Mohon tunggu...
Isur Suryati
Isur Suryati Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah mental healing terbaik

Mengajar di SMPN 1 Sumedang, tertarik dengan dunia kepenulisan. Ibu dari tiga anak. Menerbitkan kumpulan cerita pendek berbahasa Sunda berjudul 'Mushap Beureum Ati' (Mushap Merah Hati) pada tahun 2021. Selalu bahagia, bugar dan berkelimpahan rejeki. Itulah motto rasa syukur saya setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jangan Galau Hasil Refleksi Kompetensi di PMM Rendah, Berikut Hal Penting yang Perlu Diketahui!

19 Januari 2024   08:29 Diperbarui: 21 Januari 2024   06:46 3126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pexels.com

Dalam keheningan ruang guru, seorang guru yang penuh dedikasi duduk di depan layar, memandangi hasil refleksi kompetensi yang baru saja diisi di platform Merdeka Mengajar. 

Ekspresi wajahnya mencerminkan kombinasi antara kekecewaan dan kegalauan. Detik-detik tersebut menjadi momen yang menghantui, karena nilai yang tertulis tidak sesuai dengan jenjang jabatannya.

Matanya melayang, merenungi setiap pertanyaan yang dipilihnya dengan hati-hati. Kepahitan menyelinap di benaknya, menciptakan tembok antara pencapaian dan ekspektasi diri. 

Guru tersebut, yang selalu bersemangat memberikan yang terbaik bagi peserta didiknya, kini dihadapkan pada hasil refleksi yang tidak sesuai harapannya.

Dalam keheningan yang dipenuhi galau, guru itu merenung, menelaah setiap pilihan jawaban dan refleksi yang telah diungkapkannya. 

Di hatinya, pertanyaan-pertanyaan muncul seperti arus deras. "Apakah saya sudah memberikan yang terbaik? Apakah peserta didik saya merasakan dampak positif dari pengajaran saya? Apa yang kurang dari pendekatan pembelajaran saya?"

Namun, di tengah kepahitan itu, tumbuh keinginan untuk memahami dan berkembang. Guru tersebut menyadari bahwa refleksi kompetensi bukan sekadar penilaian, melainkan pandangan jujur dan transparan tentang dirinya sendiri. 

Langkah-langkah yang diambil saat itu menjadi batu loncatan menuju perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.

Sejenak, guru itu meresapi galau tersebut, namun tak lama kemudian, ia mengambil nafas dalam-dalam. Mata yang sempat berkaca-kaca kini bersinar dengan tekad baru. 

Keputusan untuk menghadapi tantangan dan melihatnya sebagai peluang menjadi semakin nyata. Guru itu menyadari bahwa refleksi kompetensi, bagaimanapun hasilnya, adalah langkah awal menuju pertumbuhan dan peningkatan yang lebih besar.

Oleh karena itu, dalam langkah-langkah berikutnya, guru tersebut tidak hanya mencoba memahami setiap nilai dan umpan balik, tetapi juga merancang strategi perbaikan. 

Dengan kegigihan dan semangat pembelajaran yang tak pernah pudar, guru tersebut melangkah maju, mengejar pemahaman yang lebih dalam, dan berkomitmen untuk menjadi pendidik yang lebih baik setiap harinya.

Hasil Refleksi bukan Penentu Kenaikan Pangkat

Hasil refleksi kompetensi bukanlah penentu langsung untuk kenaikan pangkat, namun membawa manfaat besar bagi pengembangan diri pendidik. 

Di dunia pendidikan, refleksi kompetensi adalah sebuah alat yang kuat untuk membantu pendidik mengembangkan diri mereka secara profesional. Namun, perlu dicatat bahwa hasil dari refleksi ini tidak akan langsung mempengaruhi kenaikan pangkat, jenjang karier, atau nilai Rapor Pendidikan. 

Berikut beberapa hal penting yang perlu diketahui terkait hasil refleksi kompetensi:

Tidak Mempengaruhi Kenaikan Pangkat

Dampak dari hasil refleksi kompetensi tidak langsung memengaruhi kenaikan pangkat, jenjang karier, atau penilaian Rapor Pendidikan. 

Sebaliknya, refleksi ini lebih difokuskan pada pengembangan diri. Refleksi Kompetensi merupakan suatu bentuk pengenalan diri dalam bentuk asesmen, bertujuan untuk merefleksikan dan mengukur kompetensi seorang pendidik sebagai alat ukur kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya saat ini. 

Hasil dari refleksi kompetensi dapat digunakan sebagai bahan refleksi dan memberikan Rekomendasi Belajar yang telah disusun berdasarkan level kompetensi yang dimiliki. 

Oleh karena itu, hasil refleksi kompetensi yang rendah tidak perlu menjadi hambatan, melainkan dapat dijadikan sebagai titik awal untuk pengembangan diri yang lebih baik. 

Meskipun Refleksi Kompetensi bersifat opsional, sangat disarankan untuk dilakukan karena dapat membantu mengenali diri sebagai pendidik, sehingga kemampuan dan kompetensi dasar dapat ditingkatkan.

Tidak Perlu Khawatir

Jangan cemas jika hasil refleksi kompetensi menunjukkan prestasi yang rendah. Sebenarnya, refleksi ini merupakan pintu gerbang menuju perencanaan pengembangan diri melalui Rekomendasi Belajar. 

Setelah menjalani refleksi diri, kita akan mengetahui kompetensi mana yang sudah baik dan perlu dipertahankan, serta kompetensi mana yang perlu ditingkatkan. 

Ada lima langkah mudah untuk menemukan prioritas belajar melalui menu refleksi kompetensi di platform Merdeka Mengajar. Pertama, akses platform Merdeka Mengajar dan pilih menu refleksi kompetensi. Selanjutnya, jawab pertanyaan dengan jujur dan sebaik mungkin. 

Setelah itu, hasil refleksi kompetensi akan memberikan analisis kompetensi Anda. Dari sini, Anda dapat mengidentifikasi kompetensi yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan. 

Hasil refleksi ini memberikan rekomendasi belajar yang dapat digunakan sebagai panduan perencanaan pengembangan diri ke depan. Oleh karena itu, hasil refleksi kompetensi yang kurang optimal seharusnya menjadi pemicu untuk melakukan perbaikan dan pengembangan diri ke arah yang lebih baik.

Perencanaan Pengembangan Diri

Hasil refleksi kompetensi memberikan landasan yang kuat untuk perencanaan pengembangan diri pendidik. Rekomendasi Belajar yang disusun berdasarkan level kompetensi menjadi panduan strategis untuk meningkatkan kualifikasi pendidik. 

Refleksi Kompetensi, sebagai bentuk pengenalan diri dan asesmen, bertujuan untuk merefleksikan dan mengukur kompetensi pendidik, membentuk dasar perencanaan pengembangan diri dengan dampak langsung pada pembelajaran berpusat pada peserta didik.

Penting untuk dicatat bahwa Refleksi Kompetensi berbeda dengan Uji Kompetensi Guru (UKG), karena dirancang khusus untuk membantu pendidik mengenali diri sebagai pendidik, meningkatkan kompetensi, dan mengembangkan potensi sesuai dengan model kompetensi Kemendikbudristek (Perdirjen GTK/2626/2023).

Hasil refleksi kompetensi yang mencerminkan prestasi yang kurang optimal seharusnya dijadikan motivasi untuk melakukan perbaikan dan pengembangan diri. 

Rekomendasi Belajar, berdasarkan level kompetensi, menjadi pedoman untuk merinci langkah-langkah peningkatan. Melalui lima langkah sederhana pada platform Merdeka Mengajar, pendidik dapat menemukan prioritas belajar, memetakan langkah-langkah perbaikan, dan mengembangkan potensi sebagai pendidik yang lebih berkualitas. 

Tahap Refleksi Kompetensi pada platform ini melibatkan akses, pengecekan data diri, pengisian refleksi, dan penerimaan rekomendasi belajar, yang kesemuanya dapat diakses melalui aplikasi Merdeka Mengajar atau situs webnya.

Meningkatkan Kompetensi

Refleksi kompetensi membuka peluang untuk mengukur kompetensi diri dan mencapai tingkat kompetensi yang lebih baik di masa depan.

Mengukur Kompetensi dalam Lima Dimensi

Refleksi Kompetensi berperan sebagai evaluasi diri yang bertujuan untuk merefleksikan dan mengukur kemampuan pendidik, menjadi dasar perencanaan pengembangan diri yang berpengaruh pada pembelajaran berpusat pada peserta didik. 

Lima dimensi utama yang diukur dalam Refleksi Kompetensi mencakup Penguasaan Materi, Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik, Pengelolaan Kelas, Penilaian, serta Komunikasi dan Kolaborasi.

Setiap dimensi memiliki indikator kompetensi yang menjadi tolak ukur kemampuan pendidik, termasuk kemampuan mengelola pembelajaran, penguasaan materi, manajemen kelas, penilaian yang akurat, dan kemampuan berkomunikasi serta berkolaborasi.

Hasil refleksi kompetensi menjadi dasar untuk perencanaan pengembangan diri, dengan Rekomendasi Belajar yang disusun berdasarkan level kompetensi, membantu pendidik merancang langkah-langkah perbaikan.

Meskipun hasil refleksi kompetensi menunjukkan tingkat yang rendah, seharusnya menjadi pemicu motivasi untuk peningkatan dan pengembangan diri di masa mendatang. 

Melalui akses ke halaman Refleksi Kompetensi melalui aplikasi Merdeka Mengajar atau situs webnya, pendidik dapat mengisi refleksi dan menerima Rekomendasi Belajar sebagai panduan perencanaan pengembangan diri ke depan. 

Dengan demikian, Refleksi Kompetensi menjadi instrumen krusial bagi pendidik dalam mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dengan menjalani refleksi kompetensi, pendidik memasuki perjalanan untuk mengukur, meningkatkan, dan mengembangkan potensi mereka sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun