Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Contoh Isian Refleksi Tindak Lanjut Format D di Pengelolaan Kinerja PMM

1 Mei 2024   13:34 Diperbarui: 1 Mei 2024   13:36 27840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.Pri/Tangkapan layar dashboard PMM

Artikel ini berisi soal dan contoh jawaban isian refleksi tindak lanjut format D pengelolaan kinerja di PMM. 

Saya sengaja share agar kita bisa berbagi inspirasi dan membuka ruang diskusi. Sebagai seorang pendidik yang peduli terhadap pembentukan lingkungan belajar yang positif dan inklusif, saya telah mengambil langkah-langkah untuk menjalankan prinsip-prinsip Disiplin Positif di ruang kelas saya. 

Artikel ini bertujuan untuk merenungkan perjalanan saya dalam menerapkan Disiplin Positif, menguraikan inspirasi yang telah saya peroleh, perubahan yang telah saya lakukan dalam praktik pengajaran, serta tantangan yang dihadapi selama proses tersebut.

Refleksi atas Implementasi Disiplin Positif

Sebagai guru yang berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif, saya menyadari bahwa menerapkan Disiplin Positif bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan semangat untuk meningkatkan interaksi dengan siswa dan menciptakan iklim yang kondusif bagi pembelajaran, saya memilih untuk menghadapi tantangan ini dengan tekad dan komitmen.

1. Inspirasi Baru dari Upaya Tindak Lanjut

Langkah pertama dalam perjalanan saya adalah mendapatkan inspirasi dari berbagai sumber. Melalui pelatihan Disiplin Positif dan diskusi dengan rekan sejawat, saya mulai melihat pentingnya kolaborasi dalam merancang strategi pengajaran yang efektif. Berbagi pengalaman dan ide dengan rekan guru memberikan wawasan baru dan perspektif yang beragam, memperkaya praktik pengajaran saya secara keseluruhan.

Selain itu, prinsip-prinsip dasar Disiplin Positif, seperti fokus pada solusi dan membantu siswa untuk mengembangkan tanggung jawab pribadi, memberikan landasan yang kuat bagi perubahan praktik saya. Saya terinspirasi untuk membangun hubungan yang positif dengan siswa, memberikan mereka dukungan untuk tumbuh dan belajar melalui pengalaman mereka sendiri.

2. Perubahan Praktik di Ruang Kelas

Dengan inspirasi yang saya terima, saya mulai menerapkan perubahan konkret dalam praktik pengajaran saya:

a. Penerapan Kesepakatan Kelas yang Lebih Terstruktur

Saya menyadari pentingnya melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembuatan kesepakatan kelas. Dengan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam merumuskan aturan dan konsekuensi, saya menciptakan rasa kepemilikan yang lebih besar di antara siswa, yang pada gilirannya meningkatkan tanggung jawab pribadi mereka terhadap perilaku mereka.

b. Strategi Restitusi

Salah satu aspek utama dari Disiplin Positif adalah memberikan siswa kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka. Saya mulai menerapkan strategi restitusi di kelas, di mana siswa yang melanggar aturan diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka melalui tindakan yang konstruktif. Hal ini membantu mereka untuk merasakan dampak dari perilaku mereka dan mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka.

c. Kolaborasi dengan Rekan Guru

Saya meningkatkan kerjasama dengan rekan guru, baik dalam hal berbagi pengalaman maupun mendiskusikan strategi pembelajaran yang efektif. Melalui diskusi terbuka dan refleksi bersama, kami dapat mengidentifikasi area di mana kita dapat saling mendukung dan memperkuat praktik pengajaran kami.

3. Tantangan Terberat dalam Perubahan

Meskipun inspiratif, proses penerapan Disiplin Positif tidaklah tanpa tantangan:

1. Memastikan Partisipasi Siswa

Salah satu tantangan terbesar yang saya hadapi adalah menjaga agar semua siswa tetap terlibat dalam proses pembuatan kesepakatan kelas. Memastikan bahwa setiap siswa merasa didengar dan diberi kontribusi dalam pembuatan aturan kelas membutuhkan waktu dan upaya yang signifikan.

2. Waktu untuk Perhatian Individual

Memberikan perhatian individual kepada setiap siswa, terutama dalam konteks restitusi, bisa menjadi tantangan dalam jadwal kelas yang padat. Saya harus mencari waktu yang tepat untuk berinteraksi secara individual dengan siswa tanpa mengganggu aliran pembelajaran.

3. Kolaborasi yang Efektif

Meskipun saya menghargai nilai kolaborasi dengan rekan guru, menemukan waktu yang cocok untuk berdiskusi dan berbagi ide bisa menjadi tantangan. Koordinasi jadwal yang efektif dan penggunaan alat komunikasi yang tepat dapat membantu mengatasi hambatan ini.

4. Rencana Mengatasi Tantangan

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, saya telah merancang rencana tindak lanjut yang mencakup langkah-langkah berikut:

a. Melibatkan Siswa Aktif

Saya akan terus menciptakan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembuatan aturan kelas, baik melalui diskusi kelompok maupun survei tertulis. Ini akan membantu memastikan bahwa kesepakatan yang disepakati mencerminkan kebutuhan dan nilai-nilai mereka.

b. Sesi Individual

Saya akan menjadwalkan waktu khusus di luar jam pelajaran untuk berinteraksi secara individual dengan siswa yang memerlukan perhatian tambahan. Ini dapat berupa sesi konseling singkat atau pertemuan dengan orang tua untuk mengatasi masalah perilaku yang mungkin muncul.

c. Pemanfaatan Teknologi

Saya akan menggunakan platform komunikasi daring untuk memfasilitasi kolaborasi dengan rekan guru. Dengan menggunakan alat seperti grup diskusi atau kalender berbagi, kami dapat dengan mudah berbagi saran dan strategi tanpa harus bertemu secara langsung.

Implementasi Disiplin Positif merupakan perjalanan yang menantang namun bermakna bagi saya sebagai seorang pendidik. Dengan refleksi yang terus-menerus dan komitmen untuk terus belajar, saya yakin bahwa saya dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan inklusif bagi semua siswa saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun