Namun, setelah mempelajari lebih dalam tentang prinsip-prinsip coaching seperti kemitraan, proses kreatif, dan maksimalisasi potensi, pemahaman saya mulai berubah.
Prinsip kemitraan dalam coaching mengajarkan saya bahwa proses pembelajaran bukanlah sesuatu yang saya lakukan untuk siswa, tetapi sesuatu yang saya lakukan bersama siswa.Â
Kemitraan ini menciptakan suasana yang saling mendukung dan memberdayakan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.Â
Prinsip ini membantu saya melihat bahwa siswa memiliki peran penting dalam pembelajaran mereka sendiri dan bahwa saya sebagai guru adalah fasilitator yang membantu mereka mencapai potensi maksimal mereka.
Proses kreatif dalam coaching mendorong saya untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kreativitas siswa.Â
Saya belajar bahwa dengan memberikan ruang bagi siswa untuk berpikir kreatif, mereka dapat mengembangkan solusi inovatif untuk masalah yang mereka hadapi.Â
Saya mulai lebih sering memberikan tugas yang memungkinkan siswa berpikir di luar kotak dan mendorong mereka untuk mencari cara baru dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Maksimalisasi potensi adalah prinsip coaching yang mengajarkan saya untuk selalu melihat potensi terbaik dalam setiap siswa. Saya belajar untuk tidak hanya fokus pada kelemahan atau kesulitan yang dihadapi siswa, tetapi juga melihat kekuatan dan potensi mereka. Dengan pendekatan ini, saya dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka dengan lebih efektif.
Penerapan Prinsip Coaching
Setelah memahami paradigma berpikir dan prinsip-prinsip coaching, saya mulai menerapkan beberapa di antaranya dalam interaksi saya dengan siswa.Â
Salah satu cara saya menerapkannya adalah dengan memberikan tugas yang memungkinkan siswa berpikir kreatif dan memberikan umpan balik yang konstruktif.Â