Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menapaki Jejak Soekarno di Ende

24 Juli 2016   12:59 Diperbarui: 25 Juli 2016   00:37 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah pengasingan Soekarno dari sisi lain. (dok.Pribadi)

Pada sisi lukisan yang merupakan ruang utama, ada setrika besi seberat 3 kg yang digunakan keluarga Soekarno, yang merupakan sumbangan dari Ibu Hajjah Aisyah. Di lemari yang sama ada juga cerek besi, serta kerekan air sumur, lengkap dengan nama-nama mereka yang menyumbangkan pada keluarga Soekarno.

Ada juga naskah drama “Rahasia Kelimutu”, ada biola yang digunakan Soekarno, meski kondisinya sudah agak rusak, sehingga saya bayangkan, tentunya, jika digunakan tak akan menghasilkan suara merdu lagi.

Sumur di belakang rumah Soekarno, disisi lain ada Kamar Mandi dan Dapur. (dok.Pribadi)
Sumur di belakang rumah Soekarno, disisi lain ada Kamar Mandi dan Dapur. (dok.Pribadi)
Juga terdapat salinan surat nikah Soekarno dengan Ibu Inggit Ganarsih pada 23 Maret 1923. Entah dengan maksud apa, saya juga tidak tahu persis, pada ruang yang sama terdapat juga surat salinan perceraian Soekarno dengan Ibu Inggit Ganarsih pada tahun 1942.

Pada sisi kanan ruang keluarga ada kamar tidur Soekarno dengan lemari pakaiannya hadiah dari Hajjah Sitti Maharani Sarimin binti H.M Saleh Banjar. Dan tempat tidur hadiah dari Haji Ahmad Ambuwaru.

Sedang pada sisi kiri, ada dua tempat tidur yang merupakan tempat tidur Ibu Mertua (Ibu Amsi) dan anak angkat Soekarno (Ratna Djuami), kedua tempat tidur yang merupakan hadiah dari Hajjah Sitti Maharani Sarimin binti H.M Saleh Banjar dan Haji Ahmad Ambuwaru.

Perjalanan saya teruskan ke belakang, pada teras sisi kiri bangunan ada Musholla tempat bung Karno sekeluarga melakukan sholat, sedangkan pada sisi kanan, ada sebuah lemari kaca yang cukup besar berisi koleksi buku tentang Seokarno.

Terus menyusuri sisi sebelah kanan, ada dapur, ada gudang, ada dua kamar mandi WC dan di depan kamar mandi WC ada sebuah sumur. Semua dalam kondisi baik. Pada sebagian pengunjung, memerlukan mencuci muka dengan air sumur, yang konon katanya sungguh sejuk.

Taman Perenungan dimana dipercaya, ide Panca Sila lahir di sini (dok.Pribadi)
Taman Perenungan dimana dipercaya, ide Panca Sila lahir di sini (dok.Pribadi)
Saya membayangkan, bagaimana suntuknya Soekarno melewati masa 4 tahun pengasingan di Ende (14 Januari 1934 hingga 18 Oktober 1938) mengingat Ende yang begitu sepi. Namun, dengan hadiah-hadiah yang beliau terima, sebuah bukti outentik bahwa Soekarno diterima baik oleh masyarakat Ende.

Pada pengasingan di Ende ini pula mertua beliau (Ibu Amsi) meninggal, dan Soekarno memberikan penghargaan cukup pantas pada mertuanya dengan meletakkan jenazah Sang Mertua pada liang lahatnya.

Selepas dari kediaman pengasingan Soekarno, perjalanan diteruskan ke Taman Perenungan, Taman dimana diyakini sebagai tempat Soekarno melakukan Perenungan mendalam tentang bangsa ini ke depan, dari hasil Perenungan itulah, diyakini lahir Panca Sila.

Di Taman Perenungan yang rindang tepi laut itu, dibangun patung Soekarno yang sedang duduk pada sebidang bangku panjang, diatas kolam air menghadap ke arah laut.

Pada sisi Soekarno duduk, berada di bawah pohon Sukun bercabang lima. Ternyata pohon sukun yang meneduhi Soekarno adalah replika dari pohon sukun yang asli, nan ditanam pada tahun 1981, setelah pohon aslinya tumbang pada tahun 1960.

Patung Soekarno menghadap ke laut, di bawah Pohon Sukun bercabang lima (dok.Pribadi)
Patung Soekarno menghadap ke laut, di bawah Pohon Sukun bercabang lima (dok.Pribadi)
Demikianlah, akhirnya kedatangan Soekarno ke Ende karena dibuang Belanda pada 14 Januari 1934 dengan menumpang kapal Jan van Riebeeck harus berakhir pada 18 oktober 1938 dengan menggunakan kapal De Klerk milik KPM menuju Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun