"Tahu kau Ham, Allah itu pencemburu" kata Hamid disela-sela manusia yang menyemut menuju Masjidil Haram pagi itu.
"Maksudmu..?" Tanya Idham.
"Dia hanya mau, hambaNya datang untuk diriNya sendiri. Tidak untuk yang lain"
"Segitunya Mid?"
"Iya... Bahkan untuk yang terbersit dalam hatipun, Dia tak mau diduakan" Jawab Hamid lagi.
Makjleeeb. Terguncang hebat Idham. Guncangan yang menembus langsung ke pusat jantungnya. Lalu, bagaimana dengan niatnya ingin  bertemu Sarah, bagaimana dengan nasib cincian berlian yang berada di tas pinggangnya ini? Bagaimana dengan rencana dirinya yang ingin berlutut dihadapan Sarah, sekaligus meminangnya, bersedia untuk menjadi isterinya?
*****
Lautan manusia yang mengelilingi Ka'bah dalam ibadah yang disebut Tawaf itu, makin menyemut saja. Masing-masing mereka larut dalam talbiyah yang mereka baca, larut dalam hati yang tertuju hanya padaNya.
Di putaran ke lima, Idham sempat melihat Sarah. Idham menggeser kakinya, masuk ke dalam lautan manusia lain, sarah segera hilang dari pandangannya. Idham sudah bulat memutuskan, Cintanya saat ini, tak ingin dia bagi. Idham hanya ingin mempersembahkan semuanya hanya pada Allah. Tidak ada kecuali untuk yang lain.
Di akhir putaran ke tujuh, cincin berlian yang selalu setia di tas pingganggnya, dia serahkan pada wanita tua yang sedang khusuq berdo'a bermunajat padaNya. wanita pertama yang dijumpai Idham ketika usai melaksanakan Tawaf..
Biarlah cinta yang dia jalani saat ini, hanya tertuju padaNya, pada Allah, bukan untuk yang lain. Bukan untuk Sarah.