Keuntungan yang dapat diperoleh, pemerintah dapat mengurangi biaya maintenance jalan raya Trans Sumatera yang telah ada, mempersingkat waktu perjalanan pengiriman barang, hingga biaya transportasi barang menjadi sangat bersaing. Disparitas harga barang antara Sumatera-Jawa dapat ditekan seminimal mungkin.
Dua, Mengurangi beban Selat Sunda. Sudah saatnya, beban kendaraan yang melewati selat Sunda dikurangi. Caranya? Semua barang yang telah beralih ke Angkutan Kereta Api, berakhir di Pelabuhan Panjang Lampung. Dari Pelabuhan Panjang Lampung, barang-barang ini dinaikkan ke kapal laut untuk selanjutnya dibagi pada dua pelabuhan laut besar. Jika tujuannya Jakarta, maka diturunkan di Pelabuhan Bojo Negara Banten, jika tujuan akhirnya Jawa Barat, Jawa Tengah maka diturunkan di Pelabuhan Kerawang. Akibat dari kebijakan ini, jalur Bandar Lampung – Bakauheni, dapat lebih longgar, demikian juga Pelabuhan Merak akan lebih longgar. Jarak tempuh antara Bojo Negara – Jakarta menjadi lebih dekat. Demikian juga untuk Jawa Barat.
Tiga, Membuka Pelabuhan Laut Yang Lebih Beragam. Dengan adanya jalur KA yang sudah terintegrasi sepanjang daratan Sumatera, maka Pelabuhan laut harus dipersiapkan untuk itu. seluruh hasil barang untuk daerah Jambi dan Sumatera Barat diangkut ke Pelabuhan Teluk Bayur untuk selanjutnya diangkut ke Jawa. Untuk Aceh dan Sumatra Utara ke Pelabuhan Belawan. Untuk Sumatera Selatan dan Lampung Ke Pelabuhan Panjang di Bandar Lampung. Untuk Pesisir Barat Sumatera dan Bengkulu ke Pelabuhan Bengkulu. Dengan demikian, maka arus perjalanan barang menjadi lancer dan dengan biaya murah. Gairah untuk meningkatkan hasil tanaman keras dan tambang jadi lebih hidup. Cita-cita mengidupkan Toll Laut seperti apa yang dicitakan Presiden Jokowi akan lebih mudah terwujud. Karena, semua sudah terintegrasi dan saling mendukung.
Apakah semuanya sesederhana itu? Tentu tidak, apa yang saya tulis, hanya sebagai wacana awal, yang masih perlu pendalaman oleh mereka yang disebut pakar. Tetapi, sebagai ide awal, saya percaya apa yang saya tulis ini mungkin untuk dilaksanakan, tentunya setelah mengalami perbaikan di sana-sini. InsyaAllah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H