Dibandingkan dengan metode ceramah yang sebelumnya digunakan, PJBL terbukti lebih efektif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang interaktif dan bermakna. Dalam proyek ini, siswa tidak hanya belajar membuat papercraft, tetapi juga merasakan pentingnya nilai-nilai gotong royong, kerja sama, dan tanggung jawab, baik dalam pembelajaran maupun kehidupan sehari-hari.
      Namun, beberapa kendala juga muncul selama penerapan PJBL. Salah satu kendala utama adalah perbedaan tingkat keterlibatan siswa dalam kelompok. Beberapa siswa cenderung lebih dominan, sementara yang lain kurang aktif.
Hal ini sesuai dengan temuan R. Septianingsih & D. Safitri (2023), yang menyebutkan bahwa dinamika kelompok dan pembagian peran yang tidak merata sering kali menjadi tantangan dalam pembelajaran berbasis proyek. Untuk mengatasi masalah ini, guru perlu memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan peran yang sesuai dan terlibat secara aktif dalam diskusi maupun eksekusi proyek. Selain itu, waktu yang terbatas menjadi kendala lain yang memengaruhi pelaksanaan proyek. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan waktu yang lebih matang agar semua tahap pembelajaran dapat diselesaikan sesuai jadwal.
      Implikasi dari hasil ini sangat penting, baik bagi siswa, guru, maupun proses pembelajaran secara keseluruhan. Bagi siswa, penerapan PJBL memberikan pengalaman belajar yang bermakna, meningkatkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kerja sama. Mereka tidak hanya memahami nilai-nilai Pancasila tetapi juga menerapkannya dalam konteks nyata melalui proyek. Bagi guru, penerapan PJBL mendorong inovasi dalam metode pembelajaran dan meningkatkan kemampuan guru untuk memfasilitasi pembelajaran yang partisipatif. Secara keseluruhan, penerapan PJBL membuktikan bahwa model ini mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menjadikannya lebih relevan, kontekstual, dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
  BAB 5
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil praktik mengajar dan analisis yang dilakukan, penerapan model Project-Based Learning (PjBL) terbukti dapat meningkatkan keaktifan dan minat belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila di kelas 3 SD Negeri Nongkosawit 02. Siswa yang sebelumnya kurang antusias terhadap pembelajaran Pendidikan Pancasila menjadi lebih aktif dan tertarik ketika terlibat dalam proses pembelajaran berbasis proyek yang menantang. Siswa terlibat aktif dalam proses eksplorasi, diskusi, dan presentasi proyek, yang tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir kritis dan kreatif. Selain itu, siswa dapat menginternalisasi nilai-nilai Pancasila melalui kegiatan nyata yang relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Meskipun terdapat beberapa kendala, seperti perlunya perencanaan yang matang dan waktu pelaksanaan yang lebih panjang, pendekatan PjBL menunjukkan potensi besar untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan efektif di sekolah dasar. Dengan perbaikan lebih lanjut, metode ini dapat diterapkan secara lebih luas untuk meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Basid, K. K. (2023). Implementasi Model Porject Based Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila. Bhineka Tunggal Ika; Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKN 10 (2), 216-223.
 Anggraini, P. D., & Wulandari, S. S. (2020). Analisis Penggunaan Model Pembelajaran Project Based Learning Dalam Peningkatan Keaktifan Siswa. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 9(2), 292--299. https://doi.org/10.26740/jpap.v9n2.p292-299
Bistari. (2021). Buku Pedoman Metode Berbasis Proyek (hal. 04). https://mipa.untan.ac.id/file/penjaminan_mutu/7dc549dc530aca27acc2d32aa2167e50BUKU PEDOMAN METODE BERBASIS PROYEK.pdf