Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menghack Otak: Trik Sederhana untuk Hidup Lebih Produktif

6 Oktober 2024   20:09 Diperbarui: 6 Oktober 2024   20:11 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah Anda merasa lelah hanya karena harus membuat banyak keputusan kecil setiap hari? Mulai dari memilih pakaian apa yang akan dipakai, menentukan menu sarapan, hingga memutuskan tugas mana yang harus diselesaikan lebih dulu. 

Keputusan-keputusan kecil seperti ini, meskipun tampak sepele, bisa menguras energi mental kita secara perlahan dan berdampak pada produktivitas keseluruhan.

Seorang teman membagikan pengalamannya di sebuah platform, ia adalah seorang yang memiliki ketertarikan dalam mengoptimalkan diri, telah menemukan cara unik untuk mengatasi masalah ini. 

Melalui berbagai eksperimen pribadi, ia menciptakan metode yang disebutnya sebagai "sistem bodoh", yang berhasil menyederhanakan keputusan sehari-hari sehingga ia bisa fokus pada hal-hal yang lebih penting. 

Dalam artikel ini, saya akan membagikan prinsip-prinsip sistem tersebut yang dapat membantu Anda mengelola waktu dan energi dengan lebih baik.

Mengapa Keputusan Kecil Dapat Menguras Energi?

Dalam psikologi, ada istilah yang disebut "decision fatigue" atau kelelahan akibat membuat keputusan. Konsep ini menjelaskan bagaimana kemampuan seseorang untuk membuat keputusan menurun seiring berjalannya hari. Setiap kali kita harus memilih antara satu hal dan yang lainnya, kita sebenarnya menguras sumber daya mental yang terbatas. Akibatnya, di akhir hari, kita lebih rentan untuk mengambil keputusan yang buruk atau bahkan tidak mengambil keputusan sama sekali.

Inilah alasan mengapa banyak orang yang merasa produktivitasnya menurun di sore atau malam hari. Dan, teman saya menyadari bahwa cara paling efektif untuk menghindari hal ini adalah dengan meminimalkan jumlah keputusan yang harus diambil setiap hari. Ia pun menciptakan serangkaian kebiasaan dan aturan yang secara otomatis membimbingnya pada pilihan-pilihan yang baik tanpa harus berpikir terlalu banyak.

Membuat Hidup Lebih Sederhana dengan "Sistem Bodoh"

Konsep "sistem bodoh" dari teman saya sebenarnya sangat sederhana: rancang lingkungan sekitar Anda sedemikian rupa sehingga pilihan yang baik menjadi pilihan yang paling mudah diambil. Prinsip ini berlandaskan pada kenyataan bahwa manusia, pada dasarnya, cenderung memilih apa yang paling mudah dan praktis. Oleh karena itu, dengan sedikit perubahan di sekitar kita, kita bisa mempengaruhi kebiasaan tanpa harus mengandalkan kemauan yang sering kali goyah.

Berikut beberapa trik yang ia terapkan dalam sistemnya:

1. Atur Lingkungan Kerja yang Mendukung


   Untuk memaksimalkan produktivitas, teman saya membuat lingkungannya bebas dari gangguan. Ia hanya meletakkan barang-barang yang dibutuhkan di mejanya dan menyimpan semua barang lain di luar jangkauan. Selain itu, ia memasang pengingat visual seperti catatan di dinding yang berisi daftar prioritas harian, sehingga ia bisa tetap fokus tanpa harus mengecek ponsel atau komputer.

2. Tentukan Aturan Default


   Teman saya juga menetapkan sejumlah "aturan default" untuk hal-hal yang sering kali menjadi beban pikiran. Misalnya, jika ada ajakan untuk keluar atau undangan pertemuan, ia menetapkan jawaban default sebagai "tidak", kecuali jika itu benar-benar penting atau melibatkan orang-orang terdekat. Dengan aturan default ini, ia bisa mengurangi tekanan untuk berkata “ya” pada semua ajakan yang datang dan lebih selektif dalam mengatur waktu.

3. Prinsip Lima Menit untuk Mengatasi Prokrastinasi


   Ketika dihadapkan pada tugas yang terasa sulit atau membosankan, ia menggunakan apa yang disebut "prinsip lima menit". Artinya, ia memberi dirinya izin untuk mengerjakan tugas tersebut hanya selama lima menit. Jika setelah lima menit ia merasa tidak nyaman, ia boleh berhenti. Namun, kebanyakan waktu, ia akan mendapati dirinya tenggelam dalam tugas tersebut dan melanjutkan hingga selesai.

4. Zona Anti-Gangguan


   Setiap hari, ia meluangkan waktu khusus—sekitar dua jam—untuk fokus sepenuhnya tanpa gangguan. Selama waktu ini, ia mematikan semua notifikasi, menutup aplikasi yang tidak perlu, dan bahkan mengunci pintu ruang kerjanya jika perlu. Ia menyebut ini sebagai "zona anti-gangguan", di mana ia hanya mengerjakan tugas-tugas yang memerlukan konsentrasi penuh.

5. Otomatisasi Kebiasaan Kesehatan


   Salah satu hal menarik yang dilakukan teman saya adalah mengotomatisasi kebiasaan sehat. Sebagai contoh, ia selalu meletakkan botol air minum di meja kerjanya agar ia lebih sering minum tanpa harus mengingatkan diri sendiri. Selain itu, ia memilih menu sarapan yang sama setiap pagi, sehingga ia tidak perlu berpikir dua kali tentang apa yang harus dimakan. Kebiasaan-kebiasaan kecil ini membantu menjaga energi dan kesehatan secara optimal.

Menerapkan Perubahan Kecil untuk Dampak Besar

Meskipun prinsip-prinsip ini terlihat sederhana, teman saya menemukan bahwa dampaknya terhadap hidupnya sangat signifikan. Dengan meminimalkan keputusan kecil, ia tidak hanya memiliki lebih banyak energi untuk hal-hal besar, tetapi juga merasa lebih tenang dan lebih fokus. Trik-trik ini memungkinkan dia untuk menjalani hidup yang lebih teratur, sehingga ia bisa mencurahkan perhatian pada proyek-proyek penting tanpa terganggu oleh hal-hal sepele.

"Sistem bodoh" yang diterapkannya mengajarkan kita bahwa, terkadang, kesederhanaan adalah kunci untuk mencapai produktivitas yang lebih tinggi. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung dan menetapkan aturan-aturan sederhana, kita bisa menghemat banyak energi mental yang biasanya terbuang percuma.

Pelajaran yang Bisa Kita Ambil

Kisah teman saya ini mengajarkan bahwa kita tidak perlu melakukan hal-hal besar atau rumit untuk meningkatkan produktivitas. Dengan sedikit kreativitas dan penerapan prinsip-prinsip sederhana, kita bisa merancang sistem yang bekerja untuk kita, bukan melawan kita.

Berikut adalah beberapa pelajaran yang bisa kita ambil:

1. Lingkungan Mempengaruhi Perilaku

 Mengatur lingkungan sekitar agar mempermudah kebiasaan baik adalah salah satu langkah efektif untuk mencapai tujuan.


2. Mulai dari Hal Kecil

Perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Fokuslah pada perbaikan-perbaikan kecil yang dilakukan secara konsisten.


3. Fokus pada Solusi, Bukan Masalah

 Alih-alih berfokus pada hambatan, lebih baik mencari cara untuk menyederhanakan proses.


4. Bersikap Fleksibel

Jangan takut untuk bereksperimen dan menemukan metode yang paling cocok bagi Anda.


5. Sederhanakan Keputusan Sehari-hari

Semakin sedikit keputusan yang harus diambil, semakin banyak energi yang bisa kita curahkan pada hal-hal penting.

Konsep "sistem bodoh" dari teman saya adalah sebuah pendekatan yang efektif untuk mengatasi kompleksitas kehidupan modern. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita bisa menciptakan lingkungan dan kebiasaan yang mendukung produktivitas dan kesejahteraan kita secara keseluruhan. Jadi, jika Anda merasa terlalu sering kehabisan energi di akhir hari, mungkin saatnya mencoba trik-trik sederhana ini.

Ingin tahu lebih banyak tips tentang optimasi diri? Silakan bagikan artikel ini kepada teman-teman Anda, dan mulailah menerapkan sistem bodoh versi Anda sendiri untuk hidup yang lebih produktif dan bebas stres!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun