Label positif, seperti yang saya alami, dapat mendorong seseorang untuk berperilaku sesuai dengan ekspektasi yang terkait dengan label tersebut. Ketika seseorang diberi label sebagai orang yang berintegritas, kreatif, atau cerdas, mereka akan berusaha menjaga reputasi tersebut.Â
"Label sosial bisa menjadi alat yang kuat dalam membentuk perilaku seseorang," kata Becker. Saya menyadari bahwa label ini bisa menjadi motivasi internal yang mendorong kita untuk menjadi versi terbaik dari diri kita.
Status Sosial: Keseimbangan dalam Interaksi
Dalam beberapa kesempatan, saya mendapati bahwa perbedaan status sosial bisa menjadi penghalang dalam membangun hubungan yang akrab. Orang cenderung lebih nyaman berinteraksi dengan mereka yang memiliki status sosial yang serupa. Status sosial, menurut Pierre Bourdieu, mempengaruhi cara kita berinteraksi dan seberapa mudah kita diterima dalam suatu kelompok sosial.
Sebagai contoh, dalam situasi formal atau lingkungan pekerjaan, saya merasa lebih mudah berbicara dengan rekan kerja yang memiliki posisi atau latar belakang yang mirip. Sebaliknya, berinteraksi dengan atasan atau orang yang memiliki jabatan lebih tinggi kadang-kadang menciptakan jarak sosial yang terasa. "Keseimbangan status sosial memungkinkan terjadinya interaksi yang lebih nyaman dan setara," ujar Bourdieu.
Tips Praktis Membangun Koneksi Sosial
Dari semua teori dan pengalaman pribadi yang saya paparkan, ada beberapa langkah praktis yang dapat kita lakukan untuk memperkuat hubungan sosial kita:
1. Bergabung dalam komunitas
Saya menemukan bahwa mengikuti kegiatan komunitas yang sesuai dengan minat pribadi sangat membantu dalam membangun koneksi. Baik itu kelompok hobi, olahraga, atau diskusi, komunitas menciptakan ruang interaksi yang lebih organik.
 Â
2. Tunjukkan minat tulus
Ketika saya benar-benar mendengarkan orang lain dan menunjukkan minat tulus terhadap apa yang mereka ceritakan, hubungan yang saya bangun terasa lebih dalam. Minat yang tulus menciptakan keterikatan emosional yang kuat.
3. Jadilah diri sendiri