Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Akh, Kamu Ayu

21 Maret 2017   21:50 Diperbarui: 21 Maret 2017   21:56 1154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: indowarta.com

Edo menggeliatkan tubuhnya, dia menengadah ke atas, menatap jam dinding, waktu menunjukkan pukul 10.18  WIB. Bersamaan itu ada suara ketukan di pintu ruang kerja Edo, Edo memalingkan wajahnya, terlihat Firman dengan senyum khasnya.

Firman, teman SMA Edo itu, belakangan ini sering mengunjunginya. Firman memasok sayur-sayuran organic ke Dept Store miliknya. Awalnya, Edo hanya ingin mencoba saja. Tapi Firman dapat melakukan kerjasama mereka secara professional. Pasokan barangnya selalu tepat waktu dan dengan kualitas baik. Tak terasa, delapan bulan berlalu, sejak Firman menjadi pemasok untuk Dept Store milik Edo.

“Do, masih ingat Ayu” Tanya Firman, begitu duduk di sebrang meja Edo. Meja Direktur.

“Ayu yang mana Man?” Tanya Edo.

“Ayu yang mana lagi…ya, yang temen kita dulu”

“Masih… kenapa emang?” jawab Edo singkat.

“Tadi saya ketemu dia di depan, dia belanja di Dept Store kamu Do”

“Lalu, apa hubungan dengan aku?” Tanya Edo.

“iya adalah… “ jawab Firman ringkas.

“Kok bisa..?”

“Akh… Do. Kamu memang bener-bener lupa atau masih marah?”

“Maksud kamu Man”

“Kami tadi ketemu di depan. Terus saya ajak dia makan. Ayu cerita banyak tentang dirinya, tentang suaminya. Setelah mertuanya meninggal, Suami Ayu mendapat warisan banyak, lalu lupa semuanya, singkat kata, mereka pisah”

“Terus..”

“Sekarang dia janda Do, dia kembali ke kota ini lagi. Tinggal bersama ibunya..”

“oooo…”

“Dia juga tahu, kalo kamu sekarang sudah kaya raya, tahu kalo Dept store  ini punya kamu. Dia ingin bertemu kamu Do, ingin minta maaf. Dia juga ngasi saya kartu nama” kata Firman, panjang lebar, sambil menyorongkan kartu nama Ayu, disana ada private number Ayu, yang bisa  Edo hubungi.

*****

Ah… Ayu, mana mungkin kamu Edo lupakan. Kamu yang cinta matiku. Namun, Ayu juga yang pergi meninggalkanku, hanya karena bapakku anak buah Ayahmu di satuan Kepolisian. Ayu yang akhirnya nikah dengan Armand, anak komandan Ayahmu yang seorang pengusaha.

Duduk di ruangan seorang diri dalam ruang kantornya yang full AC, Edo kembali memandang kartu nama Ayu yang diberikan Firman kemarin. Ayu masih belum berubah, cantiknya Ayu, bagi Edo masih seperti dulu. Kinilah saatnya, menebus kekalahan dulu. Edo yang sekarang bukan Edo yang dulu. Edo dapat penuhi semua mau kamu Ayu. Kata hati Edo.

Reflex Edo mengambil ponsel, menekan nomer-nomer yang tertera di kartu nama itu, 0813…….xxx.

MasyaAllah, dimana posisi Yuli pada saat ini, demikian suara sisi hati Edo yang lain. Saat ini, mestinya, pertanyaannya bukan apa yang dapat “aku” nikmati, apa yang dapat “aku” lampiaskan. Tetapi, apa yang  dapat “kami” nikmati, apa yang dapat “kami” lampiaskan. Demikian lanjut suara hati Edo.

Perlahan Edo berdiri, lalu melangkah perlahan menuju kotak sampah yang berada di ruangannya, perlahan pula dengan sepenuh yakin, Edo membuang kartu nama Ayu yang kini sudah menjadi kepingan tak berbentuk itu.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun