Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Koneksi antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Pembelajaran

13 Februari 2024   20:04 Diperbarui: 13 Februari 2024   20:22 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Pembelajaran menjembatani dua elemen penting: kepemimpinan dan kebajikan. Artikel ini adalah catatan tugas saya, menggali bagaimana nilai-nilai kebajikan, seperti integritas, tanggung jawab, dan empati, menjadi landasan bagi saya sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan yang tepat.

Tujuan Pembelajaran Khusus:

Pada akhir pembelajaran, CGP diharapkan mampu membuat kesimpulan secara sintesis dari seluruh materi yang diperoleh dengan menggunakan berbagai cara dan media. 

Selain itu, mereka juga diharapkan dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengekstraksi makna dari pengalaman belajar, melakukan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui, dan mengaplikasikan pemahaman baru tersebut untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukan.

Kegiatan Pemantik:

Silakan pahami dan artikan makna dari kutipan berikut:

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik."
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). Bob Talbert


1. Dari kutipan tersebut, hubungkan dengan proses pembelajaran yang tengah Anda pelajari sekarang. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan dapat memengaruhi lingkungan sekitar kita? 

Jawaban:

Kutipan "Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik" oleh Bob Talbert menekankan pentingnya memberikan anak-anak lebih dari sekadar keterampilan dasar seperti menghitung. 

Ini mencerminkan kebutuhan untuk mengajarkan nilai dan prinsip yang membimbing pengambilan keputusan. Terhubung dengan proses pembelajaran saat ini, di mana nilai dan prinsip dapat mempengaruhi lingkungan sekitar, pemahaman nilai-nilai universal seperti keadilan, tanggung jawab, kejujuran, integritas, belas kasih, komitmen, kepercayaan, kesabaran, dan lainnya menjadi krusial.

2. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, bagaimana Anda dapat memberikan kontribusi pada pengambilan keputusan murid dalam proses pembelajaran?

Jawaban:

Sebagai pemimpin pembelajaran, kontribusi pada pengambilan keputusan murid dapat dilakukan melalui beberapa cara, seperti mendorong kemandirian belajar. 

Memberikan kesempatan kepada murid untuk membuat keputusan terkait pembelajaran, seperti memilih pendekatan atau metode, dapat membantu mereka mengembangkan kemandirian. 

Selain itu, mengajarkan nilai-nilai kebajikan seperti keadilan dan kejujuran dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran untuk membimbing murid dalam pengambilan keputusan. Menciptakan lingkungan mendukung dan memberikan dukungan emosional juga berperan penting, membantu murid merasa percaya diri dalam mengambil keputusan. 

Pendekatan ini memberikan kontribusi positif pada pengambilan keputusan murid, memengaruhi hasil belajar dan perkembangan pribadi mereka.

3. Apakah, menurut Anda, makna kutipan ini berkaitan dengan pengalaman pembelajaran yang telah Anda alami dalam modul ini? Sampaikan pendapat Anda dengan penjelasan.

Sebagai pemimpin pembelajaran, Saya dapat berperan aktif dalam membimbing pengambilan keputusan murid melalui berbagai cara, Berikut beberapa kontribusi yang dapat diberikan:

Mendorong Kemandirian Belajar: Memberikan kesempatan kepada murid untuk memutuskan pendekatan, sumber daya, atau metode pembelajaran melalui tugas atau proyek dapat membantu mereka mengembangkan kemandirian dalam pengambilan keputusan.

Mengajarkan Nilai-Nilai Kebajikan: Integrasi nilai-nilai kebajikan seperti keadilan dan kejujuran dalam pembelajaran dapat membimbing murid dalam memahami pengaruh nilai-nilai tersebut pada pengambilan keputusan mereka.

Memberikan Dukungan Emosional: Menciptakan lingkungan mendukung di mana murid merasa nyaman berbagi pemikiran dan perasaan terkait pengambilan keputusan. Dukungan emosional dapat meningkatkan rasa percaya diri murid dalam mengambil keputusan.

Rangkuman Koneksi antar Materi Modul 3.1

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?


Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka memiliki signifikansi dalam konteks pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Ki Hajar Dewantara, sebagai pelopor pendidikan Indonesia, mengusung filosofi Pratap Triloka dengan semboyan "ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani." Filosofi ini menitikberatkan pada kepemimpinan bijaksana, pembelajaran yang memerdekakan, dan pengambilan keputusan yang pro-murid.
Dalam konteks kepemimpinan pendidikan, filosofi ini menjadi panduan bagi pemimpin dalam membuat keputusan yang memerdekakan, bijaksana, dan mengutamakan kepentingan murid. Prinsip "ing ngarso sung tuladha" mengajarkan memberikan teladan positif, "ing madya mangun karsa" mendorong semangat dan kreativitas, dan "tut wuri handayani" menekankan bimbingan bijaksana.
Filosofi ini membentuk dasar bagi pemimpin pembelajaran untuk mengambil keputusan yang efektif, melibatkan teladan positif, semangat kreatif, dan bimbingan bijaksana, aspek-aspek penting dalam pengambilan keputusan pendidikan.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Jawaban:

Prinsip-prinsip yang membimbing pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang terinternalisasi dalam diri seseorang. 

Nilai-nilai tersebut, yang menjadi panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, berperan penting dalam membantu seseorang mengambil keputusan yang tepat, menyelesaikan masalah, dan mencapai tujuan hidupnya. 

Selain itu, nilai dan prinsip ini memberikan arahan yang jelas, memastikan seseorang memiliki standar yang tegas dalam mengambil keputusan, dan tidak tergantung pada respons orang lain. Dengan demikian, nilai-nilai yang dianut seseorang memainkan peran sentral dalam membentuk prinsip-prinsip yang mereka anut dan cara mereka mengambil keputusan dalam rutinitas kehidupan.


3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?

Jawaban:

Pengambilan keputusan memiliki keterkaitan yang erat dengan kegiatan coaching dalam konteks pembelajaran. Prinsip-prinsip yang menjadi panduan dalam pengambilan keputusan, seperti keberanian, kejujuran, atau empati, dapat terpengaruh oleh coaching untuk membantu seseorang membuat keputusan yang lebih baik. 

Coaching juga berperan dalam membantu individu memahami nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari pengambilan keputusan, sekaligus mengembangkan keterampilan dalam menganalisis informasi dan merumuskan alternatif keputusan. 

Dengan demikian, coaching memiliki peran kunci dalam membentuk landasan nilai dan prinsip seseorang, serta mendukung proses pengambilan keputusan yang efektif dan bertanggung jawab.


4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Jawaban:

Kemampuan seorang guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya memiliki dampak besar pada pengambilan keputusan, terutama dalam menangani dilema etika. 

Guru yang memiliki kesadaran penuh terhadap dimensi sosial emosionalnya dapat memandu siswa dalam memahami nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan langkah-langkah pengambilan keputusan yang didasarkan pada etika dan nilai kebajikan. 

Mereka juga dapat menjadi contoh bagi siswa dalam membuat keputusan yang bijaksana, bertanggung jawab, dan berlandaskan pada prinsip-prinsip etika dan kebajikan. 

Dengan demikian, kesadaran sosial emosional guru memegang peran kunci dalam membentuk kemampuan siswa menghadapi dilema etika dan mengambil keputusan yang sesuai.


5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Jawaban:

Pembahasan studi kasus yang menitikberatkan pada masalah moral atau etika kembali pada nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik. Kesadaran penuh terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip etika memungkinkan pendidik membimbing siswa dalam memahami dan menguji nilai-nilai serta prinsip-prinsip yang menjadi dasar pengambilan keputusan berbasis etika dan kebajikan.

Nilai-nilai ini menjadi landasan untuk pengambilan keputusan yang bijak, bertanggung jawab, dan didasarkan pada prinsip-prinsip etika dan kebajikan. Dalam pembahasan studi kasus, pendidik dapat membantu siswa memahami nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mendasari pengambilan keputusan, serta mengembangkan keterampilan dalam menganalisis informasi dan merumuskan alternatif keputusan.


6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Jawaban:

Pengambilan keputusan yang tepat memiliki dampak positif, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, aman, dan nyaman. Ini terkait dengan proses pengambilan keputusan yang didasarkan pada prinsip-prinsip etika, kebajikan, dan tanggung jawab. 

Dalam konteks pendidikan, pengambilan keputusan yang memihak pada murid, mengikuti prinsip-prinsip etika, dan mempertimbangkan kepentingan semua pihak, akan menghasilkan lingkungan belajar yang positif dan kondusif. 

Oleh karena itu, pengambilan keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab akan membentuk lingkungan belajar yang mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh.


7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Jawaban:

Tantangan dalam menghadapi kasus dilema etika di lingkungan pengambilan keputusan merupakan aspek yang kompleks. Perubahan paradigma dan budaya sekolah yang sudah berakar dalam sistem selama puluhan tahun menjadi hambatan utama. 

Tantangan melibatkan kebutuhan untuk mengatasi sistem yang mendorong pengambilan keputusan tergesa-gesa, kurangnya komitmen bersama dalam partisipasi keputusan, kesulitan menyatukan pandangan beragam, dan faktor lainnya. 

Perubahan paradigma di lingkungan juga dapat berdampak pada pengambilan keputusan terkait dilema etika. Oleh karena itu, kesadaran bersama dan komitmen diperlukan untuk mengatasi tantangan ini, sambil mengembangkan keterampilan analisis dan formulasi keputusan yang berdasarkan prinsip-prinsip etika dan kebajikan.


8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? 

Jawaban:

Pengambilan keputusan yang tepat dalam konteks pengajaran mampu memerdekakan murid-murid dan membentuk lingkungan belajar yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. 

Guru, dalam proses pengambilan keputusan, perlu memprioritaskan kepentingan siswa dan mendukung pengembangan bakat serta minat yang dimiliki siswa. 

Keputusan yang berpihak pada murid, didasarkan pada prinsip-prinsip etika dan kebajikan, memiliki dampak signifikan terhadap pembentukan karakter siswa dan memengaruhi perjalanan hidup mereka di masa depan.

9. Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Jawaban:

Pendekatan pembelajaran berdiferensiasi adalah solusi untuk memutuskan pembelajaran yang tepat sesuai potensi murid. Memberikan keleluasaan pada siswa, pendekatan ini menyesuaikan materi, proses, dan produk pembelajaran dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar masing-masing siswa. 

Fokusnya bukan hanya pada produk, melainkan juga pada proses dan konten, bermanfaat bagi semua siswa, termasuk anak berkebutuhan khusus. Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan siswa dengan menyesuaikan pendekatan ini. Pentingnya melibatkan orang tua, memberikan pemahaman pada siswa bahwa setiap orang dapat berkembang, serta melakukan tes minat dan bakat, dapat memperkaya pendekatan ini.


10. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Jawaban:

Pengambilan keputusan oleh pemimpin pembelajaran berdampak signifikan pada kehidupan dan masa depan murid. Keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid menciptakan lingkungan belajar yang mendukung kreativitas dan tanggung jawab. 

Pemimpin pembelajaran bertujuan menjadikan siswa generasi yang dapat diandalkan, memprioritaskan kepentingan siswa melalui pengambilan keputusan yang mempertimbangkan nilai dan langkah-langkah pengambilan keputusan.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Jawaban:

Pemahaman saya tentang konsep-konsep yang telah dipelajari di modul ini cukup baik. Dilema etika dan bujukan moral adalah dua konsep yang berbeda namun seringkali membingungkan.

Hal yang menurut saya di luar dugaan adalah pentingnya peran nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan. Saya menyadari bahwa nilai-nilai kebajikan seperti keadilan, kebaikan, dan otonomi sangat penting dalam membentuk karakter dan moral seseorang, termasuk dalam pengambilan keputusan. 

Selain itu, saya juga menyadari bahwa pengambilan keputusan yang tepat dapat mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid-murid kita, sehingga sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus mempertimbangkan kepentingan siswa dalam setiap keputusan yang diambil.


12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Jawaban:

Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah menghadapi beberapa kasus dilema etika, seperti: perundungan, menyontek, karyawisata, nilai kurang, dan lain-lain. 

Setelah mempelajari modul, saya mampu membedakan dilema etika dan bujukan moral, serta mengaplikasikan paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengambilan keputusan dengan lebih baik. 

Modul ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan meningkatkan keterampilan dalam menghadapi situasi dilema etika dan bujukan moral. Oleh karena itu, modul ini memberikan tambahan wawasan dan keterampilan yang berguna bagi guru dalam mengambil keputusan yang lebih baik dalam situasi dilema moral.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Jawaban: 

Memahami konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin pembelajaran memiliki dampak signifikan pada pendekatan keputusan yang saya ambil. Sebelumnya, keputusan mungkin diambil berdasarkan pertimbangan individual atau aturan yang ada. 

Setelah mempelajari modul ini, Saya cenderung mengambil keputusan dengan memprioritaskan nilai-nilai kebajikan seperti keadilan, kebaikan, dan otonomi. Fokus pada aspek sosial emosional dan penerapan langkah-langkah pengambilan keputusan yang sistematis dan etis juga menjadi perhatian utama. 

Hasilnya, saya dapat membuat keputusan yang bijak, bertanggung jawab, dan berpihak pada kepentingan siswa, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi perkembangan siswa secara menyeluruh.


14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Jawaban:

Mempelajari modul ini memiliki dampak besar bagi saya sebagai individu dan pemimpin, terutama dalam peran sebagai pemimpin pembelajaran. 

Sebagai individu, pemahaman konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan membantu saya mengembangkan keterampilan keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai pemimpin, modul ini sangat penting karena dilema etika sering terjadi dalam pendidikan. 

Memahami konsep ini memungkinkan saya membuat keputusan yang bijaksana dan adil tanpa merugikan orang lain. Modul ini mengubah cara saya mengambil keputusan, lebih memperhatikan nilai-nilai kebajikan, aspek sosial emosional, dan menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan yang etis dalam konteks kepemimpinan dan pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun