Ketika tentara Abrahah dengan pasukan Gajah dan tentara Infantery yang sangat modern dan lengkap sudah mengepung Mekkah, maka pasukan Abrahah, membuat terror pada penduduk Mekkah, diantaranya merampas 200 ekor Onta milik Abdul Muthalib sebagai pemimpin saat itu.
Selang beberapa hari kemudian, Abdul Muthalib, dipanggil untuk menghadap Abrahah. Di Kemah Abrarah, Abdul Muthalib ditanya Abrahah. Apa permintaan Abdul Muthalib, sebelum dia dan tentaranya menghancurkan Ka’bah? Abdul Muthalib menjawab, bahwa dia hanya menginginkan agar onta-ontanya kembali. Mendengar jawaban Abdul Muthalib, Abrahah kecewa. Mengapa pemimpin Mekkah, hanya memikirkan dirinya sendiri, bukan memikirkan agama dan masyarakatnya yang akan dia hancurkan. Abrahah kemudian bertanya kembali, mengapa demikian? Abdul Mthalibpun menjawab, jawaban Abdul Muthalib inilah yang kelak banyak disitir oleh para penulis dan pilosof. “Aku adalah pemilik onta-onta itu. Sementara Ka’bah, ada pemiliknya sendiri. Pemiliknya lah yang akan melindunginya”.
So, lakukan hal-hal yang baik saja, sebatas yang mampu dilakukan, kebaikan akan menemukan jalannya sendiri untuk memenangkan pertempuran. Ketidak-baikan, apapun itu dalil dan dalih nya, akan berakhir pada kehancuran itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H