Dari berbagai cerita yang aku kumpulkan, muncul beberapa alasan umum mengapa sulit untuk melupakan luka, meskipun kita telah memaafkan:
1. Trauma Emosional
Peristiwa menyakitkan dapat meninggalkan trauma yang mendalam, baik secara emosional maupun psikologis. Trauma ini dapat mempengaruhi cara kita memandang diri sendiri dan orang lain, serta bagaimana kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.Â
Luka emosional sering kali lebih sulit disembuhkan daripada luka fisik, karena ia terus mengingatkan kita akan peristiwa menyakitkan tersebut.
2. Ketidakpercayaan yang Hancur
 Kepercayaan adalah fondasi dari setiap hubungan, dan ketika kepercayaan tersebut hancur, sulit untuk membangunnya kembali. Meskipun kita mungkin memaafkan orang yang telah melukai kita, perasaan tidak aman dan ragu sering kali tetap ada, membuat kita sulit untuk sepenuhnya mempercayai orang tersebut lagi.
3. Ketakutan akan Pengulangan
 Ketakutan akan terluka kembali dapat membuat kita sulit untuk benar-benar membuka hati. Ketika kita telah dikhianati, kita mungkin menjadi lebih waspada dan berhati-hati dalam berhubungan dengan orang lain, karena kita takut akan mengulangi kesalahan yang sama.
4. Dendam yang Tersisa
Meskipun kita berusaha untuk memaafkan, sering kali ada rasa dendam yang masih tersisa di dalam hati. Dendam ini mungkin tidak selalu tampak di permukaan, namun ia bisa muncul dalam bentuk perasaan marah atau kesal yang terus-menerus terhadap orang yang telah melukai kita.
Proses Memaafkan