Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Forum Diskusi Modul 1.1 - Jawaban Pertanyaan Pemantik

19 Maret 2024   16:38 Diperbarui: 19 Maret 2024   16:40 3617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Pribadi/FB Isur Suryati 

Pendidikan merupakan fondasi yang kuat dalam pembentukan karakter individu dan masyarakat. 

Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, penting bagi para calon guru untuk memahami dan menggali pemikiran tokoh-tokoh pendidikan yang telah memberikan sumbangsih besar bagi dunia pendidikan. 

Salah satu tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara.

Pada forum diskusi modul 1.1 yang diselenggarakan untuk para Calon Guru Penggerak (CGP), peserta diajak untuk merenungkan dan mendiskusikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam konteks pendidikan yang berhamba pada anak. 

Forum ini bertujuan untuk memberikan perspektif reflektif kritis tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara serta mendorong penerapan pemikiran tersebut dalam praktik pendidikan. Tujuan pembelajaran forum diskusi ini meliputi:

1. Memahami Pemikiran Ki Hadjar Dewantara:

Peserta diharapkan dapat memahami konsep "Pendidikan yang berhamba pada anak" yang menjadi landasan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam pendidikan.

2. Menerapkan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam Konteks Sosial Budaya:

Peserta diundang untuk mempertimbangkan relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks sosial budaya di daerah masing-masing dan merumuskan strategi untuk mewujudkan pendidikan yang relevan dengan budaya lokal.

3. Menyadari Pentingnya Memperhatikan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman dalam Pendidikan:

Peserta diharapkan memahami pentingnya mempertimbangkan kebutuhan dasar anak (kodrat alam) dan mengikuti perkembangan zaman (kodrat zaman) dalam merancang program pendidikan yang holistik dan relevan.

4. Menginternalisasi Konsep "Pendidikan yang Berhamba pada Anak" dalam Peran Sebagai Pendidik:

Peserta diharapkan dapat menginternalisasi konsep "Pendidikan yang berhamba pada anak" dalam peran mereka sebagai pendidik, dengan fokus pada penempatan anak sebagai subjek utama, perhatian terhadap kesejahteraan anak, dan pembangunan kemandirian serta kreativitas anak.

Dengan demikian, forum diskusi ini tidak hanya bertujuan untuk mendiskusikan pemikiran Ki Hadjar Dewantara, tetapi juga untuk menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan aplikatif bagi para peserta dalam merancang pendidikan yang berfokus pada kebutuhan dan potensi anak. 

Semoga melalui diskusi ini, para calon guru dapat menjadi agen perubahan yang mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, berdaya guna, dan berdaya ungkit bagi perkembangan anak-anak Indonesia.

Jawaban Pertanyaan Pemantik

1. Apa makna kata 'menuntun' dalam proses pendidikan anak bagi saya?

Bagi saya, makna kata 'menuntun' dalam proses pendidikan anak adalah sebagai berikut:

- Membimbing dan Mengarahkan:

 Sebagai pendidik, saya bertanggung jawab untuk membimbing dan mengarahkan anak-anak menuju pemahaman dan pengembangan diri yang lebih baik.


- Memberikan Dukungan dan Motivasi:

 Saya harus memberikan dukungan dan motivasi kepada anak-anak agar mereka merasa termotivasi untuk belajar dan mengembangkan potensi mereka.


- Menciptakan Lingkungan yang Mendukung:

Saya harus menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung bagi anak-anak agar mereka bisa berkembang secara optimal.


- Menjadi Teladan:

Sebagai pendidik, saya harus menjadi teladan yang baik dalam hal sikap, nilai, dan perilaku yang diinginkan agar anak-anak dapat meniru dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Bagaimana kata "menuntun" saya maknai dalam konteks sosial budaya di daerah saya? Apa dapat saya lakukan untuk mewujudkan pendidikan anak yang relevan dengan konteks sosial budaya di daerah saya?

Dalam konteks sosial budaya di daerah saya, kata 'menuntun' mengandung makna:

- Menanamkan Nilai-nilai Lokal:

Saya harus menanamkan nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang berlaku di daerah saya kepada anak-anak agar mereka memahami dan menghargai warisan budaya tersebut.


- Mengintegrasikan Budaya Lokal dalam Pembelajaran:

Saya harus mengintegrasikan budaya lokal dalam materi pembelajaran agar anak-anak dapat merasa terhubung dengan lingkungan dan budaya mereka.


- Berpartisipasi dalam Kegiatan Budaya:

Saya dapat terlibat dalam kegiatan budaya di daerah saya, seperti festival atau upacara adat, untuk memberikan pengalaman langsung kepada anak-anak tentang budaya lokal mereka.


- Mengajarkan Bahasa Daerah:

 Saya bisa mengajarkan anak-anak untuk menggunakan dan menghargai bahasa daerah sebagai bagian dari identitas budaya mereka.

3. Mengapa pendidikan murid (anak) perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman?

Pendidikan anak perlu mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman karena:

- Kodrat Alam:

Setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Memahami kodrat alam membantu kita untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosional, dan sosial anak dengan baik.
 
- Kodrat Zaman:

Dunia terus berubah dan berkembang, baik dari segi teknologi, budaya, maupun ekonomi. Pendidikan perlu mengikuti perkembangan zaman agar anak-anak dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan untuk menghadapi tantangan masa kini dan masa depan.

4. Apa relevansi pemikiran KHD "Pendidikan yang berhamba pada anak" dengan peran saya sebagai pendidik?

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang "Pendidikan yang berhamba pada anak" sangat relevan dengan peran saya sebagai pendidik karena:

- Menempatkan Anak sebagai Subyek:

 Saya harus melihat setiap anak sebagai individu yang unik dengan potensi dan kebutuhan masing-masing, dan membangun pendidikan berdasarkan pemahaman tersebut.
 
- Memperhatikan Kesejahteraan Anak:

 Saya harus memastikan bahwa pendidikan yang saya berikan tidak hanya berfokus pada pencapaian akademis, tetapi juga memperhatikan kesejahteraan fisik, emosional, dan sosial anak.
 
- Mendorong Kemandirian dan Kreativitas:

Saya harus memberikan ruang bagi anak-anak untuk berkembang secara mandiri dan kreatif, serta membantu mereka menemukan dan mengembangkan minat dan bakat mereka.

Dengan memahami dan menerapkan konsep "Pendidikan yang berhamba pada anak" dalam praktik pendidikan saya, saya dapat menjadi pendidik yang lebih efektif dan berdampak positif bagi perkembangan anak-anak yang saya ajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun