Mohon tunggu...
Iskandar Zulkarnain
Iskandar Zulkarnain Mohon Tunggu... Administrasi - Laki-laki, ayah seorang anak, S1 Tekhnik Sipil.

Penulis Buku ‘Jabal Rahmah Rendesvous Cinta nan Abadi’, 'Catatan kecil PNPM-MPd', 'Menapak Tilas Jejak Langkah Bung Karno di Ende', 'Sekedar Pengingat', 'Mandeh Aku Pulang' (Kumpulan Cerpen) dan 'Balada Cinta di Selat Adonara' (Kumpulan Cerpen). Ayah. Suami. Petualang. Coba berbagi pada sesama, pemilik blog http://www.iskandarzulkarnain.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Onta Arab, Sebuah Antitesa

21 Januari 2016   13:43 Diperbarui: 21 Januari 2016   16:08 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika tentara Abrahah dengan pasukan Gajah dan tentara Infantery yang sangat modern dan lengkap sudah mengepung Mekkah, maka pasukan Abrahah, membuat terror pada penduduk Mekkah, diantaranya merampas 200 ekor Onta milik Abdul Muthalib sebagai pemimpin saat itu.

Selang beberapa hari kemudian, Abdul Muthalib, dipanggil untuk menghadap Abrahah. Di Kemah Abrarah, Abdul Muthalib ditanya Abrahah. Apa permintaan Abdul Muthalib, sebelum dia dan tentaranya menghancurkan Ka’bah? Abdul Muthalib menjawab, bahwa dia hanya menginginkan agar onta-ontanya kembali. Mendengar jawaban Abdul Muthalib, Abrahah kecewa. Mengapa pemimpin Mekkah, hanya memikirkan dirinya sendiri, bukan memikirkan agama dan masyarakatnya yang akan dia hancurkan. Abrahah kemudian bertanya kembali, mengapa demikian? Abdul Mthalibpun menjawab, jawaban Abdul Muthalib inilah yang kelak banyak disitir oleh para penulis dan pilosof. “Aku adalah pemilik onta-onta itu. Sementara Ka’bah, ada pemiliknya sendiri. Pemiliknya lah yang akan melindunginya”.

So, lakukan hal-hal yang baik saja, sebatas yang mampu dilakukan, kebaikan akan menemukan jalannya sendiri untuk memenangkan pertempuran. Ketidak-baikan, apapun itu dalil dan dalih nya, akan berakhir pada kehancuran itu sendiri.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun