Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penguatan Positif sebagai Metode Mendisiplinkan Anak di Kelas

8 Juli 2024   14:56 Diperbarui: 8 Juli 2024   15:01 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Penguatan positif adalah sebuah metode yang digunakan dalam pendidikan untuk mendisiplinkan anak-anak di kelas dengan cara memberikan pengakuan atau apresiasi terhadap perilaku positif mereka. 

Teknik ini bertujuan untuk memperkuat perilaku baik sehingga perilaku tersebut diharapkan akan terus berlanjut dan diadopsi oleh anak-anak lainnya. Dalam konteks pendidikan, penguatan positif sangat penting karena dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, meningkatkan motivasi siswa, serta mengurangi perilaku negatif tanpa harus menggunakan hukuman atau teguran.

Konsep Dasar Penguatan Positif

Penguatan positif berasal dari prinsip-prinsip psikologi behaviorisme, yang dipelopori oleh B.F. Skinner. Menurut teori ini, perilaku yang diikuti dengan konsekuensi positif cenderung akan diulang, sedangkan perilaku yang tidak diikuti dengan konsekuensi positif atau diikuti dengan konsekuensi negatif cenderung akan berkurang. Dalam konteks kelas, penguatan positif dilakukan dengan memberikan pujian, hadiah, atau bentuk apresiasi lainnya ketika siswa menunjukkan perilaku yang diinginkan.

Manfaat Penguatan Positif

Penguatan positif memiliki banyak manfaat, baik bagi siswa maupun bagi guru. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penerapan penguatan positif di dalam kelas:

1. Meningkatkan Motivasi Siswa

 Dengan memberikan pujian atau penghargaan atas perilaku positif, siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk terus berperilaku baik. Ini dapat meningkatkan semangat belajar dan partisipasi aktif di dalam kelas.

2. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif

Ketika siswa merasa bahwa perilaku baik mereka dihargai, mereka cenderung merasa lebih nyaman dan aman di dalam kelas. Hal ini menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar dan mengurangi tingkat stres serta kecemasan.

3. Mendorong Perilaku Baik

Penguatan positif membantu memperkuat perilaku baik dan membuatnya menjadi kebiasaan. Dengan konsisten memberikan apresiasi terhadap perilaku yang diinginkan, guru dapat membantu siswa membangun karakter yang positif.

4. Mengurangi Perilaku Negatif

 Daripada fokus pada perilaku negatif dan memberikan teguran atau hukuman, penguatan positif berfokus pada mendorong perilaku yang diinginkan. Hal ini dapat mengurangi frekuensi perilaku negatif secara signifikan.

Contoh Penerapan Penguatan Positif di Kelas

Untuk memahami lebih dalam bagaimana penguatan positif dapat diterapkan di dalam kelas, berikut adalah beberapa contoh konkret:

1. Menghargai Ketertiban dan Kepatuhan

Misalnya, ketika seorang siswa A sedang berdiri di atas kursi dan pada saat yang sama, siswa B duduk dengan tenang di tempatnya, guru dapat memberikan apresiasi kepada siswa B. Guru dapat berkata, “Aku suka cara siswa B duduk dengan tenang.” Dengan cara ini, diharapkan siswa A akan mendengar pujian tersebut dan merasa terdorong untuk mengikuti perilaku positif yang ditunjukkan oleh siswa B.

2. Memberikan Pujian Verbal

Pujian verbal adalah bentuk penguatan positif yang paling sederhana namun sangat efektif. Guru dapat memberikan pujian kepada siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar, menyelesaikan tugas tepat waktu, atau membantu teman sekelasnya. Contoh pujian verbal bisa berupa, “Kerja bagus, kamu sudah menyelesaikan tugas dengan sangat baik!” atau “Aku sangat bangga dengan cara kamu membantu temanmu tadi.”

3. Sistem Hadiah atau Poin

Guru juga bisa menggunakan sistem hadiah atau poin sebagai bentuk penguatan positif. Misalnya, setiap kali siswa menunjukkan perilaku yang baik, mereka mendapatkan poin. Setelah mengumpulkan sejumlah poin tertentu, siswa dapat menukarnya dengan hadiah kecil, seperti stiker, pensil, atau waktu bermain tambahan. Sistem ini tidak hanya memotivasi siswa untuk berperilaku baik tetapi juga mengajarkan mereka tentang nilai kerja keras dan penghargaan.

4. Pengakuan Publik

Memberikan pengakuan di depan teman-teman sekelas dapat menjadi bentuk penguatan positif yang sangat efektif. Misalnya, guru bisa mengadakan sesi penghargaan mingguan di mana siswa yang berperilaku baik atau mencapai prestasi tertentu diberikan penghargaan di depan kelas. Pengakuan publik ini dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dan mendorong mereka untuk terus berperilaku baik.

5. Catatan Positif kepada Orang Tua

Guru bisa mengirimkan catatan atau pesan positif kepada orang tua siswa ketika siswa menunjukkan perilaku yang baik. Orang tua yang menerima kabar baik tentang anak mereka akan merasa senang dan bangga, dan hal ini dapat memperkuat perilaku positif siswa di rumah. Misalnya, “Hari ini, anak Anda menunjukkan sikap yang sangat baik di kelas dengan membantu temannya menyelesaikan tugas.”

Tantangan dan Solusi dalam Penerapan Penguatan Positif

Meskipun penguatan positif memiliki banyak manfaat, penerapannya tidak selalu mudah dan tanpa tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan umum yang mungkin dihadapi oleh guru dan solusi untuk mengatasinya:

1. Konsistensi dalam Memberikan Penguatan Positif

Salah satu tantangan utama adalah konsistensi dalam memberikan penguatan positif. Guru harus berkomitmen untuk terus memberikan apresiasi terhadap perilaku baik secara konsisten. Solusinya adalah dengan membuat sistem atau jadwal penguatan positif yang jelas dan mudah diikuti. Guru bisa membuat daftar perilaku yang ingin diperkuat dan memastikan untuk memberikan apresiasi setiap kali perilaku tersebut muncul.

2. Menghindari Ketidakadilan atau Ketidakseimbangan

Tantangan lainnya adalah menghindari kesan ketidakadilan atau ketidakseimbangan dalam memberikan penguatan positif. Semua siswa harus memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan apresiasi. Solusinya adalah dengan memperhatikan setiap siswa secara individu dan memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan penguatan positif sesuai dengan perilaku baik yang mereka tunjukkan.

3. Menjaga Keaslian Penguatan Positif

Penguatan positif harus diberikan secara tulus dan autentik. Jika siswa merasa bahwa pujian atau penghargaan diberikan secara berlebihan atau tidak tulus, efektivitasnya bisa berkurang. Solusinya adalah dengan memberikan penguatan positif yang spesifik dan relevan dengan perilaku yang ditunjukkan. Misalnya, daripada hanya mengatakan “Bagus,” guru bisa mengatakan “Bagus sekali, kamu sangat teliti dalam menyelesaikan tugas matematika ini.”

4. Menyeimbangkan Penguatan Positif dengan Penguatan Lainnya

Meskipun penguatan positif sangat efektif, penting juga untuk menyeimbangkannya dengan bentuk penguatan lainnya. Penguatan negatif atau hukuman yang konstruktif mungkin diperlukan dalam situasi tertentu untuk menghentikan perilaku yang sangat tidak diinginkan. Solusinya adalah dengan menggunakan pendekatan yang seimbang, di mana penguatan positif digunakan untuk mendorong perilaku baik dan penguatan negatif digunakan dengan bijaksana ketika diperlukan.

Penguatan positif adalah metode yang sangat efektif untuk mendisiplinkan anak di kelas. Dengan memberikan pengakuan atau apresiasi terhadap perilaku positif, guru dapat memperkuat perilaku baik dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung serta kondusif. Meskipun penerapannya mungkin memiliki tantangan, dengan konsistensi, keadilan, dan keaslian, penguatan positif dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap perilaku dan perkembangan siswa.

Melalui penguatan positif, guru tidak hanya membantu siswa untuk berperilaku baik tetapi juga membangun karakter positif yang akan bermanfaat bagi mereka sepanjang hidup. Oleh karena itu, penting bagi setiap guru untuk memahami dan menerapkan teknik penguatan positif di dalam kelas sebagai bagian dari strategi pengelolaan kelas yang efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun