Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Untuk Edo, Kapan Mak Tak Siap?

5 Desember 2017   01:57 Diperbarui: 5 Desember 2017   02:12 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari belum sepenuhnya malam, baru menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Sejak siang tadi Jakarta diguyur hujan, sudah dua hari ini Jakarta diguyur hujan dengan intensitas tinggi. Proyek tempat Edo kerja sudah berubah menjadi kolam besar, semua permukaan tergenangi air. Tak ada aktifitas yang dapat dilakukan, kecuali menyedot air keluar area proyek. Pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mekanik. Dan itu artinya, tak ada pekerjaan yang dapat Edo kerjakan.

Jam dua, hampir seluruh karyawan pulang, termasuk Edo, kecuali mekanik dan satpam. Mekanik mengeluarkan air keluar areal proyek dan satpam mengamankan areal proyek.

Namun, pulang cepat bukan berarti Edo segera tiba di rumah. Macet disebabkan spot-spot banjir dibeberapa tempat, membuat segalanya berubah. Kemacetan mengular kemana-mana, hingga perjalanan pulang yang biasanya hanya butuh satu setengah jam, malam itu butuh waktu tujuh jam, hingga Edo tiba di rumah jam Sembilan lewat. Luluh lantak rasanya badan Edo, lelah secara fisik karena macet dan lelah pshykis akibat terjebak dalam antrean panjang hingga tiba rumah.

Selesai mandi dan makan malam, sambil rehat Edo, melihat acara TV yang isinya di dominasi laporan banjir yang terjadi siang tadi. Banjir kali ini, ternyata benar-benar besar dan melumpuhkan Jakarta. Pantas saja, perjalanan pulang tadi hingga tujuh jam.

******

"Sebel ikh..." kata Yuli, sembari memonyongkan mulutnya.

"Maksudnya gimana Yul?" balas Edo, tak tahu apa yang dimaksudkan Yuli.

"Kalo cuma mau dipandang doang, ngapain ke sini? Kan di WA juga bisa"

"Ooo.. githu"

"Kalo cuma mau ngobrol doang, ngapain ke sini? Kan Chatting juga bisa"

"Ooo.. githu"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun