Mohon tunggu...
Issyaroh Kudo
Issyaroh Kudo Mohon Tunggu... Guru - guru SD

Hanya ingin menulis terutama ketika muncul ide

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hhujan ke-13 di Bulan Juni

28 Juni 2021   14:07 Diperbarui: 28 Juni 2021   14:35 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tunggu aku di hujan ke tiga belas di bulan Juni. Seperti hari ini." Lembut suara Junianto berbisik di telinga Juniati. Juniati menoleh. Ia menatap mata elang itu, lalu mengangguk mengerti.

Sejak saat itulah, Juniati selalu menunggu bulan Juni. Menunggu hujan ke tiga belas. Ia selalu mencatat setiap detil hujan yang turun. Waktu dan durasi yang persisi, intensitas, geledek, petir, banjir, mati lampu, dan setiap hal yang terjadi di setiap hujan di bulan Juni. Hujan pertama, kedua, dan seterusnya. Namun hanya lima hujan yang datang di Juni itu.

Juniati kecewa, karena si mata elang pasti tak akan datang. Ia kembali mencatat hujan di Juni berikutnya, berikutnya, berikutnya ..., hingga tahun ini Juni ke tiga belas. Namun belum pernah ada hujan ke tiga belas.

Malam ini adalah malam terakhir di bulan Juni. Dalam catatan Juniati, hujan ke dua belas sudah terjadi seminggu yang lalu. Padahal ia sudah bersorak-sorak. Peluang untuk datangnya hujan ke tiga belas sangat besar. Mendung menggayut hampir setiap waktu. Geluduk sering terdengar menggelegar. Namun rupanya awan hitam pekat itu hanya menggodanya saja. Ia tertawa-tawa melihat Juniati yang memandangnya penuh harap, lalu kecewa. Awan hitam pekat hanya mempermainkannya saja!

Pukul sepuluh malam. Awan hitam pekat sudah puas mempermainkan Juniati. Ia sudah pergi. Langit kini terang benderang penuh bintang-gemintang. Sang Beruang Besar Ursa Mayor mengaum di langit utara.

"Kamu benar, sudah seharusnya aku menyerah." Ucap Juniati pada Ursa Mayor.

Kedua mata Ursa Mayor berkedip-kedip. Ia setuju. Juniati menutup buku catatannya. Ia meletakkan buku catatannya di atas meja, di samping peraduannya. Catatan hujan itu adalah catatan terakurat yang pernah ada. Semua data tentang hujan di bulan Juni tertulis dengan rapi, detil, konsisten, dan persisten. Bahkan akurasi catatan Juniati jauh melampaui catatan lembaga cuaca di kotanya.

Seorang pegawai Lembaga Cuaca pernah melihat catatannya. Lalu ia melapor pada atasannya. Kepala Lembaga meminjam catatan itu untuk diunggah di situsnya sebagai laporan bulanan. Bukan main respon para warganet membacanya. Mereka memuji-muji dan mengelu-elukan laporan itu. Mereka takjub dengan detilnya laporan hujan itu. Lembaga Cuaca kebanjiran pujian di kolom komentar semua media sosialnya. Ribuan sanjungan dan ratusan ribu, bukan, jutaan jempol untuk laporan itu.

Tapi warganet yang maha benar itu menarik jempolnya satu-persatu. Jempolnya hilang secara masif. Mereka curiga laporan itu sebenarnya bukan buatan Lembaga Cuaca. Akurasinya sangat berbeda dengan laporan-laporan di sebelas bulan lainnya. Pasti ada orang di balik laporan itu, bukan karyawan lembaga itu.

Para warganet mempertanyakan di kolom komentar. Jawaban lembaga tetap sama; laporan karyawan! Para warganet yang marah mengamuk di media sosial. Bukan hanya di media sosial saja, tanpa diprakarsai, mereka berkumpul di depan kantor pusat lembaga itu. Puluhan ribu orang menyesaki halaman. Sebagian tumpah ke jalan, sebagian menyesaki gedung-gedung di sekitarnya. Mereka hanya menuntut transparansi, siapakah orang di balik laporan hujan di bulan Juni itu.

Kepala Lembaga tetap bungkam. Ia tak menemui para demonstran. Tentu, ia tak akan membeberkan identitas Juniati. Itu sudah menjadi perjanjian antara Juniati dengan Kepala Lembaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun