****
Udara di Bandara Minangkabau sungguh gak bersahabat, meski kabut asap gak setebal di Riau. Tapi pengaruh itu jelas terasa. Di tambah bisingnya suasana. Sudah dua jam lamanya pesawat yang akan ke Jakarta delay. Apalagi alasannya kalau bukan karena kabut asap. Namun, sesungguhnya aku bersyukur juga, itu berarti ada tambahan dua jam aku bisa melihat Ida.
Memang pintar Ida, dia menempel Mande terus. Karena, urusan denganku sudah selesai, tinggal kini bagaimana mengambil hati Mande. Ida begitu percaya, bahwa lelaki yang sayang sama ibunya, akan memiliki sayang yang sama dengan isterinya. Lelaki yang begitu mencintai ibunya, akan memiliki cinta yang sama pada isterinya.
Rencananya, Ida ke Jakarta akan resign dari pekerjaannya, dua bulan ke depan, aku dan Mande, akan melamar keponakan Paman Sutan Batuah itu. Inilah hadiah untuk Mande dariku, seorang isteri yang cantik, pintar sekaligus mampu memberikan masakan enak untuk sang Mertua.
Â
Â
Â
Â
Note;
Mande         : Ibu
Wa’ang        : kamu, panggilan orang tua pada anak lelaki