Pada beberapa dekade kebelakang keberadaan perpustakaan desa masih kurang diperhatikan, hal ini  bisa dilihat apabila kita mencoba mengunjungi desa,  masih  banyak desa tidak mempunyai perpustakaan desa. Kalau  adapun  sebuah desa memiliki perpustakaan, tetapi masih belum layak disebut perpustakaan, karena sebuah perpustakaan desa setidaknya harus mempunyai gedung atau ruangan, adanya sarana dan fasilitas, adanya koleksi buku, adanya layanan perpustakaan dan adanya tenaga pengelolanya. Tetapi kondisi yang ada sekarang, keberadaan perpustakaan desa masih dapat dibilang belum dapat berfungsi maksimal sebagai sarana pengembang budaya baca dan sarana untuk mensejahterakan masyarakatnya.
Untuk itu, kedepan pemerintah Jakowi, dengan program nawa citanya, mencita-citakan pembangunannya sampai ke pelosok padesaan, daerah tertinggal dan pedalaman.Â
Dengan program Nawa citanya Presiden Jakowi, melalui Kementrian desa dan transmigrasi, meluncurkan program bantuan dana desa. Jadi dengan program bantuan dana desa yang diluncurkan pemerintaah pusat, untuk memberdayakan kehidupan masyarakat desa, sangat pesat perkembangannya, yang tadinya desa miskin, setelah adanya program bantuan dana desa, telah mulai berubah, meningkat kesejahteraannya.Â
Dengan pola-pola semacam itu, semua potensi masyarakat bisa dikelola, dan dikembangkan. Tentunya untuk menuju sebuah desa yang mandiri dan sejahtera, tidak bisa hanya diselesaikan oleh kementrian desa saja, tetapi kementrian lainpun, ikut terlibat dalam kaitan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa ini.Â
Bagitu juga Perpustakaan Nasional Ri sebagai lembaga non kementrian, yang bergerak dibidang perpustakaan dan jasa informasi, Â ikut terlibat membantu membina dan mengembangkan perpustakaan desa dan kelurahan. Begitu juga perpustakaan umum daerah ikut terlibat didalamnya membatu mengembangan potensi masyarakat desa, dengan layanan perpustakaan umum daerah.Â
Perpustakaan umum daerah ikut melayani masyarakat desa, terutama bagi desa yang tidak mempunyai perpustakaan, ataupun perpustakaan desanya tidak berfungsi dengan baik, maka perpuspustakaan umum daerah, ikut bertanggungjawab melayani masyarakat hingga menjangkau masyarakat yang tinggal di padesaan dan pemukiman, terutama masyarakat yang tidak bisa datang ke perpustakaan umum, dengan penyediaan perpustakaan keliling menggunakan mobil dan motor, itu merupakan upaya dari pemerintah daerah lewat perpustakaan umum daerah melayani masyarakat hingga padesaan.Â
Hal ini tujuannya adalah meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat desa, karena masyarakat desa inilah potensi yang sangat perlu dikembangkan Kualitas SDMnya. Karena pendapatan masyarakat rendah ada kaitannya dengan tingkat pendidikan dan keterampilan masyarakat yang rendah, dengan pendekatan perpustakaan desa dan adanya perpustakaan keliling masuk desa, Â hal itu merupakan upaya untuk mencari terobosan bagaimana caranya supaya tingkat pengetahuan (pendidikan) dan keterampilan masyarakat bisa meningkat.Â
Sehingga masyarakat bisa melakukan kegiatannya dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari proses hasil membaca buku di perpustakaan desa maupun di perpustakaan keliling. Sekarang permasalahannya bagaimana keadaan perpustakaan keliling yang ada di daerah dan bagaimana koleksi perpustakaan keliling.?
Penyelenggaraan perpustakaan umum diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kecamatan, dan desa serta dapat diselenggarakan oleh masyarakat  (UU.No.43 tahun 2007). Kemudian Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau kabupaten/kota melalui Perpustakaan daerahnya melaksanakan layanan perpustakaan keliling bagi desa/pemukiman masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan menetap.
Mengingat pentingnya hakekat dan esensi perpustakaan untuk mencerdaskan dan  memberdayakan masyarakat lewat infomasi yang disediakan, maka kehadiran perpustakaan umum daerah beserta perpustakaan keliling(menggunakan mobil/speda motor/kapal terapung) ditengah kehidupan masyarakat perlu dibina dan dikembangkan sebagai sarana pendidikan formal dan lembaga pendidikan non formal dalam system pendidikan nasional yang berkesinambungan seumur hidup untuk menciptakan masyarakat dan bangsa yang gemar membaca, gemar belajar, bersikap ilmiah, kreatif dan inovatif, sehingga mereka (warga) dapat berperan serta secara aktif dalam melaksanakan pembangunan.
Kondisi Perpustakaan umum Daerah termasuk Perpustakaan Keliling yang ada saat ini, untuk jumlah koleksi yang disediakan diperkirakan koleksinya masih sangat kurang dan pengelola perpustakaan, kualitas maupun kuantitasnya pustakawan/kepustakawanannya yang ada masih sangat kurang, sehingga belum maksimal menjalankan tugas dan fungsi sebagai pengembang minat baca dan budaya baca masyarakatnya.Â
Selain itu dengan kondisi jumlah mobil unit perpustakaan keliling yang ada bila dibandingkan dengan jumlah masyarakat yang harus dilayani, masih sangat kurang. Hal ini tentu saja tidak bisa menjangkau desa-desa yang terpencil dan pedalaman. Terlebih lagi keadaan koleksi yang dibawa, kurang cocok dan tepat dengan kebutuhan masyarakat yang harus dilayani. Koleksi yang dibawa perpustakakaan keliling tidak variatif. Â Karena koleksi yang dibawa jumlah koleksinya terbatas dan koleksinya tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang harus dilayani.Â
Akibat koleksi yang kurang, sudah tentu akan sangat berpengaruh terhadap bangkitnya selera pembaca. Hal ini akibat dari pengembangan/ pengadaan bahan pustakanya masih sangat lambat. Hal ini tentunya akan mengakibatkan masyarakat tidak tertarik untuk membaca dan memanfaatkan perpustakaan keliling. Karena itu melalui penulisan ini, penulis akan sedikit memberikan solusi dan saran kearah perbaikan penyelenggaraan perpustakaan keliling supaya dapat berfungsi dan bermanfaat bagi masyarakat desa.
Program Pemerintah sekarang yang dipimpin Jakowi, yang mempunyai program Nawa Cita, salah satu programnya yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Karena itu tidak heran bila Pemerintah Jakowi, sekarang fokus memperhatikan desa dan daerah pedalaman, sehingga ada bantuan dana desa. Hampir rata-rata tiap desa dibantu pemerintah pusat hingga 1 milyar per desa. Hal itu tujuannya untuk segera mempercepat pembangunan desa. Karena itu pula Kemendes, Pembangunanan daerah tertinggal dan transmigrasi dan Perpustakaan Nasional membuat MOU bernomor 360/M-DPDT/KBII/2018 dan Nomor : 61/MOU/III/2018 tentang pembangunan dan pengembangan perpustakaan desa di desa daerah tertinggal dan kawasan transmigrasi.Â
Hal tersebut dibuat untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat akan bahan bacaan, perlu disediakan sarana (perpustakaan) untuk mencerdaskan bangsa hingga pelosok padesaan. Salah satunya penyediaan sarana pendidikan formal dan non formal seperti perpustakaan perlu terus dikembangkan. Supaya masyarakat tumbuhnya minat baca dan gemar baca  disemua lapisan masyarakat,  supaya dapat terciptanya masyarakat yang kreatif, inovatif dan produktif dalam pembangunan daerah/desanya.
Keberadaan Layanan perpustakaan keliling (Layanan Ekstensi) adalah merupakan upaya penyebaran informasi melalui koleksi bahan bacaan yang disampaikan ke tempat-tempat pemukiman masyarakat, desa-desa, sekolah-sekolah, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan dan tempat-tempat khusus lainnya yang dirasakan belum ada perpustakaan/taman bacaannya, sehingga dirasakan  kekurangan dan memerlukan bahan bacaan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat setempat.
Tujuan  diselenggarakan perpustakaan keliling  diantaranya adalah  untuk  pemenuhan kebutuhan informasi bagai masyarakat, terutama masyarakat yang tidak bisa menjangkau perpustakaan umum/taman bacaan menetap (misalnya, karena kendala tempat tinggal yang jauh dari lokasi perpustakaan berada) dapat terpenuhi dengan Mobil Unit Perpustakaan Keliling yang juga berfungsi sebagai sumber informasi, edukatif, rekreatif dan penelitian.
Manfaat Perpustakaan keliling untuk meningkatkan minat dan budaya baca.
Pengelola perpustakaan dalam memfungsikan perpustakaan keliling agar dapat berdayaguna untuk memenuhi kebutuhan warga masyarakat yang dilayaninya. Diperlukan cara atau strategi yang tepat, agar pada waktu pelaksanaan pelayanan perpustakaan keliling, warga masyarakat yang dilayani merasa terbantu untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya sesuai mata pencaharian warga setempat.Â
Sudah tentu pustakawan harus memilih dan membawa koleksi buku yang cocok dan tepat dengan kebutuhan masyarakat yang mau dilayani. Karena jika koleksi buku yang dibawa itu kurang cocok dan tepat, sudah tentu masyarakat tentunya tidak mau menggunakan koleksi perpustakaan keliling itu.Â
Alangkah baiknya apabila pustakawan yang bertugas di layanan perpustakaan keliling, sebelumnya terlebih dahulu perlu identifikasi penduduk dan mata pencaharian penduduk itu, Â supaya koleksi buku dapat disesuaikan dengan tingkat mata pencaharian dan kebutuhan penduduk itu, sehingga keberadaan layanan perpustakaan keliling itu dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat itu. Â
Oleh karena itu dalam pola layanan perpustakaan keliling itu, jumlah koleksi perlu diterus ditambah dan ditingkatkan jumlah judul bukunya  lebih variatif, supaya masyarakat lebih tertarik lagi untuk membaca dan memanfaatkan koleksi buku yang dibawa perpustakaan keliling.
Tugas pokok setiap perpustakaan adalah memberikan layanan jasa perpustakaan kepada pengguna (masyarakat) sejauhmana kemampuan petugas perpustakaan memberikan layanan jasa perpustakaan dapat dipergunakan sebagai tolok ukur terhadap tujuan penyelenggaraan perpustakaan itu sendiri.Â
Usaha perpustakaan umum untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan perpustakaan yaitu dengan cara meningkatkan layanan perpustakaan yang beraneka ragam. Salah satunya dengan penyediaan unit mobil keliling. Hal ini merupakan memperluas jangkauan layanan kepada masyarakat yang karena kondisinya tidak bisa mengunjungi perpustakaan menetap.
Kalau kita perhatikan dari masyarakat yang berkunjung dan membaca di Perpustakaan Umum keliling, sepanjang pengamatan penulis yang pernah ketahui, dengan layanan perpustakaan keliling atau mobil pintar, terutama yang melayani masyarakat yang tidak bisa datang berkunjung ke Perpustakaan umum Daerah.Â
Kebanyakan yang memanfaatkan perpustakaan keliling itu, adalah anak-anak dan ibu-ibu. Apakah karena ibu-ibu dan anak, lebih banyak waktu untuk membaca, sedangkan bapak-bapak kurang ada waktu, mungkin karena alasan kerja seharian?Â
Inipun barangkali perlu dikaji lebih jauh, apa karena memang tidak ada waktu untuk membaca, atau karena sibuk bekerja, atau memang motivasi untuk membaca dikalangan bapak kurang atau karena buku yang dibawa perpustakaan keliling tidak ada yang cocok dengan kebutuhan bapak? Atau mungkin juga waktu operasional perpustakaan keliling, harus datang hari libur atau hari minggu.?
Menyediakan waktu untuk membaca, walau sebentar sangat perlu, jika tidak ingin ketinggalan informasi. Sebenarnya kalau kita terbiasa dengan membaca, sekali tidak membaca terasa akan ada yang kehilangan, seperti kalau kita sudah terbiasa membaca surat kabar tiap hari, kalau tidak ada loper surat kabar mengantar ke rumah kita sehari saja, tentu kita akan merasa kehilangan.Â
Demikian juga apabila kita sudah terbiasa membaca buku, tentu akan terasa dangkal pengetahuan kita, karena tidak bisa meluangkan sedikit waktu untuk membaca. Membaca memang perlu dibiasakan, dan membaca perlu konsentrasi yang cukup tinggi, bila membaca buku pengetahuan. Sebaliknya kalau hanya membaca buku hiburan/ fiksi, atau majalah dan surat kabar, dengan relaksasi sambil baring juga bisa.
Untuk mendorong tumbuh kembangnya kebisaan membaca dan gemar membaca dan belajar, tentu harus juga dibiasakan di dalam keluarga, apa keluarga mereka suka membaca? Begitu juga apa dilingkungan masyarakatnya apa sudah banyak orang membaca dan memanfaatkan aneka sumber informasi.
Pengembangan koleksi perpustakaan keliling.
Perpustakaan kurang pengunjung atau pembaca? Hal ini barangkali salah satunya, bisa karena terbatasnnya sarana dan prasarana yang disediakan, jumlah koleksi buku yang sangat terbatas.Â
Pengelola ( Pustakawan) kualitas dan kuantitasnya masih kurang. Kalaupun ada pegawai/petugas perpustakaan keliling, mereka tidak mengerti bagaimana mengemas informasi, agar dapat dimanfaatkan masyarakatnya. Hal inipun dapat mengakibatkan kurang membangkitkan selera untuk berkunjung dan membaca/ memanfaatkan perpustakaan.Â
Bagaimana mau menciptakan masyarakat cerdas, terampil dan berinovatif kalau keadaannya demikian. Padahal harapan pemerintah pusat termasuk pemerintah daerah, sekarang menginginkan masyarakat meningkatkan kesejahteraan lewat literasi informasi. Bagaimana mau menciptakan kondisi masyarakat terinformasi dan terleterasi kalau saja, perhatian terhadap penyelenggaraan perpustakaan umum daerah termasuk penyelenggaraan perpustakaan keliling masih kurang.Â
Karena itu barangkali belum terlambat, alangkah bijaksananya bila Perhatian Pemerintah daerah sekarang lebih fokus  memprioritaskan penyediaan sarana dan  prasarana perpustakaan. Kemudian perlu fokus mempriotaskan peningkatan kuantitas dan kualitas pengelolanya, agar masyarakat mau berkunjung dan membaca di Perpustakaan.Â
Untuk dapat membina dan mengembangkan koleksi perpustakaan yang benar-benar cocok dan tepat dengan kebutuhan masyarakat, perlu sekali dipahami arti dan tujuan dari diselenggarakannya sebuah perpustakaan khususnya dan umumnya tujuan dari pembangunan daerahnya. Kemudian kriteria pemilihan koleksi perpustakaan keliling adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan bahan pustaka hendaknya sesuai dengan fungsi dan tujuan perpustakaan keliling.
2. Pemilihan bahan pustaka hendaknya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang dilayani, atau disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya/masyarakat yang dilayani.
3. Pemilihan bahan pustaka hendaknya memenuhi semua golongan masyarakat yang dilayani tanpa membedakan suku, agama, pendidikan atau jabatan masing-masing.
4. Koleksi harus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pemakainya.
Demikianlah selintas mengenai  pengembangan perpustakaan keliling dalam mengembangkan minat dan budaya baca masyarakat, harapan penulis dalam rangka pengembangan koleksi perpustakaan keliling kedepan lebih terprogram dan terencana lebih baik lagi, sehingga dengan penyelenggaraan perpustakaan keliling yang mendekatkan layanan perpustakaan keliling pada masyarakat, di tiap pemukiman masyarakat, kebutuhan masyarakat akan bahan bacaan cepat dapat terpenuhi, sehingga akhirnya peran perpustakaan dalam rangka mencerdaskan masyarakat dan mentrampilkan masyarakat, akhirnya diharapkan  dapat cepat pula mensejahterakan masyarakatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H