Bangkit dari keterpurukan, Nurhayati Subakat lalu mendirikan pabrik baru. Pabrik ini terletak di Cibodas dan Tangerang. Dia kemudian melakukan inovasi baru dengan membidik konsumen muslimah. Pada tahun 1995, Nurhayati Subakat mendirikan Wardah. Nama Wardah yang memiliki arti bunga mawar dipilih karena ia membuka usaha yang bertema islami. Kosmetik tersebut dengan cepat diterima masyarakat khususnya kaum muslimah. Hal ini terbukti di tahun 1999-2003 penjualan produk melonjak drastis.
      Keberhasilan kosmetik Wardah diterima pasar muslimah karena strategi marketing yang didukung oleh manajemen perusahaan yang baik. Di tahun 2011, PT Pusaka Tradisi Ibu yang mewadahi kosmetik Wardah lalu berganti nama menjadi PT Paragon Technology & Innovation yang hingga kini mempunyai lebih dari 7.500 karyawan dan memiliki kapasitas produksi lebih dari 95 juta produk personal care dan make-up. Kini produk-produknya juga mencakup perawatan kulit, dan perlengkapan make-up.
Penghargaan Doktor Honoris Causa (HC)
      Pada tanggal 5 April 2019, Nurhayati Subakat dianugerahi almamaternya gelar Doktor Kehormatan (Honoris Causa). Penganugerahan gelar tersebut beriringan dengan Wisuda kedua Institut Teknologi Bandung Tahun Akademik 2018/2019. Wisuda ini diselenggarakan di Gedung Sasana Budaya, Bandung. Gelar Honoris Causa diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada seseorang yang telah memberikan sumbangsih nyata dan menonjol dalam memajukan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sehingga memiliki dampak yang luar biasa bagi perkembangan kebudayaan bangsa serta kemanusiaan.
Ketua Tim Promotor Prof. Yeyet Cahyati Soemirtapura menjelaskan, ada beberapa pertimbangan yang mendasari pemberian gelar tersebut, terutama dari karya inovasinya yang telah dihasilkan. "Berdasarkan pertimbangannya, bu Nurhayati ini pantas dan memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Doktor HC," ujar Prof. Yeyet dalam sesi konferensi pers (Itb.ac.id, 29 November 2022).
Inovasi yang menonjol dalam produk Wardah dapat dilihat dari bahan baku tradisonal, pengemasan yang higienis, pengembangan formula yang baik dan pembuatannya sesuai dengan sertifikasi halal. Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA mengatakan, proses pemberian gelar Doktor Honoris Causa tersebut melalui tahapan yang panjang, yang diawali dari usulan pada calon, lalu disampaikan kepada Rektor. Selanjtnya, Â rektor mempunyai tim pengamat yang kemudian bekerja dan menganalisis, melihat membaca dan mengkaji data dari para calon. Baik itu Curicculum Vitae, maupun karya-karya. Kemudian apabila tim pengamat ini sudah selesai bekerja, mereka akan melaporkannya kepada rektor, lalu diteruskan kepada senat akademik. Berdasarkan rapat di senat akademik dibentuk tim promotor. Tim promotor bekerja dan hasilnya dilaporkan kepada rapat senat dan kalau disetujui maka diketok palu dan hasilnya diberikan kembali kepada Rektor. Nurhayati Subakat dapat dikatakan sebagai perempuan pertama penerima gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Institut Teknologi Bandung.
Bagi Nurhayati, pemberian penghargaan tersebut bukan hanya untuk dirinya pribadi, tapi lebih kepada tim yang telah bekerja dan menghasilkan produk inovasi. Dia menegaskan, gelar yang diraih adalah penghargaan terhadap karya anak bangsa, produk lokal yang bisa menyaingi produk-produk multinasional. Prestasi yang dicapai Nurhayati Subakat sudah banyak diapresiasi oleh berbagai pihak, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sampai saat ini tidak kurang dari 12 penghargaan tingkat nasional dan internasional diterima oleh Nurhayati.
Ditengah mewabahnya Covid 19, PT Paragon Technology & Innovation menyumbangkan 40 Miliar untuk pembelian alat-alat kesehatan bagi rumah sakit yang menjadi tempat rujukan penderita virus covid. Dibaik lesunya perekonomian nasional bahkan global, PT Paragon kian menunjukkan eksistensinya. Pada tanggal 26 Oktober 2020, perusahaan ini mengekspor enam kontainer produk kosmetik senilai Rp22,9 miliar ke Malaysia. Total ekspor PT Paragon ke Malaysia mencapai 53 kontainer.
Kiat Sukses Bisnis Nurhayati Subakat
      Dalam menuju kesuksesan setiap orang mempunyai prinsip dan jalan yang harus ditempuh. Nurhayati Subakat memiliki kiat menuju kesuksesan bisnis yang dia bagikan dalam bincang virtual program Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) angkatan kedua. Kegiatan tersebut diselenggarakan pada tanggal 10 Agustus 2021. Program itu terselenggara atas kolaborasi Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) dengan PT Paragon Technology and Innovation.
      Nurhayati Subakat yang juga sering menjadi narasumber dan motivator menjelaskan bahwa yang diperlukan seseorang yang menjadi wirausahawan ada lima karakter. Karakter tersebut adalah Ketuhanan, kepedulian, kerendahan hati, ketangguhan, dan inovasi. Karakter ini telah menjadi corporate culture di PT Paragon Technology and Innovation. Nurhayati memberikan satu contoh penerapan karakter ketangguhan saat menjalankan usaha. Pemerintah biasanya memberikan bantuan berupa pinjaman modal untuk pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Sayangnya sejumlah pelaku usaha memilih tidak mengembalikan bantuan tersebut. "Saya sampaikan namanya utang itu ya dikembalikan. Kepercayaan dan kedisiplinan itu modal utama," ungkapnya (Handayani, 2021).