Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Eksplorasi Konsep Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin Pembelajaran

2 Februari 2024   11:00 Diperbarui: 2 Februari 2024   11:20 87200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Eksplorasi Konsep Modul 3.1, kita memahami esensi kebijaksanaan dalam menghadapi dilema etika sebagai pemimpin pembelajaran. 

Langkah pertama mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan membuka cakrawala untuk pengambilan keputusan yang bijak. Modul ini menggali prinsip-prinsip mendalam, mengajarkan integritas, rasa keadilan, dan perhatian pada nilai-nilai universal sebagai pondasi kuat pemimpin pembelajaran.

2.1 Sekolah sebagai Institusi Moral


Kegiatan Pemantik

Di era abad ke-21 yang semakin demografis beragam, pendidik dihadapkan pada tanggung jawab yang lebih besar untuk mengembangkan, membina, dan memimpin sekolah yang toleran dan demokratis. 

Kutipan dari Shapiro dan Stefkovich (2016) menegaskan bahwa melalui pembelajaran etika, pemimpin pendidikan masa depan akan lebih siap mengenali, merenungkan, dan menghargai keberagaman. 

Sebagai seorang Calon Guru Penggerak, Anda diminta untuk merenungkan peran kritis Anda dalam membentuk karakter siswa dalam konteks sekolah sebagai 'institusi moral'. 

Memahami dan menerapkan etika dalam pengajaran menjadi semakin penting dalam menghadapi kompleksitas dan keragaman dunia modern.

Jawaban saya:

Pendidik di abad ke-21, seperti yang dikemukakan oleh Shapiro dan Stefkovich (2016), tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga memainkan peran kunci dalam mengembangkan lingkungan belajar inklusif. Sebagai Guru Penggerak, saya bertugas sebagai fasilitator pembelajaran, pemimpin pembelajaran, dan agen perubahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun