a. Penerapan Kesepakatan Kelas yang Lebih Terstruktur
Saya menyadari pentingnya melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembuatan kesepakatan kelas. Dengan memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam merumuskan aturan dan konsekuensi, saya menciptakan rasa kepemilikan yang lebih besar di antara siswa, yang pada gilirannya meningkatkan tanggung jawab pribadi mereka terhadap perilaku mereka.
b. Strategi Restitusi
Salah satu aspek utama dari Disiplin Positif adalah memberikan siswa kesempatan untuk belajar dari kesalahan mereka. Saya mulai menerapkan strategi restitusi di kelas, di mana siswa yang melanggar aturan diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka melalui tindakan yang konstruktif. Hal ini membantu mereka untuk merasakan dampak dari perilaku mereka dan mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka.
c. Kolaborasi dengan Rekan Guru
Saya meningkatkan kerjasama dengan rekan guru, baik dalam hal berbagi pengalaman maupun mendiskusikan strategi pembelajaran yang efektif. Melalui diskusi terbuka dan refleksi bersama, kami dapat mengidentifikasi area di mana kita dapat saling mendukung dan memperkuat praktik pengajaran kami.
3. Tantangan Terberat dalam Perubahan
Meskipun inspiratif, proses penerapan Disiplin Positif tidaklah tanpa tantangan:
1. Memastikan Partisipasi Siswa
Salah satu tantangan terbesar yang saya hadapi adalah menjaga agar semua siswa tetap terlibat dalam proses pembuatan kesepakatan kelas. Memastikan bahwa setiap siswa merasa didengar dan diberi kontribusi dalam pembuatan aturan kelas membutuhkan waktu dan upaya yang signifikan.
2. Waktu untuk Perhatian Individual