Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menan yang Menemani Mandeh

23 Juni 2017   00:19 Diperbarui: 23 Juni 2017   11:30 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar. (satujam.com)

Ke makam Mandeh itu, langkah kaki Menan selanjutnya. Kini, Menan tak membawa materi, tapi membawa do'a dan tekad.

Do'a yang dia akan panjatkan pada Allah di makam Mandeh, agar Mandeh diberikan Allah kelapangan di Alam sana, diberikan tempat yang terbaik disisiNya, serta tekad dalam dirinya untuk menjalani hari-hari berikutnya sebaik mungkin, baik untuk diri pribadinya, maupun untuk lingkungan masyarakat sekitarnya. Sehingga, ketika dia kembali kelak padaNya, dapat berjumpa kembali dengan Mandeh disisiNya.

*****

"Semua hasil penjualan saham pak Menan selesai" Ujar Notaris Saragih.

"Selanjutnya, apa lagi langkah berikutnya?" tanya Menan.

"Tak ada, Bapak tinggal tanda tangan disini, 5 hari kemudian, semuanya sudah beralih ke rekening Bapak". Lanjut Saragih.

"Bagaimana dengan rumah dan kendaraan lainnya?"

"Sama pak,  lima hari lagi semuanya sudah aman di rekening Bapak"

Begitulah Boss besar yang bernama Menan itu, hanya dengan taksi menuju Pelabuhan Tanjung Priok dan dengan kapal laut tiba di dermaga Muara. Semuanya dia lego, tekadnya sudah bulat, membangun kampung Muara. Kampung dimana Mandeh beristirahat dengan tenang.

Perjuangan sesungguhnya bagi Menan, dimulai disini, dikampung Mandeh, sambil Menan menemani Mandeh, meski bentuk nyatanya kini, hanya berupa pusara.

Tapi, bagi Menan, Mandeh tetap hidup, tetap kekal dihati sang anak semata wayang Mandeh. Dihati Menan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun