Mohon tunggu...
Iswan Heri
Iswan Heri Mohon Tunggu... Administrasi - Dreamer, writer, and an uncle

Traveller, Writer, Dreamer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pulang: Sebuah Kado Untuk Para Pengembara

19 Desember 2015   21:57 Diperbarui: 19 Desember 2015   21:57 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

 

Akhirnya, demi memuaskan hasrat anaknya akan petualangan, Midah mengijinkan Bujang mengikuti Tauke Besar untuk berburu babi hutan, dengan syarat bahwa Bujang harus berada di belakang para pemburu dan hanya diam menyaksikan saja selama proses berburu. Bujang pun menyanggupi syarat yang diberikan mamaknya tersebut.

Menjelang sore, para pemburu bersiap untuk melakukan perburuan dengan dibantu beberapa pemuda kampung. Bujang pun turut serta dengan membawa tombak pinjaman dari ayahnya. Sesaat setelah memasuki hutan, rombongan pemburu memisahkan diri ke dalam tiga kelompok. Bujang dan beberapa pemuda ikut dalam kelompok Tauke Besar. Sekalipun bertubuh tambun, Tauke Besar dikenal sebagai seorang penembak jitu yang handal.

Bersama dua penembak lain dan tiga orang pemuda, mereka berlomba melumpuhkan babi hutan yang ditemui satu per satu. Tanpa terasa, perburuan mereka semakin masuk ke tengah hutan. Para pemburu terus berlari mengikuti anjing pemburu mereka menembus hutan rimba. Sampai pada suatu tempat, anjing berhenti berlari. Salakannya yang kencang, tiba-tiba mengendur. Rombongan pemburu tertahan, lalu saling melihat satu sama lain. Tanpa disadari, para pemburu itu berjalan menuju ancaman yang tidak pernah mereka temui sepanjang hidupnya. Ancaman mengerikan yang bersembunyi di tengah gelapnya rimba belantara Bukit Barisan.

Teror apakah yang ditemui Bujang dan rombongan Tauke Besar di tengah hutan? Apakah para pemburu tersebut dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka? Apakah Bujang dapat pulang ke rumah orang tuanya dalam keadaan selamat? Pertanyaan-pertanyaan tersebut baiknya anda temukan sendiri jawabnya dalam novel petualangan terbaru karya Tere Liye ini. Perburuan babi hutan adalah kisah pembuka dari rangkaian petualangan yang tersimpan dalam buku ini. Temukan dan rasakan ekstase baru dalam novel “Pulang”, yang tidak hanya ringan untuk dibaca, tetapi juga menyimpan kejutan dan hikmah yang mendalam tentang kehidupan.

 

***

 

Pertama kali membaca judul novel “Pulang”, saya membayangkan bahwa novel ini adalah novel roman yang dibumbui dengan kata-kata merayu, bahasa yang mendayu, dan tentu saja akan menguras air mata pembacanya. Sedangkan disisi lain, novel roman bukanlah salah satu kategori buku bacaan favorit saya. Namun, ternyata dugaan saya salah. Setelah membalik buku ini, saya membaca kutipan di sampul belakang yang memancing rasa penasaran untuk membacanya lebih jauh.

Kutipan tersebut berbunyi: “Sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit”. Terbersit tanda tanya dalam kepala saya. Pertarungan seperti apakah yang sebenarnya terjadi dalam buku ini? Manusia seperti apakah yang sanggup memeluk rasa benci dan sakit yang ada di dalam hatinya? Apa sebenarnya hakikat “pulang” yang ditulis dalam novel ini? Satu persatu pertanyaan silih berganti melintas di benak saya. Setelah membaca lembar demi lembar halaman novel, saya mulai menemukan jawaban sekaligus berbagai kejutan dalam kisah perjalanan hidup pemuda bernama Bujang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun