Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Isvandia
Muhammad Yusuf Isvandia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030117 Ilmu Komunikasi

kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gunung Slamet: Gagal Menginjakkan Kaki di Atap Jawa Tengah

14 April 2024   22:37 Diperbarui: 14 April 2024   22:48 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya kami bergegas untuk kembali berjalan, perjalanan baru sampai pos 1 tapi rasa lelah sudah sangat berasa ke persendian. Perjalanan kami lanjutkan di jam 1 siang, dari basecamp menuju pos 1 kurang lebih 2 jam jika tanpa ojek. Baru saja berjalan 30 menit lagi lagi kami berhenti untuk beristirahat, persiapan fisik yang kurang matang membuat kami sangat mudah lelah, ditambah medan gunung slamet ini bukan main-main sangat minim trek yang landai.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Setelah berjalan sekitar tiga jam sampai lah kita di pos 2. Saat sampai di pos 2, hujan turun cukup deras hingga kami memutuskan untuk mampir sejenak di warung. 

Kali ini kami terjaga berusaha agar tidak tertidur seperti di pos 1 tadi. Dalam warung terlihat seorang porter berbadan tinggi dan besar, kami menghampirinya untuk menanyakan beberapa hal sembari menunggu hujan reda. Sang porter sudah bolak balik tiga kali dari basecamp ke pos 5 hari itu, cukup mengejutkan ketika mendengar ucapan itu. Kami yang usianya lebih muda saja jelas tidak mampu untuk melakukan hal yang sama.

Hujan reda dan kami kembali berjalan menuju pos 3. Baru saja beberapa langkah berjalan hujan kembali turun, membuat kami harus mengenakan jaz hujan dan berjalan dalam keadaan basah dan licin. 

Singkat cerita kami sampai di pos 3 pada jam set 6 sore, lalu segera mendirikan tenda dan mengganti pakaian kering untuk istirahat. Rencana kami awalnya akan mendirikan tenda di pos 7, supaya lebih dekat menuju puncak. Namun semuanya tidak berjalan sesuai rencana, karena kami memang pendaki yang sangat lambat berjalan, melihat tempat landai saja langsung kita duduk untuk menyeduh kopi.

Masak, makan, ngopi, sudah selesai. Saatnya kami lanjutkan malam dengan istirahat, kemudian melakukan summit/mendaki menuju puncak pada jam 2 pagi. Malam itu angin berhembus kencang suhu udara juga semakin dingin menembus kedalam tenda.

Alarm membangunkan kami tepat pukul 2 dini hari. Setelah semua persiapan selesai kami lanjut berjalan untuk melakukan summit. Baru saja berjalan 45 menit hampir sampai di pos 4, Bagas mendadak muntah dan terlihat sangat pucat. Kemudian kami memutuskan untuk kembali saja ke tenda karena terlalu beresiko jika dipaksakan mendaki ke puncak. Waktu menunjukan pukul set 4 saat kami tiba di tenda dan melanjutkan untuk tidur saja.

Suara pendaki yang melangkah di sekitar tenda membuat kami terbangun di jam 8 pagi. Kami memasak semua logistik supaya ringan beban yang ada di dalam carier. Setelah mengemasi semua barang-barang, kami pun bersiap turun menuju basecamp.

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Tiba di basecamp tepat disaat adzan maghrib berkumandang, langsung saja kami bebersih untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Batang. Ketika kami sudah selesai beres-beres rombongan kawan kami datang, ternyata mereka berhasil sampai ke puncak slamet. Akhirnya kami memutuskan pulang beriringan menuju batang di jam 10 malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun