“Bagaimana caranya?”
“Aku akan operasi plastik Han, kalo perlu ke Perancis sekalian. Secara fisik aku akan berubah menjadi Bonar. Kau akan dapat, tetap mencintai Bonar yang baru itu, sementara aku akan memiliki Hani yang menjadi cinta matiku”.
“Kau gila Man”
“Untukmu apa yang gak?”
“Lalu kita menikah Man?”
“Iya.. dengan segala konsekwensinya”
“Apa itu?”
“Keinginannkua untuk sekolah S2 harus kukubur dalam-dalam, tawaran dosen tetap itu, akan kutolak”
“Segitunya Man?”
“iya… untukmu Han, apa yang gak”
Dua orang dewasa itu, entah siapa yang memulai, sudah berpelukan erat. Pelukan dua orang dewasa, dua orang sahabat, tanpa nafsu. Hanya sebagai perwujudan dari rasa hormat, bagaimana pihak yang satu telah memberikan pengorbanan yang tak kecil untuk pihak lain. Pelukan untuk rasa syukur, bagaimana impian-impian masa remaja mereka kan mampu kelak wujudkan, meski ada “modifikasi” didalamnya.