Pada Etape ketiga ini, jarak tempuh tidak begitu jauh, mengingat medannya yang sulit, didominasi dengan tanjakan tajam, berliku mendaki. Total jarak tempuh 123 km. Route ini menempuh perjalanan antara Sawarna, Cisarua, Bayah, Cikotok, Warung Banten, Citorek kidul dan kembali ke Cikotok.
Destinasi yang dilihat, perjalanan menanjak berkelok-kelok antara Sawarna hingga Cisarua. Perjalanan antara Cisarua dan Bayah di dominasi dengan kebun Karet dan kebun Sawit. Lalu, sesaat sebelum memasuki Bayah, pemandangan yang terhampar sangat indah. Bayah ke Cikotok kembali terjadi tanjakan yang tajam dan berliku-liku.Â
Daerah Cikotok yang merupakan daerah penghasil emas tertua di Indonesia, dimana bekas tambang-tambang terdapat di daerah Warung hingga Citorek kidul. Kesanalah perjalanan Tour de Banten di teruskan, perjalanan Tour de Banten juga akan melewati hutan lindung, Â hingga akhirnya kembali ke cikotok untuk mengakhir etape ketiga Tour De Banten.
Etape ke empat, Cikotok – Rangkas Bitung.
Jarak tempuh antara Cikotok Rangkas Bitung sepanjang 186 Km, melalui Malingping, Gunung Kencana, Cirinten, daerah Baduy dan berakhir di Rangkas.
Perjalanan antara Cikotok –Malingping masih didominasi  view pinggir pantai yang menghadap ke lautan Hindia, Malingping ke Gunung Kencana melalui alam perbukitan pedalaman Banten, demikian juga dengan Gunung Kencana  ke Cirinten, terasa sekali hawa sejuk khas daerah ketinggian di pedalaman Banten. Begitu terus yang dialami hingga ke Kecamatan Leuwi Damar, dimana lokasi suku Baduy berdomisili, suku yang merupakan komunitas Budaya asli Banten.
Destinasi alam pegunungan Banten tak kalah indahnya dengan kondisi pantainya, sedangkan untuk destinasi suku Baduy, maka suku ini hanya ada di Banten. Berbagai kearifan lokal yang dimiliki oleh Baduy, merupakan nilai yang harus terus dibudayakan dan dilestarikan.
Tour De Banten akhirnya berakhir di kota Rangkas Bitung. Kota yang dikenal sebagai kota warisan Dowes Dekker atau Multatuli. Kota dengan sejarah panjangnya, Â yang sebagian diisi dengan pergolakan, hingga menginspirasi Dowes Dekker untuk menuliskannya.
Tak kenal siapa Multatuli? Jika jawabnya tidak kenal. Berarti kurang piknik.
Beberapa Kendala
Sebagai sebuah wacana, tentulah apa yang saya tuliskan diatas, masih banyak kelemahan yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain: