Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan Nonformal Butuh Penggerak yang Revolusioner

9 Juli 2024   16:21 Diperbarui: 9 Juli 2024   16:42 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pendidikan non formal/FB Isur Suryati 

Pendidikan non-formal, meskipun seringkali tidak menjadi pusat perhatian dalam sistem pendidikan, memainkan peran penting dalam membentuk generasi yang lebih berpengetahuan dan berdaya saing. 

Di berbagai sudut negeri, terutama di daerah-daerah terpencil, pendidikan non-formal menjadi satu-satunya harapan bagi banyak anak untuk mengakses ilmu pengetahuan dan keterampilan yang akan membantu mereka meraih masa depan yang lebih cerah. 

Oleh karena itu, dibutuhkan penggerak yang revolusioner -- sosok-sosok yang penuh semangat, inovatif, dan berdedikasi tinggi -- yang mampu menghidupkan kembali serta mengembangkan sistem pendidikan non-formal. 

Mereka inilah yang menjadi agen perubahan, membawa cahaya pengetahuan ke tempat-tempat yang paling membutuhkan, seperti yang terjadi di Taman Baca Masyarakat (TBM) Bina Nusantara di Desa Naluk, Jawa Barat.

Destinasi ilmu ini, meskipun sederhana, memancarkan kekayaan pengetahuan dan inspirasi yang luar biasa. TBM ini menjadi saksi bisu bagi banyak anak yang telah mengubah hidup mereka melalui pendidikan nonformal. 

Untuk mengeksplorasi dan memahami lebih dalam mengenai peran penting taman baca ini, sebuah perjalanan satu hari direncanakan dengan menggunakan bus dari kota asal menuju desa kecil tersebut.

TBM Bina Nusantara merupakan bangunan sederhana namun kaya akan buku-buku dari berbagai genre dan topik. TBM ini memiliki ruang pustaka dengan lebih dari 100 buku bacaan, yang digunakan untuk belajar membaca, menggambar, dan mewarnai. 

Begitu memasuki TBM, suasana kehangatan dan semangat belajar langsung terasa. Anak-anak dengan antusiasme tinggi berkumpul, membaca, dan berdiskusi. Mereka tampak menikmati setiap momen di taman baca ini. Melihat pemandangan ini, saya teringat akan pentingnya memberikan akses pendidikan kepada setiap anak, tanpa terkecuali.

Kebangkitan TBM Bina Nusantara

TBM Bina Nusantara sebenarnya sudah ada sejak tahun 2012, tetapi berhenti beroperasi pada tahun 2016. Namun, pada tahun 2022, TBM ini kembali dibuka dengan bantuan dari Patriot Desa Jawa Barat, yang membantu dalam penghidupan kembali TBM dan mengadakan kegiatan rutin. 

Patriot Desa Jawa Barat berperan besar dalam menghidupkan kembali semangat membaca dan belajar di desa ini. Dengan upaya keras mereka, TBM Bina Nusantara kini menjadi tempat yang penuh dengan aktivitas positif yang mengembangkan kreativitas anak-anak.

Karwini, seorang Penggerak Lokal dari Desa Naluk, menjelaskan bahwa TBM Bina Nusantara bisa kembali aktif karena adanya kerjasama dari berbagai pihak, khususnya karena kehadiran Patriot Desa yang menjadi pemantik akan kembali bergulirnya kegiatan di TBM Bina Nusantara dengan berbagai inovasi yang diperbaharui. 

Kerjasama ini menunjukkan bahwa ketika berbagai pihak bekerja bersama, mereka bisa menciptakan perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat.

Karwini dan Patriot Desa serta pengelola TBM Bina Nusantara yang lainnya. Mereka adalah sosok yang penuh semangat dan dedikasi terhadap pendidikan. 

Mereka percaya bahwa pendidikan nonformal adalah jendela dunia yang terbuka lebar bagi anak-anak yang tidak mampu mengakses pendidikan formal. 

Dengan ketekunan dan cinta yang besar terhadap dunia literasi, pengelola TBM telah berhasil menciptakan sebuah ruang belajar yang inklusif dan inspiratif.

Para pengelola bercerita tentang tantangan dan perjuangan mereka dalam menghidupkan kembali TBM ini. Berbekal semangat dan tekad untuk membantu anak-anak di desanya, mereka mulai mengumpulkan buku-buku dari berbagai sumber. 

Seiring berjalannya waktu, jumlah buku semakin bertambah dan TBM ini semakin dikenal oleh masyarakat sekitar. Kini, TBM Bina Nusantara tidak hanya menjadi tempat untuk membaca, tetapi juga menjadi tempat berkumpul dan belajar bersama.

Inspirasi dari Anak-Anak di TBM

Melihat antusiasme anak-anak saat membaca dan belajar di TBM ini sangat menginspirasi. Banyak dari mereka yang berasal dari latar belakang yang kurang mampu dan tidak memiliki akses ke pendidikan formal yang memadai. 

Namun, melalui pendidikan nonformal di TBM Bina Nusantara, mereka dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang membantu mereka berprestasi lebih baik di sekolah formal. Kisah-kisah inspiratif tentang anak-anak yang berhasil mengubah hidup mereka melalui pendidikan nonformal sangat menggugah hati.

Masalah yang Dihadapi Pendidikan Nonformal

Meski begitu, perjalanan ini juga membuka mata akan berbagai masalah yang dihadapi pendidikan nonformal di Indonesia. Salah satu masalah utama adalah kurangnya perhatian dan dukungan terhadap pendidikan nonformal. 

Banyak pihak yang masih menganggap pendidikan formal sebagai satu-satunya jalan untuk mencapai kesuksesan, sehingga pendidikan nonformal sering kali terabaikan. 

Selain itu, akses pendidikan nonformal yang belum merata di seluruh Indonesia menjadi tantangan tersendiri. Banyak daerah terpencil yang masih kesulitan untuk mendapatkan akses ke pendidikan nonformal yang berkualitas.

Keterbatasan sumber daya di taman baca juga menjadi masalah yang perlu diperhatikan. Buku-buku, peralatan belajar, dan fasilitas yang ada masih terbatas. 

Selain itu, para pengajar di taman baca sering kali tidak mendapatkan pelatihan yang memadai untuk mengajar dengan efektif. Semua ini menjadi hambatan yang mengurangi potensi maksimal dari pendidikan nonformal.

Solusi untuk Pendidikan Nonformal yang Lebih Baik

Untuk mengatasi berbagai masalah ini, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak. Pertama, meningkatkan perhatian dan dukungan dari pemerintah dan masyarakat terhadap pendidikan nonformal. 

Pemerintah perlu memberikan dukungan yang lebih besar dalam bentuk regulasi, pendanaan, dan program-program yang mendukung pengembangan pendidikan nonformal. 

Selain itu, masyarakat juga perlu lebih sadar akan pentingnya pendidikan nonformal dan memberikan dukungan berupa donasi buku, peralatan belajar, atau bahkan waktu untuk menjadi relawan pengajar.

Kedua, memperluas akses pendidikan nonformal ke seluruh Indonesia. Ini dapat dilakukan dengan membangun lebih banyak taman baca di daerah-daerah terpencil dan memastikan setiap anak memiliki akses ke sumber daya pendidikan yang memadai. 

Program-program mobilisasi perpustakaan keliling atau inisiatif sejenis juga bisa menjadi solusi untuk menjangkau anak-anak di daerah yang sulit dijangkau.

Ketiga, meningkatkan sumber daya di taman baca. Ini mencakup penyediaan buku-buku yang lebih beragam, peralatan belajar yang memadai, dan pelatihan untuk para pengajar. Dengan sumber daya yang memadai, taman baca dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih baik dan efektif bagi anak-anak.

Pentingnya Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal memiliki peran penting dalam melengkapi pendidikan formal dan memberikan pendidikan yang utuh bagi anak-anak. 

Pendidikan nonformal tidak hanya membantu anak-anak yang tidak mampu mengakses pendidikan formal, tetapi juga memberikan ruang untuk mengembangkan kreativitas, keterampilan sosial, dan minat belajar yang mungkin tidak terfasilitasi dengan baik di pendidikan formal.

Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang mengikuti pendidikan nonformal memiliki prestasi lebih baik di sekolah formal. Mereka cenderung lebih aktif, kreatif, dan memiliki keterampilan sosial yang baik. 

Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan nonformal tidak hanya penting untuk anak-anak yang tidak mampu mengakses pendidikan formal, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Saya percaya bahwa pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pendidikan nonformal. 

Dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak diperlukan untuk memperkuat peran pendidikan nonformal dan memastikan bahwa semua anak memiliki akses pendidikan yang berkualitas. 

Dengan dukungan yang tepat, pendidikan nonformal dapat menjadi jembatan yang menghubungkan anak-anak dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk meraih masa depan yang lebih baik.

Perjalanan ke Taman Baca Masyarakat (TBM) Bina Nusantara telah membuka mata saya tentang pentingnya pendidikan nonformal. 

Pendidikan nonformal menawarkan jendela dunia yang terbuka lebar bagi anak-anak yang tidak mampu mengakses pendidikan formal. 

Melalui pendidikan nonformal, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan karakter yang membantu mereka berprestasi lebih baik di sekolah formal dan dalam kehidupan mereka secara keseluruhan.

Marilah kita bersama-sama membuka jendela dunia bagi semua anak melalui pendidikan nonformal. 

Dengan memberikan perhatian dan dukungan yang lebih besar kepada pendidikan nonformal, kita dapat memastikan bahwa semua anak di Indonesia memiliki kesempatan untuk belajar dan meraih masa depan yang gemilang. 

Mari kita bekerja sama untuk membangun generasi penerus bangsa yang cerdas, berkarakter, dan siap untuk menghadapi tantangan masa depan.

#PendidikanNon-Formal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun