Demikian juga dengan Jambi – Betung, yang hanya 68.91 km. dulu hanya ditempuh dalam waktu 1.5 jam, sekarang? Bisa 3 jam saja sudah syukur. Sekali lagi penyebabnya, angkutan barang.
Awalnya, dengan adanya lintas Timur, membawa harapan segar perjalanan Tanjung Karang – Palembang akan semakin lancar, waktu tempuh semakin singkat. Kenyataannya? Jalan itu, sekarang sudah penuh, terutama oleh truk-truk antar Provinsi yang akan ke Jawa. Padahal jarak tempu antara Palembang – Tanjung karang hanya 627.81 km. Hebatnya, waktu tempuh yang dilakukan KA sejak dulu hingga kini, tetap sama. Bahkan sekarang lebih cepat satu jam.
Jadi, apa kesimpulannya? Biang kerok kemacetan itu, truk angkutan barang antar Provinsi. Dan solusinya, gantikan fungsi transportasi angkutan barang itu dengan Kereta Api.
Untuk yang terakhir ini, saya mempunyai usulan sebagai berikut.
Satu, hidupkan kembali KA. Bukan hanya KA yang sudah mati, tetapi tambah routenya. Seperti KA Medan – Binjai – Langkat. Lalu buat regulasinya, sehingga seluruh angkutan barang yang melalui daerah ini, menggunakan KA.
Demikian juga KA Medan – Rantau Prapat, dapat diteruskan hingga Sidempuan dan Riau. Lalu buat juga regulasinya, semua angkutan barang yang melalui daerah ini harus menggunakan KA.
Juga KA Padang – Padang Panjang, lanjutkan hingga ke Solok dan Gunung Medan
Juga buat Jalur baru Jambi-Betung-Palembang-Tanjung Karang-Tarahan.
Juga Efektifkan KA Muara Enim – Palembang dan Muara Enim- Tarahan.
Dua, untuk Sumatera Utara, semua KA yang berakhir di Medan terintegrasi ke Belawan, untuk selanjutnya menyeberang Pulau. Demikian juga untuk Sumatera Barat, dari Padang Ke Teluk Bayur untuk selanjutnya ke Jawa atau Pulau lain. Sedangkan Jambi, Palembang dan Lampung, akan berakhir di Tarahan, lalu menggunakan Kapal laut ke Jawa atau Pulau lainnya.
Tiga, untuk KA yang saya maksud, tentu bukan KA model seperti yang kita lihat sekarang, melainkan KA yang sudah dimodernkan seperti di Jawa seperti yang sudah di lakukan oleh Ign Jonan ketika menjadi Dirut PJKA tempo hari.