Tugas Ruang Kolaborasi Modul 2.3
Silahkan kirim tautan hasil rekaman kelompok Anda pada pembelajaran Ruang Kolaborasi disini!
Hasil rekaman diunggah ke youtube akun Anda dengan setting unlisted dan diberi nama: Nama Lengkap-CGP Angkatan - Sekolah Asal. Contoh: Shirley Puspitawati-CGP Angkatan 1-SMA Asih.
Tujuan
Coaching antara rekan sejawat guru bertujuan memperbaiki kinerja mengajar, menghadapi perubahan pembelajaran. Dengan bantuan coach, guru dapat mengidentifikasi area perbaikan, memperkuat budaya kolaborasi di sekolah, dan mengembangkan keterampilan pengajaran serta kepemimpinan. Proses coaching juga memungkinkan pertukaran pengalaman untuk pembelajaran kolaboratif yang positif.
Alur TIRTA
T (Tujuan):
Tanyakan tujuan perencanaan: apa yang ingin dicapai dengan program pengembangan/kegiatan
 I (Identifikasi) & R (Rencana):
Tentukan ukuran keberhasilan program pengembangan/kegiatan
Identifikasi hal-hal yang harus disiapkan/dikembangkan
Identifikasi hal-hal yang sudah ada yang bisa membantu keberhasilan
Identifikasi dukungan yang diperlukan
TA (Tanggung Jawab):
Sepakati kapan akan melakukan sesi untuk refleksi/kalibrasi
Kriteria Penilaian dengan poin sempurna
1. Mendengar aktif
bebas dari judgement, asumsi, dan asosiasi, serta dapat menangkap emosi coachee selalu mengajukan pertanyaan terbuka dan berasal dari mendengarkan
2. Mengajukan pertanyaan berbobot
selalu mengajukan pertanyaan terbuka dan berasal dari mendengarkan
3. Memberdayakan Coachee
membantu membuat rencana aksi spesifik, mendorong ide dari coachee, pada saat diminta saran berbagi pengalaman
5 Hal Penting dalam Coaching Sesama Guru:
Bangun kemitraan dengan coachee, saling percaya dan mendukung.
Gunakan bahasa yang santai
Tetapkan jadwal coaching teratur untuk melatih kedisiplinan.
Ciptakan tempat coaching yang nyaman.
Samakan posisi dengan memperhatikan kata kunci dalam pembicaraan.
Manfaatkan coaching untuk mengatasi tantangan, mengidentifikasi perbaikan, dan memperkuat budaya kolaborasi di sekolah.
Praktik Coaching
Peningkatan Pembelajaran Berdiferensiasi: Menggali Solusi Bersama Ibu Hepidiyah
Coach: Â Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Coachee: Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Coach: Selamat siang, Ibu Hepidiyah.Â
Coachee: Selamat siang, Bu Isur.Â
Coach : Bagaimana kabarnya hari ini?
Coachee: Alhamdulillah, baik dan sehat, Bu.
Coach: Nah, ini katanya Ibu mau ngobrol nih, mau menyampaikan sesuatu. Silakan Ibu untuk menyampaikan sesuatunya, itu tentang apa, Bu?
Tujuan
Coachee: Oh ya, terima kasih, Bu. Begini, Bu Isur, sebenarnya setelah kita belajar dari beberapa materi, terutama yang kemarin kita baru saja pelajari, yaitu terkait dengan pembelajaran berdiferensiasi, saya mencoba melakukan variasi yang berbeda-beda. Kemarin, saya mencoba di kelas 8B melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi, tapi hasilnya pemahaman siswa masih kurang. Selain itu, saya juga merasa seperti sedang berjuang sendirian. Karena, guru-guru satu mapel saya belum tertarik untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Coach: Topik yang sangat menarik nih, Bu Hepi. Kita memiliki waktu antara 15-20 menit untuk mendiskusikannya. Nah, apa yang ibu ingin capai dari diskusi kita kali ini?
Coachee: Saya ingin mendapatkan solusi, tentang bagaimana caranya supaya bisa meningkatkan pemahaman siswa terkait dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan dengan berdiferensiasi atau pembelajaran yang berpihak pada siswa, kemudian saya juga ingin agar partisipasi siswa meningkat, dan kedua rekan saya sesama mapel Matematika mau berkolaborasi dengan saya untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas.
Identifikasi dan Rencana
Coach: Oh begitu, ya Bu. Hebat sekali Bu Hepi ini, sudah mulai menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan berbagai variasi berbeda. Tapi, ibu merasa hasilnya pemahaman siswa belum optimal, ya. Nah, kemudian ini, Bu, apa yang menjadi permasalahan Ibu dalam pembelajaran itu sebetulnya?
Coachee: Jadi, mungkin ada tiga hal, terkait dengan pemahaman materi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Bagaimana cara meningkatkan pemahaman dan partisipasi siswa dalam pembelajaran? dan bagaimana caranya agar rekan mapel saya mau berkolaborasi dan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Coach: Wah, menarik sekali obrolan kita kali ini. Jadi, Bu Hepi memiliki tiga hal yang menjadi kendala dalam menerapkan pembelajaran diferensiasi, terkait pemahaman materi, partisipasi siswa, dan kolaborasi rekan mapel ya. Kalau boleh tahu, Bu, apa sih yang ingin dicapai oleh Ibu di pembelajaran berdiferensiasi ini?
