“kita akan tunggu kendaraan umum” kata Baso mengajak Itha berhenti melangkah.
“Masih adakah?”
“Mudah-mudahan saja” jawab Baso.
Itha berharap, angkot tak segera datang. Suasana malam di Ende, disepuluh ramadhan pertama, tak ingin dia lewati begitu saja.
Merka hanya berdua, di pulau Bunga yang jauh dari hiruk pikuk Jakarta, merupakan kemewahan yang sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Harapan Itha terkabul, sudah tiga puluh delapan menit berlalu, belum juga ada angkot yang lewat. Baso dan Itha masih berdiri di tepi jalan Utama Ende, angin teluk Sawu mulai terasa dingin.
Rasanya, suasana itu kembali lagi. Suasana, saat-saat Baso dan Itha menunggu angkot di Dago, setelah jam kuliah selesai, menuju daerah selatan Bandung, di daerah bawah tempat Itha tinggal.
Tiba-tiba.. ada dua motor berhenti di depan mereka. Ternyata ojek, Baso menawarkan pada Itha, apakah akan tetap menunggu angkot atau naik ojek. Itha memilih naik ojek.
“Kemana Om?” tanya tukang Ojek.
“Jalan Melati no.1” jawab Baso
“Hotel Flores Mandiri ya Om?”