Pemberian umpan balik, salah satu proses kunci dalam supervisi akademik. Umpan balik yang efektif harus netral, berbasis data kuantitatif, dan dihasilkan dari indikator pencapaian yang disepakati sebelumnya. Penting untuk menyadari bahwa setiap orang membutuhkan umpan balik untuk pengembangan diri. Pembelajaran terjadi saat kita dapat mengolah data dari sumber internal dan eksternal. Umpan balik berkesinambungan dan berbasis data memberdayakan guru/coachee, dan evaluasi diri serta analisis performa dengan standar yang berlaku menjadi kunci. Prinsip coaching tetap terjaga dengan memulai dengan memahami pandangan coachee. Costa dan Garmston (2016) menyajikan jenis umpan balik yang mendukung kemandirian dalam Cognitive Coaching.
Mari kita refleksikan bersama pengalaman Anda saat memberikan dan menerima umpan balik:
Pengalaman proses umpan balik yang bagaimana membantu pengembangan diri dan mendorong perubahan diri Anda?
Menurut Anda, bagaimana umpan balik yang disampaikan dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengembangkan dirinya secara mandiri?
Pengalaman proses umpan balik telah memajukan pengembangan diri saya dengan memberikan wawasan berharga tentang kekuatan dan kelemahan. Umpan balik yang saya terima mendorong refleksi diri, perbaikan kelemahan, dan penguatan kekuatan. Saya merasa umpan balik memberikan perspektif berbeda, membantu melihat diri lebih jelas, dan mendorong perubahan positif. Umpan balik yang jujur dan konstruktif memengaruhi kemampuan mandiri dengan informasi kinerja dan perilaku spesifik. Ini membantu pemahaman area peningkatan dan memperkuat keberhasilan. Dengan demikian, umpan balik yang baik memberikan arahan jelas, memotivasi perubahan positif, dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan.
Umpan Balik dengan Pertanyaan Reflektif
Pertanyaan reflektif memanfaatkan data dari observasi internal dan eksternal untuk mendorong kemandirian coachee. Jawaban terhadap pertanyaan reflektif membangun kesadaran, validasi evaluasi diri, pembelajaran dari umpan balik, dan penentuan capaian di masa depan. Contoh pertanyaan reflektif saat memberikan umpan balik melibatkan indikator pemahaman murid, motivasi perubahan metode pengajaran, penggunaan data umpan balik, tanggapan murid, dan refleksi terhadap capaian pembelajaran. Saat coachee melabeli atau menilai, fokus mendengarkan, karena penilaian kita tidak sebanding dengan bagaimana coachee menilai dirinya. Jika perlu memberikan penilaian, lakukan dengan hati-hati dan konfirmatif.
Umpan balik dengan data yang valid
Umpan balik dengan prinsip dan paradigma berpikir coaching bertujuan memotivasi coachee untuk identifikasi dan observasi data sendiri. Coach membantu dalam memberikan umpan balik berdasarkan data yang dibutuhkan coachee. Percakapan perencanaan observasi penting untuk mengumpulkan data relevan. Saat memberikan umpan balik, coachee menggunakan data untuk pembelajaran, analisis, dan perbaikan. Contoh data observasi mencakup frekuensi pertanyaan dan partisipasi murid. Tips pemberian umpan balik melibatkan suasana hati positif, mendengarkan pandangan coachee, dan memberikan umpan balik apresiatif untuk memaksimalkan pengembangan diri.
Mari terus menjalajahi, bertumbuh bersama, dan menjadikan setiap sesi coaching sebagai langkah menuju potensi terbaik diri kita."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H