Coachee: Sebenarnya, Saya ingin ketika pembelajaran berdiferensiasi itu, sesudah saya melakukan pengamatan, kuesioner, dan wawancara terkait kesiapan belajar siswa dan gaya belajar siswa. Setelah itu, dituangkan dalam rencana pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan siswa. Kemudian siswa berpartisipasi secara aktif dan materi pelajaran pun dapat dipahami oleh mereka. Kemudian pembelajaran berdiferensiasi dilakukan secara berkesinambungan dari kelas 7, 8, dan 9.
Coach: Alhamdulillah, Bu. Saya salut dan mengapresiasi sekali, apa-apa yang sudah ibu lakukan. Nah, kalau saya boleh tahu, Â langkah atau strategi apa yang sudah Ibu lakukan supaya kualitas pembelajaran berdiferensiasinya semakin bagus dan dapat diterapkan di semua tingkatan?
Coachee : Saya sudah mengelompokkan siswa berdasarkan gaya belajar mereka. Kemudian saya juga membuat LKPD berdasarkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Selain itu, saya juga sudah mendiskusikan hal ini di MGMP mapel tingkat sekolah.
Coach: Wah, mantap sekali langkah yang sudah ibu lakukan. Alhamdulillah, ya Bu. Kalau tidak keberatan, apakah ibu pernah mendapat dukungan atau motivasi untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini. Lalu, dukungan seperti apa yang sudah ibu dapatkan untuk lebih menambah semangat dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi ini?
Coachee : Alhamdulillah, saya sudah berkonsultasi dengan bapak kepala sekolah, rekan satu mapel, dan beberapa teman sejawat.
Coach : Bagus, Bu. Ibu sudah melangkah mendekati sempurna. Terkait dengan dukungan, Bagaimana kolaborasi ibu dengan rekan-rekan guru, Bu, supaya pembelajaran berdiferensiasi ini bisa berjalan dengan baik?
Coach : Kami mengalami sedikit kendala, Bu. Karena jika yang diajak kolaborasi tidak optimal, kami mencoba mengajak rekan yang mengajar kelas 7 untuk bergabung dalam pembelajaran berdiferensiasi. Kami berharap ada kesinambungan dari kelas 7 ke kelas 8 dan 9, dan anak-anak lebih senang mengikuti pembelajaran.
Coach: Terkait dengan langkah ibu dalam berkolaborasi dengan rekan yang mengajar di kelas 7, 8, dan 9. Harapan Ibu ke depannya seperti apa?
Coach: Saya berharap bisa terus berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Semoga dengan waktu, pemahaman yang saya sampaikan kepada rekan dan peserta didik semakin meningkat, sehingga mereka lebih senang mengikuti pembelajaran yang saya rancang.
Coach : Antara grade 1 - 10 kira-kira ada di grade berapa rekan sejawat ibu ini, dan bisa dinaikkan sampai grade berapa?
Coachee : Mungkin grade 5 ya, karena ada beberapa guru yang sudah senior, sepertinya mereka memiliki kendala dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Mengingat pembelajaran ini membutuhkan banyak persiapan dan IT. Tapi, saya yakin untuk keseluruhan bisa ditingkatkan sampai level 7. Karena, meskipun sudah senior, kalau persiapan bisa di-handle oleh guru yang masih muda, dalam segi aplikasi di kelas, mereka oke-oke saja, bahkan jagonya.
Tanggungjawab
Coach: Wah, menarik nih analisis bu Hepi terkait grade guru-guru di sekolah ibu. Apakah ada hal yang akan ibu lakukan dalam waktu dekat untuk memperkuat kolaborasi ibu dengan rekan satu mapel?
Coachee : Rencananya, setelah pekan Assesment akhir ini, ada waktu seminggu, sambil remedial dan mengolah nilai, saya akan berdiskusi dengan rekan sejawat membiacarakan tentang pembelajaran berdiferensiasi.
Coach: Alhamdulillah, Bu. Saya sangat bahagia karena ibu sudah menemukan solusi untuk permasalahan yang ibu hadapi. Saya ingin bertanya, terkait siapa saja yang bertanggungjawab dan terlibat dalam acara diskusi yang akan ibu laksanakan tersebut?
Coach: Mungkin saya sebagai penanggung jawab kegiatan, karena saya yang menginisiasi terlaksananya acara tersebut. Kemudian guru Matematika kelas 7, guru matematika kelas 8, dan guru Matematika kelas 9. Guru dari mapel lain juga boleh bergabung kalau bersedia.
Coach : Bagaimana cara ibu memastikan bahwa kegiatan ini benar-benar akan terlaksana dan segala hasil diskusi yang ibu lakukan terkait pembelajaran berdiferensiasi ini akan dapat terimplementasi dengan baik di kelas?
Coachee: Saya akan mulai menghubungi guru-guru rekan satu rumpun tersebut dari sekarang, kemudian saya juga akan mencari ruangan yang nyaman, dan memastikan ada waktu yang benar-benar senggang dan lapang untuk kita mendiskusikan tentang pembelajaran berdiferensiasi ini.
Coach: Alhamdulillah, kebetulan waktu kita sudah habis nih, Bu Hepi. Saya sangat senang karena Bu Hepi bisa menemukan solusi dan langkah yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang sedang ibu hadapi. Terima kasih, ya Bu Hepi. Saya tunggu kembali diskusinya.Â
Coachee : Terima kasih juga atas waktunya, Bu. Luar biasa, Ibu. Mudah-mudahan, dengan percakapan ini, Ibu semakin senang dan sukses selalu. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Coach : Sama-sama, Bu Hepi, see you next time. Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H