Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyusun Laporan Best Practice: Menghapal Aksara Sunda Kaganga dengan Metode Kartu

5 Februari 2024   18:41 Diperbarui: 5 Februari 2024   18:53 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/id-id/foto/duduk-sekolah-siswa-keamanan-8423358/


Kegiatan Inti (35 menit):

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil.
Guru membagikan kartu-kartu aksara Sunda Kaganga kepada setiap kelompok.
Guru mengajak kelompok-kelompok bermain tebak kata menggunakan kartu.
Guru dapat memvariasikan permainan, seperti kuis, domino, atau bingo.
Guru dapat memberikan lembar kerja untuk melatih hafalan siswa.


Penutup (5 menit):

Guru meninjau kembali materi yang telah dipelajari.
Guru menyimpulkan manfaat metode kartu dalam menghafal aksara Sunda Kaganga.
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling aktif dan kreatif dalam bermain.


Penilaian:

Observasi keaktifan dan partisipasi siswa selama pembelajaran.
Hasil lembar kerja (opsional).

Metode kartu merupakan metode yang efektif untuk membantu siswa menghapal aksara Sunda Kaganga. Kelebihan-kelebihan yang dimiliki metode kartu, seperti media pembelajaran yang menarik, metode pembelajaran yang aktif, dan pembelajaran yang berulang, membuat metode ini lebih mudah diterima dan dipahami oleh siswa.

Penerapan metode kartu di sekolah-sekolah dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Sunda. Selain itu, metode ini juga dapat membantu dalam melestarikan aksara Sunda Kaganga sebagai warisan budaya yang berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun