Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Tragedi Maut di Study Tour SMK Lingga Kencana Depok, Inilah yang Bisa Kita Pelajari

12 Mei 2024   20:22 Diperbarui: 12 Mei 2024   20:22 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari Sabtu (11/5/2024), sebuah insiden tragis mengguncang Indonesia ketika bus yang membawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok terlibat dalam kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat. 

Kecelakaan tersebut menelan korban jiwa sebanyak 11 orang dan melukai belasan lainnya. Peristiwa ini tidak hanya menyisakan kesedihan mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menyentak dunia pendidikan Indonesia.

Fakta dan Data Kecelakaan

- Bus Trans Putera Fajar bernopol AD 7524 OG yang membawa siswa-siswa SMK Lingga Kencana Depok terguling di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat, pada Sabtu (11/5/2024) sekitar pukul 18.45 WIB.

- Kecelakaan melibatkan lima kendaraan, termasuk bus Trans Putera Fajar, mobil Daihatsu Feroza D 1455 VCD, dan tiga sepeda motor.

- Dari korban jiwa, 8 di antaranya adalah siswa, 2 guru, dan 1 kerabat.

- Puluhan korban luka dilarikan ke RSUD Ciereng Subang, Puskesmas Palasari, dan RS Hamori.

- Penyebab pasti kecelakaan ini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian.

Kecelakaan ini menyulut debat publik tentang perlunya kembali mengevaluasi pendekatan terhadap kegiatan study tour. Beberapa analisis yang muncul:

- Kebutuhan akan Peninjauan Ulang Budaya Study Tour

Pernyataan dari Ubaid Mattoib, Ketua Komisi X DPR RI, menyoroti kekhawatiran bahwa beberapa study tour sekolah mungkin hanya merupakan alasan untuk berlibur. Hal ini menegaskan perlunya kembali meninjau esensi dari kegiatan ini agar tidak mengorbankan keselamatan.

- Keselamatan sebagai Prioritas Utama

 Terlepas dari tujuan edukatifnya, kegiatan sekolah seperti study tour harus menempatkan keselamatan sebagai prioritas utama. Kurangnya pengawasan dan pemilihan moda transportasi yang kurang aman dapat membahayakan peserta.

- Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran

Penting untuk memastikan bahwa dana yang dialokasikan untuk study tour digunakan secara transparan dan efisien. Kurangnya transparansi dapat membuka celah bagi penyalahgunaan dana atau praktik korupsi.

Peristiwa tragis di SMK Lingga Kencana Depok menegaskan perlunya perubahan dalam pendekatan terhadap kegiatan study tour. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan keamanan dan manfaat dari kegiatan ini:

- Perkuat Regulasi dan Pengawasan

 Dinas Pendidikan perlu memperkuat regulasi terkait penyelenggaraan study tour, termasuk pengawasan terhadap aspek keselamatan dan transparansi anggaran.

- Evaluasi Program

Sekolah-sekolah harus secara rutin mengevaluasi program study tour mereka, memastikan bahwa tujuan edukatif tetap menjadi fokus utama dan bahwa keselamatan peserta dijamin.

- Libatkan Orang Tua

Orang tua harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan terkait study tour, termasuk dalam peninjauan tujuan, keamanan, dan alokasi anggaran.

- Alternatif Kegiatan

Sekolah-sekolah juga perlu mempertimbangkan alternatif kegiatan edukatif yang lebih aman dan bermanfaat, yang mungkin tidak melibatkan risiko transportasi jauh seperti study tour.

Tragedi di SMK Lingga Kencana Depok adalah momentum bagi pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk bersatu dalam membangun pendekatan yang lebih aman dan bermakna terhadap kegiatan study tour. Dengan keselamatan sebagai prioritas utama, kita dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih berharga bagi generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun