Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Terjerat Pinjol: Antara Harapan dan Kenyataan PPPK 2024

14 Mei 2024   13:15 Diperbarui: 14 Mei 2024   13:49 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu tantangan terbesar dalam distribusi guru adalah infrastruktur yang kurang memadai di daerah terpencil. 

Banyak guru yang enggan ditempatkan di daerah terpencil karena fasilitas yang minim, seperti akses transportasi yang sulit, ketersediaan listrik yang tidak stabil, dan kurangnya fasilitas kesehatan. 

Pemerintah perlu memperbaiki infrastruktur di daerah-daerah ini untuk menarik minat guru agar bersedia mengajar di sana.

Selain itu, pemerintah juga perlu mengatasi masalah administrasi yang sering kali menjadi kendala dalam pengangkatan guru PPPK. 

Proses birokrasi yang berbelit-belit dan kurang transparan sering kali membuat banyak guru merasa putus asa. Digitalisasi proses administrasi dan pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaannya bisa menjadi solusi untuk masalah ini.

Masa Depan Pendidikan Indonesia

Masa depan pendidikan Indonesia sangat bergantung pada kesejahteraan dan kualitas guru. Pemerintah, pemangku kepentingan, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung bagi para guru. 

Hanya dengan guru yang sejahtera dan kompeten, kita bisa berharap pendidikan Indonesia akan mencapai standar yang tinggi dan mampu bersaing secara global.

Rekrutmen guru PPPK 2024 adalah langkah awal yang baik, namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Dari peningkatan gaji dan jaminan kesehatan hingga distribusi yang merata dan peningkatan infrastruktur, semua aspek ini perlu diperhatikan untuk menciptakan sistem pendidikan yang berkelanjutan dan inklusif.

Komitmen dan kerja sama dari semua pihak adalah kunci untuk mewujudkan cita-cita ini. Dengan sinergi yang baik, kita bisa berharap Indonesia akan memiliki sistem pendidikan yang kuat dan mampu menghasilkan generasi penerus yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan global di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun