam. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H