Jawaban saya:
Sebagai seorang guru, pernah saya alami saat merasa di-label atau dinilai oleh seseorang yang saya ajak bicara. Meski awalnya terasa khawatir dan tidak nyaman, saya tetap tenang dan mendengarkan dengan baik. Setelah introspeksi diri, saya mempertimbangkan kebenaran dalam penilaian tersebut, memilih saran yang sesuai, dan merenung untuk perbaiki cara berbicara. Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya mendengarkan dengan tenang, merespons secara konstruktif, dan melakukan introspeksi untuk pertumbuhan pribadi. Meskipun tidak semua penilaian sesuai harapan, pengalaman ini membantu saya menjadi lebih baik di masa depan.
2. Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian Anda merasa/berpikir kalau orang tersebut salah mengartikan apa yang Anda sampaikan tanpa mengonfirmasinya terlebih dahulu .
a. Apa yang Anda rasakan/pikirkan pada saat mendengarkan itu?
b. Apa yang Anda lakukan setelah mendengarkannya?
Jawaban Saya:
Saat menyadari adanya potensi kesalahpahaman terhadap pesan yang disampaikan, saya merasa khawatir dan berupaya memastikan pemahaman yang benar. Saya menjelaskan kembali atau memberikan klarifikasi agar tidak ada penafsiran yang keliru. Ketika menerima penilaian atau tanggapan, saya tetap tenang dan memberikan respons dengan hati-hati, menjelaskan dengan lebih jelas untuk memastikan pemahaman yang baik. Saya berkomitmen untuk menjaga komunikasi agar berjalan lancar dan mencegah kesalahpahaman berlarut-larut. Upaya ini bertujuan untuk memastikan pesan saya dipahami dengan benar tanpa menimbulkan kebingungan.
3. Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian orang tersebut balik bercerita tentang pengalamannya/menasehati atau memberi saran berdasarkan pengalaman dia, tanpa Anda minta.
a. Apa yang Anda rasakan/pikirkan pada saat mendengarkan itu?
b. Apa yang Anda lakukan setelah mendengarkannya?
Jawaban saya:
Saya pernah mengalami situasi di mana saat berbicara dengan seseorang, orang tersebut tiba-tiba bercerita tentang pengalamannya dan memberi saran tanpa diminta. Pada saat mendengarkan itu, saya merasa dihargai karena orang tersebut berbagi pengalaman secara sukarela. Pikiran saya cenderung terbuka untuk menerima wawasan baru. Setelah mendengarkan, saya akan mengungkapkan terima kasih atas cerita dan saran yang diberikan. Saya kemudian mencoba meresapi dan mencari nilai positif yang dapat diterapkan dalam konteks pembelajaran atau pengajaran. Ini memberikan peluang untuk pertumbuhan pribadi dan profesional.
Mengajukan pertanyaan berbobot
Dalam percakapan coaching, keterampilan mengajukan pertanyaan berbobot memegang peran penting. Pertanyaan ini dirancang untuk merangsang pemikiran coachee, memunculkan pemikiran baru, dan menggali nilai serta emosinya. Ciri-ciri pertanyaan berbobot melibatkan hasil mendengarkan aktif, membantu coachee merenung, bersifat terbuka dan eksploratif, serta diajukan pada waktu yang tepat. Kiat-kiatnya melibatkan merangkum pernyataan coachee, menggunakan kata tanya terbuka, menghindari kata "mengapa," bertanya satu per satu, memberikan jeda setelah coachee berbicara, dan menggunakan nada suara positif yang memberdayakan. Pertanyaan berbobot membimbing coachee ke pemahaman mendalam, memfasilitasi refleksi, dan mendorong tindakan pengembangan diri.
Kegiatan Refleksi