Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bagaimana Seharusnya Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid?

6 April 2024   04:06 Diperbarui: 6 April 2024   05:47 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Praktik pembelajaran yang berpihak pada murid merupakan aspek integral dalam sistem pendidikan yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap siswa dapat mencapai potensi maksimalnya. 

Landasan filosofis pendidikan Indonesia, terutama yang diletakkan oleh Ki Hadjar Dewantara, menekankan pentingnya menghargai individualitas dan keunikan setiap murid dalam proses pembelajaran.

Ciri-ciri Pembelajaran yang Berpihak pada Murid

Pembelajaran yang berpihak pada murid memiliki beberapa ciri khas, antara lain:

1. Fokus pada kebutuhan dan gaya belajar murid, mengakui bahwa setiap murid memiliki cara belajar yang berbeda-beda.

2. Tujuan pembelajaran yang jelas dan dipahami murid, sehingga siswa memiliki pemahaman yang mendalam tentang apa yang mereka pelajari dan mengapa itu penting.

3. Pembelajaran yang aktif dan melibatkan murid, memungkinkan siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.

4. Penilaian yang berkelanjutan dan formatif, memberikan umpan balik yang konstruktif dan membantu siswa untuk terus meningkat.

Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid

A. Diferensiasi Pembelajaran

Diferensiasi pembelajaran memungkinkan guru untuk menyesuaikan metode dan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan individual setiap siswa. Ini dapat dilakukan melalui:

1. Diferensiasi konten (materi), dengan menyediakan beragam sumber belajar dan materi yang sesuai dengan tingkat pemahaman dan minat siswa.

2. Diferensiasi proses, dengan memberikan pilihan aktivitas atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing siswa.

3. Diferensiasi produk, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman mereka melalui berbagai jenis tugas atau proyek.

B. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif

Penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan merangsang perkembangan setiap siswa, dengan:

1. Peran guru sebagai fasilitator, membimbing siswa dalam mengeksplorasi dan memahami materi pembelajaran secara mandiri.

2. Pembelajaran yang kolaboratif, memungkinkan siswa untuk belajar dari dan dengan satu sama lain melalui diskusi, proyek kelompok, dan kegiatan kooperatif lainnya.

3. Penghargaan terhadap kreativitas dan inovasi murid, memberikan ruang bagi ekspresi dan pengembangan bakat serta minat individu siswa.

Dampak Pembelajaran yang Berpihak pada Murid

Pembelajaran yang berpihak pada murid memiliki dampak yang signifikan, termasuk:

1. Peningkatan motivasi dan minat belajar murid, karena siswa merasa diakui dan didukung dalam proses pembelajaran mereka.

2. Perkembangan kompetensi dan karakter murid yang optimal, dengan memberikan kesempatan bagi setiap siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi mereka.

3. Suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna, menciptakan pengalaman belajar yang memuaskan dan membangun kepercayaan diri siswa.

Pentingnya perubahan paradigma pembelajaran menuju pendekatan yang berpihak pada murid tidak dapat dipandang remeh. 

Guru memiliki peran yang krusial dalam mewujudkan pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan individual siswa dan memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan untuk berkembang secara optimal.

Contoh Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid

Beberapa contoh praktik pembelajaran yang berpihak pada murid meliputi:

1. Pemberian pilihan dalam tugas atau proyek untuk memungkinkan siswa mengekspresikan minat dan kekuatan mereka.

2. Penggunaan teknologi pendidikan untuk menyediakan aksesibilitas yang lebih besar terhadap materi pembelajaran dan memfasilitasi pembelajaran diferensial.

3. Penggunaan metode pengajaran aktif seperti pembelajaran berbasis proyek atau pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan mempromosikan pemecahan masalah serta keterampilan berpikir kritis.

Dengan menerapkan praktik-praktik ini secara konsisten, pendidik dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung dan merangsang, di mana setiap siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun