Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jawaban Pertanyaan tentang Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching dalam Pembelajaran

11 Juli 2024   22:29 Diperbarui: 11 Juli 2024   22:38 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Misalnya, dalam mata pelajaran seni, saya memberikan tugas kepada siswa untuk membuat proyek seni berdasarkan tema tertentu dan memberikan umpan balik yang membantu mereka melihat bagaimana mereka dapat meningkatkan karya mereka.

Selain itu, saya juga lebih sering mengadakan diskusi dan kolaborasi dengan siswa. Dalam diskusi ini, saya mendorong siswa untuk berbagi ide dan perspektif mereka, serta membantu mereka melihat peluang-peluang baru. 

Misalnya, dalam diskusi tentang isu-isu sosial, saya mengajak siswa untuk berpikir kritis tentang masalah yang dihadapi masyarakat dan mencari solusi yang dapat mereka terapkan dalam komunitas mereka.

Kesulitan dalam Mengaitkan Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching dengan Supervisi Akademik

Meskipun saya telah mulai menerapkan prinsip-prinsip coaching dalam interaksi saya dengan siswa, saya masih mengalami kesulitan dalam mengaitkan paradigma berpikir dan prinsip coaching dengan supervisi akademik. 

Saya menyadari bahwa supervisi akademik adalah aspek penting dalam pendidikan, tetapi saya belum sepenuhnya memahami bagaimana menerapkan prinsip-prinsip coaching dalam konteks ini. Saya merasa perlu lebih banyak latihan dan bimbingan untuk memahami bagaimana menerapkan prinsip-prinsip ini dengan efektif dalam supervisi akademik.

Modul 2.3 tentang paradigma berpikir dan prinsip coaching telah memberikan dampak yang signifikan pada cara saya berinteraksi dengan siswa dan rekan kerja. Saya belajar untuk lebih terbuka, responsif, dan mendukung kebutuhan siswa serta menciptakan suasana yang mendukung kreativitas dan potensi mereka. 

Meskipun saya masih menghadapi beberapa kesulitan dalam menerapkan prinsip-prinsip coaching dalam konteks supervisi akademik, saya yakin bahwa dengan terus belajar dan berlatih, saya dapat menjadi lebih baik dalam menerapkan prinsip-prinsip coaching dalam pembelajaran.

Program pengembangan diri ini telah membantu saya meningkatkan pemahaman saya tentang paradigma berpikir dan prinsip coaching, serta memberi saya alat dan strategi yang diperlukan untuk membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka. 

Saya berkomitmen untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan saya sebagai guru, sehingga saya dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik dan lebih bermakna bagi siswa saya.

Dengan demikian, refleksi diri ini tidak hanya memberikan wawasan tentang kemajuan saya sebagai Calon Guru Penggerak, tetapi juga menunjukkan komitmen saya untuk terus berkembang dan meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun