Dalam konteks pandangan integrasi pada ilmu geologi, salah satu contoh prosesnya adalah pembentukan gunung berapi, yang terjadi melalui aktivitas geologi yang melibatkan pergerakan lempeng tektonik serta pergerakan magma dari dalam bumi. Secara umum, proses pembentukan gunung berapi dapat dijelaskan dengan langkah-langkah berikut :
Pergerakan Lempeng Tektonik: Gunung berapi umumnya terbentuk di wilayah yang mengalami pergerakan lempeng tektonik, baik pada zona konvergen (lempeng saling bertumbukan), divergen (lempeng saling menjauh), maupun batas lempeng transform (lempeng yang saling geser). Ketegangan yang timbul akibat pergerakan lempeng ini dapat memicu aktivitas vulkanik.
Pembentukan Magma: Ketika lempeng-lempeng tektonik bergerak, hal ini dapat menyebabkan terjadinya retakan atau celah pada kerak bumi, yang memungkinkan magma dari mantel bumi yang panas untuk naik ke permukaan. Proses ini umumnya terjadi pada zona subduksi (di mana satu lempeng menyusup ke bawah lempeng lain) atau di punggung laut, di mana lempeng-lempeng saling menjauh.
Letusan Vulkanik: Magma yang naik ke permukaan bumi dapat meletus melalui kawah gunung berapi, membawa lava, gas, dan material vulkanik lainnya. Letusan tersebut akan membentuk gunung berapi secara bertahap, dengan lava yang mengeras membentuk lapisan-lapisan baru di sekitar saluran letusan, sehingga semakin membentuk struktur gunung.
Pembangunan Gunung Berapi: Setiap kali terjadi letusan, lava yang mengeras akan membentuk lapisan-lapisan baru yang menumpuk, memperbesar gunung berapi. Seiring berjalannya waktu, gunung berapi bisa berkembang menjadi struktur yang besar, seperti gunung berapi kerucut (contohnya Gunung Fuji di Jepang) atau kubah vulkanik (seperti Gunung St. Helens di Amerika Serikat).
Jadi, proses terbentuknya gunung berapi merupakan akibat dari interaksi dinamis antara pergerakan lempeng tektonik dan aktivitas magma yang bergerak ke permukaan bumi. Meskipun letusan gunung berapi sering diiringi oleh peristiwa alam lain seperti gempa bumi, tujuan utama pembentukan gunung berapi adalah untuk menyeimbangkan tekanan dan material yang ada di dalam bumi (seperti dalam Surat An-Nahl ayat 15 pada kata رَوَٰسِىَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ). Selain itu, gunung berapi memainkan peran penting dalam siklus geologi, salah satunya dengan menghasilkan tanah yang subur di sekitar wilayah letusan.
Irfani :
Aspek irfani dalam proses pembentukan gunung berapi merujuk pada pendekatan yang lebih mendalam secara spiritual dan filosofis untuk memahami fenomena alam tersebut. Pendekatan ini tidak hanya melihat gunung berapi sebagai peristiwa geologis semata, tetapi juga sebagai wujud hubungan manusia dengan alam semesta, serta cerminan dari kekuasaan Tuhan yang Maha Agung.
Gunung berapi sebagai kebesaran tanda kebesaran Tuhan
Dari sudut pandang irfani, gunung berapi dipandang sebagai simbol kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam semesta. Meskipun letusan dan aktivitas gunung berapi sering kali menimbulkan ketakutan dan kerusakan, peristiwa ini dianggap sebagai bagian dari proses alami yang memiliki makna lebih dalam, mencerminkan keadilan dan kekuasaan Tuhan dalam menjaga keseimbangan alam. Gunung berapi dipahami sebagai bagian dari siklus hidup alam semesta yang lebih luas, yang melibatkan kelahiran, kehidupan, dan kehancuran.
Refleksi atas ketraturan alam