Nurhayati Subakat juga menjelaskan mengapa perusahaan kosmetiknya begitu peduli terhadap pendidikan. Langkahnya itu menurutnya terinspirasi dari sang nenek yang peduli terhadap pendidikan anak-anaknya. Sebagai orang tua tunggal, nenek Nurhayati memastikan empat anaknya mengenyam pendidikan hingga sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Saat itu, SLTA merupakan pendidikan paling tinggi di wilayah pedesaan.
Dalam hal Corporate Social Responsibility (CSR), perusahaan PT Paragon Technology and Innovation peduli dengan pendidikan. Kepedulian ini ditunjukkan Nurhayati Subakat dengan pemberian beasiswa kepada anak nagari yang tinggal dikampung kelahiran asal orang tuanya yakni Padang Panjang. Nurhayati Subakat berprinsip bahwa hanya melalui pendidikan yang bisa mengangkat derajat keluarga. Nurhayati optimis bahwa anak yang punya semangat belajar yang tinggi dapat mengangkat status keluarganya. Bahkan pernah ada seorang anak yang diberikan beasiswa oleh beliau saat ini telah menjadi seorang dokter.
Gaya Kepemimpinan Nurhayati Subakat
      Gaya kepemimpinan Nurhayati Subakat sesuai dengan filosofi Bundo Kanduang. Bundo Kanduang di Alam Minangkabau merupakan sosok yang dimuliakan baik tua dan muda.
Bundo kanduang limpapeh rumah nan gadang. Amban puruak pegangan kunci. Amban puruak aluang bunian. Pusek jalo kumpulan tali. Hiasan dalam nagari. Demikian yang disebutkan dalam petatah petitih Minangkabau. Seorang bundo kanduang bertanggung jawab dalam keluarga karena ia tiang penyanggah rumah tangga (limpapeh). Ia mampu menyelesaikan persoalan rumah tangga (ambun puruak pegangan kunci -- ambun puruak aluang bunian). Ia mampu menghimpun keluarga besarnya dalam arti luas -- extended family- (pusek jalo kumpulan tali). Ia juga sebagai penjaga adat dan budaya dalam suatu peradaban manusia (sumarak dalam nagari). Bundo kanduang adalah tempat merembukkan segala persoalan dan mencari solusi dari masalah yang ada. Gaya kepemimpinan Bundo Kanduang inilah yang dilakoni oleh Nurhayati Subakat dalam mengayomi stafnya di perusahaan.
      Gaya kepemimpinan ala Nurhayati Subakat mengandung nilai karismatik yang dapat dirasakan melalui pemikiran dan tindakannya yang visioner dan menginspirasi staf perusahaan. Disamping itu memiliki kerjasama tim yang kuat  dan memiliki perlindungan diri baik dari resiko yang akan dihadapi perusahaan. Ini sesuai dengan apa yang disebutkan Cinar dan Altintas (2008) dalam (Melyn dan Roy, 2014) Gaya kepemimpinan feminim memiliki tiga dimensi yaitu :
Pertama, Charismatic atau Value Based
a. Visionary
b. Inspirational