Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Transformasi

28 Maret 2017   10:51 Diperbarui: 28 Maret 2017   19:00 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar disini

Untuk merayakan kelulusan, mereka sepakat untuk naik Gunung Gede. Ada tantangan tersendiri, setelah menaklukan semua urusan perkuliahan di Bandung, kini saatnya menaklukan ketinggian di Gunung Gede. Selain mereka, ada tiga sahabat lain yang juga ikut. Hamid, Togar dan Dody.

Singkat  cerita, puncak Gunung Gede sudah mereka taklukan, tenda mereka sudah berdiri kokoh selama satu malam di Puncak Gunung Gede. Kini saatnya, mengemasi semuanya, lalu turun dan menuju Bogor untuk selanjutnya kembali ke Bandung.

Pada saat turun itulah terjadi hal yang diluar dugaan semuanya. Bonar tergelincir dan akhirnya jatuh bebas dengan ketinggian empat meter, semuanya panik, lalu dengan bantuan penduduk setempat, Bonar berhasil di evakuasi ke Rumah Sakit PMI Bogor.

Di RS PMI Bogor, nyawa Bonar tak tertolong, Bonar kembali keharibaanNya dengan meninggalkan kepiluan mendalam di dada Hani.

*****

Dua puluh empat tahun yang lalu.

Empat tahun setelah kejadian di Gunung Gede, Roman mengunjungi Jogya, dia ingin melanjutkan S2nya, karena ada tawaran untuk jadi dosen tetap jika dia menyelesaikan pendidika S2nya. Untuk meneruskan S2 di Bandung, rasanya mustahil. Terlalu banyak kenangan yang tertinggal di sana. Kenangan pada Bonar, terutama, kenangan pada Hani yang agaknya akan mengganggu Roman selama pendidikan S2nya.

Siang itu, di tempat pendaftaran Roman duduk tenang, tinggal menunggu dua orang lagi, maka sampailah pada gilirannya untuk mendaftar berikut penyerahan seluruh berkas-berkas yang dibutuhkan.

Tiba-tiba ada yang memukul pundaknya. Refleks Roman menoleh. MasyaAllah… seakan tak percaya, Hani telah berdiri sambil nyengir. Dua sahabat itu berpelukan.

Sore itu, diberanda rumah kos Hani,

“Begitulah Man, sejak peristiwa itu, aku pergi meninggalkan Bandung”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun