Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Contoh Umpan Balik Aksi Nyata sebagai Syarat Lulus Validasi Program Pelatihan Mandiri di PMM

4 Maret 2024   07:51 Diperbarui: 4 Maret 2024   08:09 6191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Umpan balik dari objek aksi nyata adalah elemen krusial dalam menilai dan memvalidasi Aksi Nyata dalam program pelatihan mandiri di platform Merdeka Mengajar. 

Dalam menyusun proses validasi, umpan balik dari peserta didik atau objek aksi nyata memiliki nilai strategis karena memberikan perspektif langsung dan kontekstual terhadap keberhasilan dan dampak suatu aksi nyata. 

Berbeda dengan umpan balik yang diberikan oleh sesama guru pengguna platform, umpan balik dari objek aksi nyata mencakup tanggapan dan refleksi langsung dari peserta didik yang terlibat dalam suatu kegiatan atau materi pembelajaran. 

Dengan melibatkan mereka secara aktif dalam memberikan umpan balik, proses validasi menjadi lebih holistik, akurat, dan relevan dengan konteks pengalaman belajar masing-masing peserta didik.

Pentingnya Umpan Balik dari Objek Aksi Nyata:


1. Perspektif Langsung dari Peserta Didik:

Umpan balik dari objek aksi nyata, khususnya peserta didik, memberikan perspektif langsung dari orang yang mengalami dan terlibat dalam suatu kegiatan atau materi pembelajaran. Ini memberikan gambaran yang lebih akurat dan mendalam tentang efektivitas aksi nyata dalam mencapai tujuan pembelajaran.


2. Menilai Dampak Secara Nyata:

Objek aksi nyata dapat memberikan informasi konkret tentang dampak kegiatan atau materi pembelajaran terhadap pemahaman dan keterampilan mereka. Dengan demikian, umpan balik ini membantu dalam menilai sejauh mana suatu program atau kegiatan telah berhasil mencapai tujuannya.


3. Mendorong Tanggapan Terbuka dan Jujur:

Peserta didik memiliki kecenderungan memberikan tanggapan yang lebih terbuka dan jujur karena mereka berbicara dari pengalaman pribadi mereka sendiri. Hal ini dapat membantu dalam mengidentifikasi potensi perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.


4. Menyempurnakan Desain Program:

Dengan umpan balik yang kaya dari peserta didik, penyelenggara program dapat menyempurnakan desain program dan materi pembelajaran agar lebih sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi peserta didik.


Contoh Format Umpan Balik yang Dapat Digunakan:


1. Formulir yang Diisi Peserta Didik:
Format formulir dapat berisi pertanyaan terstruktur yang meminta tanggapan tertulis dari peserta didik. Contoh pertanyaan dapat mencakup aspek-aspek seperti pemahaman materi, keterlibatan peserta, dan manfaat yang diperoleh.

2. Rekap Jawaban Murid:
Metode rekap jawaban murid dari Perpustakaan Belajar PMM dapat digunakan untuk meminta umpan balik dan refleksi langsung dari peserta didik. Contoh rekap jawaban dapat berupa ringkasan tanggapan peserta didik terhadap suatu kegiatan atau materi pembelajaran.

3. Tangkapan Layar:
Penggunaan tangkapan layar juga merupakan metode efektif untuk mendokumentasikan umpan balik dari objek aksi nyata. Pastikan tangkapan layar tersebut jelas dan mudah dipahami, serta mencakup informasi yang relevan terkait dengan kegiatan atau materi yang dinilai.

Tips Penting dalam Memberikan Umpan Balik:


1. Jelaskan dengan Jelas Tujuan dan Manfaat Umpan Balik:
Sampaikan dengan jelas kepada objek aksi nyata tentang tujuan dan manfaat proses umpan balik. Berikan pemahaman yang komprehensif tentang bagaimana umpan balik yang mereka berikan akan digunakan untuk meningkatkan program dan memberikan dampak positif pada pengalaman belajar mereka.

2. Berikan Instruksi yang Mudah Dipahami dan Spesifik:
Pastikan instruksi mengenai cara memberikan umpan balik mudah dipahami dan spesifik. Hindari ketidakjelasan yang dapat menghambat peserta didik dalam memberikan tanggapan yang relevan dan bermanfaat.
Gunakan Format yang Sederhana namun Informatif:

3. Pilih format yang sederhana namun mampu menyampaikan informasi secara informatif. Jangan membuat formulir atau panduan umpan balik terlalu rumit, sehingga peserta didik dapat dengan mudah mengisi dan memahaminya.


4. Berikan Contoh Umpan Balik yang Baik:
Sertakan contoh umpan balik yang baik sebagai panduan bagi objek aksi nyata dalam memberikan tanggapan yang bermutu. Ini dapat membantu mereka memahami jenis umpan balik yang diharapkan dan memberikan inspirasi untuk menyusun tanggapan mereka.


Dampak Umpan Balik pada Validasi Aksi Nyata:


1. Memahami Kecemerlangan dan Tantangan:


Umpan balik dari objek aksi nyata membantu dalam memahami sejauh mana aksi nyata mencapai kecemerlangan dan mengidentifikasi potensi tantangan yang perlu diatasi.
Perbaikan Berkelanjutan:

Dengan memperoleh umpan balik secara berkala, penyelenggara program dapat melakukan perbaikan berkelanjutan terhadap program atau kegiatan yang mereka tawarkan. Ini menciptakan siklus pembelajaran yang terus-menerus dan adaptasi program berdasarkan pengalaman nyata.


2. Menyesuaikan Desain Pembelajaran:

Umpan balik membantu dalam menyesuaikan desain pembelajaran agar lebih sesuai dengan preferensi dan kebutuhan peserta didik. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang lebih responsif dan efektif.


3. Mengukur Dampak Terhadap Peserta Didik:

Dengan memahami umpan balik dari peserta didik, penyelenggara program dapat mengukur dampak yang sebenarnya terhadap pengalaman belajar mereka. Ini menjadi indikator utama kesuksesan program dan keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.


4. Kaitkan dengan Profil Pelajar Pancasila:


Profil Pelajar Pancasila menekankan nilai-nilai seperti beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Dengan membangun lingkungan belajar yang mencerminkan karakteristik di atas, guru atau penyelenggara program dapat membantu siswa mengembangkan sikap-sikap tersebut seiring dengan profil pelajar Pancasila.

a. Gotong Royong dan Kolaborasi:

Melalui umpan balik yang mendorong kolaborasi dan gotong royong, siswa dapat mengamalkan nilai-nilai kebinekaan global dan gotong royong. Ini tercermin dalam kemampuan mereka untuk bekerja sama dan berkontribusi dalam kelompok.


b. Mandiri dan Bernalar Kritis:

Melalui umpan balik yang memberikan tanggapan terhadap kemampuan mandiri dan bernalar kritis siswa, guru dapat membantu mereka untuk menjadi individu yang mandiri dan mampu berpikir kritis. Ini sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang menekankan pada kemandirian dan kemampuan berpikir kritis.

c. Kreativitas:

Dengan memberikan ruang bagi kreativitas dan pemikiran kritis dalam pembelajaran, siswa dapat melatih kemampuan bernalar kritis dan kreatifitas mereka sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yang dijunjung tinggi.

Umpan balik dari objek aksi nyata memiliki peran krusial dalam meningkatkan kualitas dan validitas suatu program pelatihan mandiri. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam memberikan umpan balik tidak hanya menciptakan kesan holistic dalam evaluasi suatu aksi nyata, tetapi juga memberikan dampak positif pada pengalaman belajar mereka. 

Proses validasi yang melibatkan umpan balik dari objek aksi nyata bukan hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan sarana untuk memperbaiki, meningkatkan, dan menyempurnakan program agar sesuai dengan kebutuhan dan harapan peserta didik.

Implementasi Umpan Balik dalam Validasi Aksi Nyata:


Dalam mengimplementasikan umpan balik dari objek aksi nyata, perlu adanya langkah-langkah konkret yang dapat memastikan pengumpulan dan analisis umpan balik berjalan efektif. Berikut adalah contoh implementasi umpan balik dalam validasi aksi nyata:

1. Pendefinisian Tujuan Umpan Balik:
Jelaskan dengan jelas kepada peserta didik tujuan dari proses umpan balik. Yakinkan mereka bahwa partisipasi mereka dalam memberikan umpan balik memiliki dampak langsung pada pengembangan program.
2. Pemilihan Metode Umpan Balik:
Pilih metode umpan balik yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan konteks program. Misalnya, formulir, rekap jawaban, atau tangkapan layar dapat dipilih berdasarkan preferensi dan kemampuan peserta didik.
3. Penyampaian Instruksi dengan Jelas:
Sediakan instruksi yang mudah dipahami dan jelas tentang cara memberikan umpan balik. Pastikan peserta didik memahami pentingnya kontribusi mereka dalam meningkatkan kualitas program.
4. Monitoring dan Evaluasi Umpan Balik:
Lakukan monitoring secara berkala terhadap proses umpan balik. Pastikan peserta didik mendapatkan dukungan yang cukup dan pertanyaan atau kendala mereka diatasi dengan cepat.
5. Analisis dan Tindak Lanjut:
Analisis umpan balik secara mendalam dan identifikasi temuan yang dapat menjadi dasar untuk tindakan perbaikan. Pastikan tindak lanjut dilakukan secara efektif untuk meningkatkan program.
6. Pelibatan Peserta Didik dalam Perbaikan:
Melibatkan peserta didik dalam proses perbaikan. Jelaskan bagaimana umpan balik mereka diimplementasikan dan bagaimana hal itu memberikan dampak positif pada pengalaman belajar mereka.


Dampak Positif pada Pengalaman Belajar:
Peningkatan Motivasi dan Keterlibatan:

Peserta didik yang merasa bahwa pendapat dan pengalaman mereka dihargai melalui umpan balik akan lebih termotivasi dan terlibat secara aktif dalam program pembelajaran.
Pembelajaran yang Lebih Personal dan Relevan:

Dengan memahami kebutuhan dan harapan peserta didik melalui umpan balik, program dapat disesuaikan untuk menjadi lebih personal dan relevan dengan konteks belajar mereka.
Pengembangan Keterampilan Kritis:

Proses memberikan umpan balik juga merupakan bagian dari pengembangan keterampilan kritis peserta didik. Mereka belajar untuk memberikan tanggapan yang konstruktif dan berpikir secara analitis terhadap pengalaman belajar mereka.
Pemberdayaan Peserta Didik:

Umpan balik memberdayakan peserta didik untuk mengambil peran aktif dalam perbaikan dan pengembangan program. Ini menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis dan inklusif.
Meningkatkan Hubungan Antar Peserta Didik dan Pengajar:

Melalui proses umpan balik, terjalin hubungan yang lebih kuat antara peserta didik dan pengajar. Ini menciptakan lingkungan belajar yang saling percaya dan kolaboratif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun