Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Suara Hati Driver Ojek Online: Kami Bukan Sekedar Nomor Antrian

14 Agustus 2024   20:31 Diperbarui: 14 Agustus 2024   20:32 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayangnya, tidak semua orang melihat sisi manusiawi dari pekerjaan kami. Kami diperlakukan seperti mesin yang tak kenal lelah, dan ketika kami akhirnya jatuh sakit atau terluka, kami sering kali diabaikan oleh sistem.

Apa yang Kami Inginkan?

Kami tidak meminta banyak. Kami hanya ingin hidup yang layak. Kami ingin bisa memberikan yang terbaik bagi keluarga kami, sama seperti orang lain. Kami ingin bekerja tanpa harus mengorbankan kesehatan dan keselamatan kami. 

Kami ingin merasa aman di jalan, tanpa khawatir akan kehilangan nyawa hanya karena bekerja terlalu keras. Kami ingin diakui sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki peran penting dalam roda ekonomi kota ini.

Perlindungan sosial bagi kami masih sangat minim. Asuransi kesehatan yang memadai sering kali menjadi impian bagi banyak dari kami. Dalam pekerjaan ini, risiko kecelakaan sangat tinggi, namun tidak banyak yang bisa kami lakukan untuk melindungi diri sendiri. 

Kami juga berharap ada regulasi yang lebih adil mengenai tarif dan kondisi kerja. Kami tidak bisa terus-menerus bekerja dengan bayaran yang tidak sebanding dengan usaha yang kami keluarkan.

Tragedi yang menimpa rekan seprofesi  itu seharusnya menjadi titik balik bagi semua pihak. Kami berharap pemerintah, perusahaan aplikasi, dan masyarakat bisa lebih peduli terhadap kondisi kami. Kami butuh regulasi yang jelas yang melindungi hak-hak kami sebagai pekerja. Kami juga membutuhkan perlindungan sosial yang memadai agar kami tidak terus-menerus berada dalam ketidakpastian.

Perusahaan platform yang menjadi tempat kami bekerja juga harus lebih bertanggung jawab. Mereka harus memastikan bahwa sistem yang mereka bangun tidak hanya menguntungkan satu pihak, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan para driver. Kami berharap ada dialog terbuka antara perusahaan dan kami, para driver, untuk mencari solusi bersama.

Kami ingin masyarakat tahu bahwa kami bukanlah mesin yang bisa bekerja tanpa henti. Kami adalah manusia dengan perasaan, kebutuhan, dan harapan. Kami butuh istirahat, kami butuh makan, dan kami butuh dukungan dari semua pihak. Jangan biarkan tragedi seperti ini terulang lagi. Kami berharap kejadian ini membuka mata semua orang bahwa di balik helm dan seragam hijau ini, ada kehidupan yang berharga. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan kerja yang lebih manusiawi bagi kami, para driver ojol.

#Meninggal Kelaparan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun