Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Tragedi Gamer Muda "Fat Cat", Inilah 5 Hal yang Bisa Kita Pelajari!

9 Mei 2024   20:28 Diperbarui: 9 Mei 2024   20:37 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gamer sedang bermain game/FB Isur Suryati 

Tragedi "Fat Cat" adalah kisah yang menyentuh hati tentang seorang gamer muda bernama Pang Mao, yang dikenal dengan nama panggung "Fat Cat". 

Meskipun sukses dalam karir gaming dan menghasilkan pendapatan besar, di balik kesuksesannya terdapat luka yang dalam akibat perceraian orang tuanya. Fat Cat memilih untuk menjauh dari keluarganya dan hidup secara mandiri.

Pada bulan April 2024, Fat Cat ditemukan meninggal bunuh diri setelah melompat dari sebuah jembatan di Chongqing. 

Diketahui bahwa putus cinta dari kekasihnya diduga menjadi penyebab utama dari tindakan tragis tersebut. Sebelum mengakhiri hidupnya, Fat Cat melakukan live streaming dan mengungkapkan rasa sakit hati serta kekecewaannya.

Fat Cat berusia 21 tahun pada saat kematiannya dan dikenal sebagai seorang gamer yang sukses secara finansial. Namun, depresi yang dideritanya akibat putus cinta menjadi faktor utama dalam tindakan bunuh dirinya. Mantan kekasihnya mendapat kecaman dari netizen atas perilakunya yang konon telah memicu depresi yang mendalam pada Fat Cat.

Kasus ini menciptakan diskusi luas tentang kesehatan mental dan hubungan yang toxic dalam komunitas gaming. Kematian Fat Cat kemungkinan merupakan titik puncak dari depresi yang telah lama ia alami, dengan faktor-faktor seperti putus cinta, kurangnya dukungan sosial, dan kemungkinan manipulasi emosional oleh mantan kekasihnya menjadi pendorong utama.

Tragedi Fat Cat merupakan peringatan yang menyedihkan tentang pentingnya kesehatan mental, membangun hubungan yang sehat, dan mencari bantuan profesional ketika diperlukan. Kesadaran akan depresi dan risiko bunuh diri perlu ditingkatkan, terutama di kalangan para gamer yang rentan terhadap tekanan mental.

Kesehatan Mental dan Gamer

Bermain game berlebihan dapat merugikan kesehatan mental para gamer. Kurangnya tidur, olahraga, dan pola makan tidak seimbang meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. 

WHO telah mengakui gangguan bermain game sebagai masalah kesehatan mental. Tekanan sosial dari kompetisi yang ketat dan bullying online dapat memicu stres dan rasa tidak berharga. 

Gamer sering merasa tertekan untuk memenuhi harapan tinggi dari komunitas, seperti mencapai prestasi tertentu. 

Akibatnya, mereka mungkin mengalami isolasi sosial dan kesulitan dalam mengelola tanggung jawab hidup. Ketergantungan emosional pada game juga merupakan masalah serius. Keseluruhan, bermain game secara berlebihan dapat menghambat kesehatan mental dan keterampilan hidup gamer.

Putus Cinta dan Dampaknya

Putus cinta adalah pengalaman yang sulit bagi siapa saja, termasuk gamer. Rasa kehilangan, kesedihan, dan marah dapat membebani mental dan emosional. Bagi gamer yang sudah memiliki kecenderungan depresi, putusan cinta dapat menjadi pukulan telak yang mendorong mereka ke jurang bunuh diri.

Manipulasi Emosional dalam Hubungan

Kasus Fat Cat memicu spekulasi tentang manipulasi emosional oleh sang mantan kekasih. Manipulasi emosional adalah bentuk pelecehan psikologis yang bertujuan untuk mengendalikan dan memanfaatkan orang lain. Perilaku manipulatif dapat membuat korban merasa terisolasi, diintimidasi, dan dikontrol, sehingga memperburuk kondisi mental mereka.

Mencegah Tragedi Terulang

Mencegah tragedi serupa terulang membutuhkan upaya kolektif dari berbagai pihak, termasuk komunitas gamer, platform game, dan profesional kesehatan mental. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

1. Meningkatkan Kesadaran tentang Kesehatan Mental

- Edukasi tentang kesehatan mental perlu digalakkan dalam komunitas gamer. Informasi tentang depresi, kecemasan, dan tanda-tanda peringatan bunuh diri harus mudah diakses.

- Platform game dapat menyediakan fitur bantuan kesehatan mental, seperti akses ke konselor online atau grup dukungan.

2. Mempromosikan Hubungan yang Sehat

- Edukasi tentang hubungan yang sehat dan bagaimana membangun komunikasi yang baik perlu diberikan kepada para gamer.

- Platform game dapat menerapkan kebijakan yang melarang bullying online dan komentar negatif.


3. Mencari Bantuan Profesional

- Bagi gamer yang mengalami depresi, kecemasan, atau masalah kesehatan mental lainnya, penting untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau psikiater.

- Platform game dapat menyediakan informasi tentang layanan kesehatan mental yang tersedia di wilayah mereka.

Kisah tragis Fat Cat adalah pengingat pahit tentang pentingnya kesehatan mental dan hubungan yang sehat dalam komunitas gamer. Dengan meningkatkan kesadaran, edukasi, dan akses ke bantuan profesional, kita dapat mencegah tragedi serupa terulang dan membangun komunitas game yang lebih sehat dan suportif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun