Pendekatan irfani juga mengajarkan bahwa meskipun proses pembentukan gunung berapi tampak kacau dan merusak, terdapat keteraturan yang lebih dalam yang mendasari peristiwa tersebut. Setiap peristiwa alam, termasuk letusan gunung berapi, terjadi dalam suatu rangkaian sebab-akibat yang selaras dengan hukum-hukum alam yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Pemahaman yang mendalam terhadap proses geologi ini mengajak manusia untuk lebih menghargai keteraturan ciptaan Tuhan yang meskipun tidak selalu tampak jelas, tetap ada di balik setiap fenomena alam.
Gunung berapi sebagai cermin kehidupan manusia
Dalam perspektif irfani, proses pembentukan gunung berapi juga dapat dipahami sebagai simbol dari dinamika internal dalam kehidupan manusia. Seperti magma yang tertahan di dalam bumi hingga akhirnya meletus dengan kekuatan besar, manusia juga memiliki potensi perasaan, pikiran, dan emosi yang kadang terkumpul dan terpendam. Ketika tekanan batin itu terlalu besar, bisa muncul ledakan atau perubahan besar dalam kehidupan, yang seringkali diikuti oleh proses pemurnian atau transformasi diri.
Peringatan dan pelajaran dari alam
Proses letusan gunung berapi, dalam konteks irfani, dapat dilihat sebagai peringatan atau pelajaran bagi umat manusia. Letusan gunung berapi mengingatkan manusia akan ketidakpastian hidup dan pentingnya persiapan serta kerendahan hati dalam menghadapi kekuatan alam. Manusia diharapkan tidak merasa superior terhadap alam, melainkan harus menjaga keseimbangan dan menghargai ciptaan Tuhan yang jauh lebih besar dari dirinya.
Simbol pembaruan dan keberlanjutan
Di sisi lain, letusan gunung berapi sering membawa dampak positif, seperti pembentukan tanah subur dan ekosistem baru. Dalam perspektif irfani, hal ini bisa dipandang sebagai simbol dari pembaruan dan keberlanjutan. Kehidupan baru yang muncul setelah bencana alam mengajarkan bahwa meskipun ada kehancuran, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki dan memperbaharui kehidupan, memberikan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H