Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Isvandia
Muhammad Yusuf Isvandia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030117 Ilmu Komunikasi

kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Gunung Slamet: Gagal Menginjakkan Kaki di Atap Jawa Tengah

14 April 2024   22:37 Diperbarui: 14 April 2024   22:48 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sinar matahari yang cerah membangunkan kami pada jam 6 pagi, rasa ngantuk dan dingin membuat hawa malas semakin kuat. Hingga akhirnya kami memaksakan untuk bangun dan sarapan terlebih dahulu. 

Ditengah santapan pagi dingin itu kami melihat satu rombongan berjumlah 8 orang juga sedang makan didepan meja kami, dan ternyata rombongan itu adalah kawan kami yang sama mendaki di hari itu. 

Setelah menghabiskan sarapan dan berbincang ringan kami bergegas untuk persiapan karena waktu sudah menunjukan pukul setengah 8. Semua barang sudah kami pindahkan ke basecamp utama, satu persatu dari kami bergantian untuk mandi untuk menyingkat waktu. 

Tim kami bagi menjadi dua, saya dan Galang pergi mengurus registrasi atau simaksi, bagas dan tomi bertugas untuk mengemas ulang barang dan mengecek semua supaya tidak ada yang tertinggal. Untuk simaksi atau registrasi satu orang dikenai biaya Rp. 35.000, syarat registrasi hanya surat kesehatan dan kartu identitas dari salah satu rombongan.

Hari itu pendakian terlihat sangat ramai, "ada 1000 orang yang naik mas kurang lebih hari ini, kebanyakan dari open trip" begitu kata pengurus basecamp Bambangan. Wajar saja jika ramai saat itu masih suasana libur lebaran, para pendaki sudah pasti memanfaatkan waktu ini. 

dokumen pribadi
dokumen pribadi

Semuanya sudah siap, tas sudah menempel di bahu kami, sepatu juga sudah kami pasangkan dengan rapih. Jam sudah menunjukan pukul setengah 9 pagi, terlambat setengah jam dari rencana waktu itu. 

Kami berjalan menuju pos ojek, disitu sudah ada driver ojek yang siap mengantar para pendaki menuju pos 1 dengan tarif  Rp 75.000, namun kami memilih untuk berjalan saja itung itung pemanasan.

Setengah perjalanan sudah hampir satu jam kami jalan pos 1 belum juga terlihat, malahan terlihat rombongan kawan kami yang sebelumnya jumpa di tempat makan mereka naik ojek dan memasang tampang seperti mengejek lalu pergi mendahului kami. 

Tengah hari ketika sampai di pos 1, terlihat warung yang menyajikan gorengan dan buah-buahan segar siap untuk disantap. Terdapat warung hingga pos 7 di gunung slamet via bambangan ini, jadi jangan khawatir kehabisan camilan ketika mendaki.

Niat berhenti hanya 15 menit kami semua tertidur di kursi panjang yang ada di warung, hampir satu jam kami tertidur dan terbangun karena suhu yang makin dingin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun